Aku berjalan menuju pintu itu. Semakin dekat tekanan udaranya semakin kencang. Seolah-olah mencegahku untuk mendekat.
Kulihat sekeliling sambil melawan arus angin itu. Ada banyak sekali wajah yang ku kenal di sana. Sebagian diantaranya menunjukkan rasa jijik mereka.
"Hi bro... ." Seseorang memanggil. Aku membiarkannya. Aku tahu itu suara siapa, tapi aku tidak peduli.
"Hi bro..." Dia berkata lagi. "Aku tahu kamu mendengarku, tapi kamu memilih untuk mengabaikanku. Rasanya sungguh menyakitkan. Di sini." Dia menunjuk pada posisi jantungnya.
Aku lebih memilih tidak terlibat dengan bocah aneh. Sangat menjengkelkan sekali. Lagi pula aku bukan pengasuh anak.
"Bro, kamu mau apa sekarang." Dia berkata.
Aku tetapi tidak peduli. Bocah ini selalu saja membuat masalah dimanapun dia berada. Aku tidak ada waktu untuk itu. Tapi dia akan terus berisik jika tidak di jawab.
"Oh lihat, itu apa." Aku mencoba mengalihkan perhatiannya.
Dia terkejut dan langsung berbalik. Dan tentu saja tidak ada apa2 disana. Ketika dia berbalik kembali. Aku sudah menghilang.
Buatku bekerja dengan tenang adalah segalanya. Lebih baik tidak terlibat dengan perkara tidak penting dan menjengkelkan. Oleh karena itu aku memilih untuk menyelinap pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dungeon
AdventureMhit, seorang pemuda yang terjebak di dunia yang tidak dapat dijelaskan, bangun dalam kegelapan. Dia tidak tau harus berbuat apa selain maju menghadapi tantangan. Entah apa yang akan terjadi itu semua tidak mengganggunya. Satu hal yang pasti bahwa d...