(10) Pengakuan

2.4K 444 23
                                    

"Hoam..." Y/n meregangkan tubuh nya dan menggaruk kepalanya pelan.

Dia baru saja bangun dari tidur panjang, yah dia sendiri tidak tahu berapa lama sebenarnya dia sudah tertidur. Tapi setidaknya dia tahu jika dirinya telah tertidur cukup lama.

Y/n mengulurkan tangannya kesamping, berusaha meraih gelas yang letaknya entah dimana. Namun bukannya meraih gelas, ia malah menyenggol gelas tersebut.

Namun sebelum gelas itu jatuh, seseorang yang sebenarnya sedari awal berada disamping tempat tidur Y/n segera menangkap gelas itu.

"Siapa itu..." Y/n bertanya dengan waspada. Namun tiba-tiba dia merasakan sensasi keras dari gelas dan air yang menyentuh bibirnya.

Sepertinya orang yang berdiri disampingnya ini sedang membantu nya untuk minum. Y/n awalnya hanya diam dan menerima perlakuan itu tapi tiba-tiba dia merasa kesal.

Yah dia memang tidak bisa melihat tapi bukan berarti dia tidak bisa minum sendiri.

Dengan demikian, Y/n meraih tangan yang terjulur untuk membantunya minum itu dan meraba tangannya untuk merebut gelas itu.

"Aku bisa melakukannya sendiri," Y/n mengambil gelas dari tangan nya dan akan meminum nya ketika dia malah tanpa sengaja salah perkiraan pada letak mulutnya dan gelas hingga akhirnya air digelar itu hanya berakhir tumpah mengenai dirinya sendiri.

"Akh!"

Wajah Y/n seketika memerah, dia sebelumnya dengan sombong mengatakan jika dirinya bisa melakukan itu sendiri, tapi dia malah berakhir seperti ini.

"De-dengar! Jangan mengejekku! T-tanganku terge-"

Perkataan Y/n terhenti ketika dia merasakan usapan lembut pada wajahnya.

Sepertinya orang ini sedang mengelap wajah nya yang basah karena air dengan sebuah sapu tangan.

Y/n untuk sesaat hanya terdiam dan membiarkan orang itu melakukan nya. Sebenarnya dia saat ini merasa sangat bingung dan tak berdaya.

Saat tangan itu menjauh Y/n segera mengulurkan tangannya untuk meraihnya.

"Aku tahu itu kau... Dokter..." Y/n berucap pelan. Dirinya entah bagaimana sangat mengenali sentuhan pria itu entah itu sentuhan kasar atau lembut miliknya.

Namun sosok yang ia ajak bicara itu tidak mengatakan apapun. Y/n yang menyadari hal itu memutuskan untuk kembali melanjutkan perkataannya.

"Aku sebenarnya tidak mengerti. Kenapa kau menahan ku disini... Apakah itu karena aku mirip dengan istrimu, atau itu karena hal lain?" Y/n mengeratkan genggamannya pada tangan itu.

"Aku... Aku takut disini... Sebenarnya sampai kapan aku harus disini? Bisakah kau memulangkan ku?"

Y/n sebenarnya dalam hati sedang menguatkan dirinya sendiri untuk mengatakan permintaan yang mungkin sia-sia ini.

Bisa saja kan dokter Gila ini berubah menjadi marah dan kembali bertindak kasar setelah dia membahas hal ini lagi.

"Lakukan apa yang kau mau."

"Hah? Apa?" Y/n yang tidak pernah menyangka hal ini sebelumnya menjadi sangat bingung tapi juga sedikit senang.

"Kau serius!? Kau-"

"Itupun jika kau ingin mati ditangan ku sebelum kau dapat benar-benar melakukannya."

Perkataan Y/n terpotong oleh ucapannya yang benar-benar menghancurkan kebahagiaan sesaat Y/n.

"Sialan... Cih... Dengar yah, aku tidak akan pernah mau menjadi pengganti bagi istrimu itu! Lepaskan aku sialan!" Y/n melepaskan genggaman nya pada tangan Law dengan kasar.

Law yang melihat tingkah wanita didepannya tanpa sadar tersenyum kecil. "Untuk apa kau menjadi pengganti? Jika kau sebenarnya adalah istriku."

Tubuh Y/n mematung seketika. "Apa... Maksud mu?"

Bersambung
.
.
.
.
.

-END- {My Sadist Doctor} Law X Reader [Edisi Modern World]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang