-Mondstadt School AU-
Fischl's POV :
"Baik, sampai di sini saja materi kita pada hari ini. Kita lanjutkan kembali di lain waktu. Selamat beristirahat!" ucap Guru Matematika yang baru saja selesai mengajar di kelasku.
Sekarang, waktu istirahat telah tiba.
Setelah sang Guru Matematika pergi meninggalkan kelasku, seisi kelas menghela nafas lega, seperti merasa aman kembali setelah terjadi malapetaka.
Tapi, ku akui. Pelajaran ini, sangat menguras stamina di dalam tubuhku.
Dan aku benci mengakui ini.
'Aku lapar dan mengantuk...'
Namun aku kembali tersadar, bahwa aku bisa menangani rasa lapar dan mengantuk ku. Mana mungkin, aku membiarkan diriku sebagai Prinzessin der Verurteilung yang Agung terlihat lapar dan mengantuk hanya karena pelajaran?
Aku memutuskan pergi meninggalkan tempatku yang dinamakan 'kelas' ini. Aku hanya menyusuri lorong demi lorong, terasa sepi saat tidak ada pengikut setiaku, Ozvaldo Hrafnavines, di sisiku. Seperti saat ini.
Saat aku berjalan menyusuri lorong dalam diam, samar-samar tapi pasti, aku mendengar beberapa kali dan beberapa orang membisikkan namaku. Bahkan, ada yang membisik-bisikan namaku, tapi malah terdengar jelas.
'Ho~ benar-benar tidak tau sopan santun.'
Aku berbalik tepat ke arah orang tersebut.
"Ara? Ada yang membisikkan namaku berulang kali, tapi tidak mau menyerukannya dengan keras?" ujar ku seraya berkacak pinggang.
"Duh, dia dengar pula!" sahutnya, dan orang itu pergi begitu saja, meninggalkanku.
"Hmph!"
Aku kembali melanjutkan aktivitasku. Yah, tidak ada lagi yang ingin kulakukan, jadi jalan-jalan saja.
"Fischl!"
"Whaaa!!!" jeritku. Sungguh, aku tidak tahu siapa yang tiba-tiba menyerukan namaku begitu lantang.
"Hm? Apa panggilanku terlalu lantang?"
Dan siapa sangka, bahwa orang tersebut sudah berada tepat di sampingku.
"A-Aku..aku tidak terkejut! Untuk apa pula aku terkejut?" jawabku sembari agak mengalihkan pandanganku.
"Hehe, maaf-maaf. Oh iya, Fischl mau ke mana?" tanya nya.
Aku menoleh ke arahnya dan manik hijau terang milik kami berdua, saling bertemu.
"Hanya berjalan-jalan saja. Dan bagaimana dengan dirimu sendiri, Wahai Pria malang?"
"Aku? Aku ingin ke kantin," jawab nya. "Fischl mau ikut?"
Kantin? Apa itu?
Aku bertanya kepadanya, "Apakah itu tempat yang berbahaya?"
Dengan cepat, ia menggelengkan kepala nya. "Bukan bukan! Itu...itu adalah....etto...tempat kita mengisi stamina!"
Aku memiringkan sebelah alisku. "Mengisi stamina?"
"Iya! Fischl pasti lapar juga kan, setelah belajar Matematika?"
"Hm hm, kau benar jug- eh tidak! Mana mungkin Prinzessin der Verurteilung ini lapar hanya karena belajar Matematika!" Cepat-cepat aku mengubah kalimatku.
'Semoga saja dia tidak menghiraukannya...dan tunggu dulu. Bagaimana dia bisa tahu aku baru selesai belajar Matematika? Dia kan beda kelas denganku..'
KAMU SEDANG MEMBACA
Genshin Impact || Bennett x Fischl
FanfictionBerisi kumpulan fanfic Bennett x Fischl. Ini adalah karya dan fanfic buatan saya yang pertama di wattpad. Saya juga masih pemula dan perlu belajar lebih banyak hal lagi tentang membuat sebuah cerita. Note : -Game Genshin Impact dan semua karakter da...