04. PERIHAL PERASAAN

174 39 22
                                    

HappyReading<3

...

"Ngapain lo, balik kesini lagi? Mau dikucek sama Arsen, lo?" Tanya Queen, dengan mata yang memincing.

Digo mendengus, "Gue ada perlu. Lagian elo kan tau, gue sukanya sama siapa. Gak mungkinlah, gue nafsunya di elo."

Queen terkekeh. Lalu menatap Salsha, sekilas. Iya juga yah, lagian apa yang ia takutkan?

"Digo suka sama siapa, Hel?" Tanya Salsha, yang dibalas gelengan dari Queen.  "Tanya Digo, langsung deh."

Salsha beralih menatap Digo, "Siapa sih? Siapa gadis yang elo taksir? Kok main rahasia-rahasiaan sama gue?! Isshh! Nggak asik lo ahh!" Ujar Salsha, beranjak turun dari kasur milik Beby.  "Yaudah. Anterin gue pulang aja. Males banget gue, disini kayak gak dihargain!"

Digo berdecak, menatap Queen tajam. "Ini semua gara-gara elo!" Bisiknya tanpa suara. Yang dibalas juluran lidah dari Queen.

Digo meraih tangan Salsha, "Elo mah, percaya aja. Gue kan becanda doang. Lagian, gue mau fokus sama masa depan dulu. Gimana gue mau nyari masa depan, kalau fokus sama masa depan aja gak bisa." Jelasnya.

Salsha beralih menatap Digo, dengan bibir yang berkerut. "Pokoknya, elo gak boleh pacaran. Gue gak sudi! Elo harus jadi perjaka tua!"

Digo terkekeh, "Jahat amat sih elo! Masak iya, elo nikah sama laen, gue masih jadi perjaka tua." Balasnya, sambil mengacak rambut Salsha.

Queen berdecak, "Tinggal lo berdua aja yang nikah, apa susahnya sih?!" Tanya Queen, frustasi. Yang sudah sangat gemes dengan tingkah Salsha yang tidak peka.

Salsha menggeleng, tegas. "Apaan! Gue sama Dog, itu bestfriend forever, yah." Balas Salsha. Yang membuat Digo, menghela nafas panjang. Sahabat doang yah?

Queen mendengus, "Yaudah-yaudah. Males gue berdebat sama orang yang enggak peka, mending pergi jauh-jauh deh. Sana." Usir Queen, mengibas-kibaskan tangannya.

Salsha memanyunkan bibirnya, sambil mengambil nafas dalamnya. Digo yang melihat itu, cepat-cepat membawah Salsha pergi. Sebelum gadis itu berteriak, dan mengagetkan Beby.

Salsha menepis tangan Digo, saat sudah berada diluar rumah Queen.  "KOK ELO NUTUP MULUT GUE SIH?! ELO SENENG YAH KALAU GUE DIUSIR?" Teriak Salsha, sambil menatap Digo tajam.  "OHHH, ATAU ELO EMANG SUKA SAMA QUEEN?! SAMPE ELO RELA ENGGAK BUAT KONTEN HARI INI, HANYA BUAT BALIK LAGI?" Tanya Salsha.

Digo memutar bola matanya malas, kenapa juga ia harus menyukai gadis yang tidak peka sama sekali, seperti Salsha ini.  "Elo gila? QUEEN ITU UDAH PUNYA SUAMI OON!"

Salsha mendorong wajah Digo, "Ishh, biasa aja dong. Gak usah teriak didepan wajah gue!" Balasnya. "Terus, ngomong-ngomong, siapa yang kata Queen enggak peka?"

"Itu, juleha anaknya pak somad." Balad Digo asal. Menarik tangan Salsha. "Ayo pulang, sebelum gue telen elo disini."

*-*-*

"Di," Diana yang baru saja ingin duduk, menoleh pada Bastian, yang baru saja memanggil namanya.

"Ngapa?"

Bastian melirik kekiri-kekanan. Aman. "Bentar elo ada waktu gak?"

Diana mengerutkan dahinya, tapi detik kemudian ia menganggukkan kepalanya. Membuat Bastian tersenyum. "Istirahat nanti, keatap yah." Diana mengangguk, pertanda ia setuju. Lalu ia kembali menghadap kedepan.

P E K A   D O N G ! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang