03

1.1K 156 13
                                    


Naruto menjatuhkan tubuhnya pada ranjang kayu tempatnya tidur, berbelanja di zaman kuno ini memang melelahkan, apa lagi ia harus menempuh jalan yang panjang.

"Putri, apa barang-barang ini kita simpan di lemari?" tanya Kiba yang kini sibuk merapikan pakaian-pakaian yang tadi mereka beli

"Tunggu sebentar, biarkan begitu, hm bisa kau membawakan aku Alat menjahit? " gumam Naruto masih berbaring tengkurap

"Tentu putri"

Naruto bangkit, lalu memilah milah pakaian yang tadi ia beli

"Hahh... " Naruto menghela nafase memandang pakaian-pakaian di tangannya "Betapa merepotkannya pakaian ini" Gumam Naruto, Kiba datang memberinya Alat menjahit yang ia bawa, matanya berubah nanar saat melihat tuan putrinya mulai merobek-robek kain dan Baju yang ia beli tadi, begitulah yang ia lihat

Naruto menggutingnya menyeseaikan ukuran dan model yang biasa ia rancang di dunia modern, membuatnya menjadi pakaian yang simpel dan elegan, sehingga ia mudah untuk bergerak dan ringan jika di pakai, selelah siap ia bertepuk tangan bangga lalu menyuruh Kiba untuk merapikannya

Mata kiba berkedut, mulutnya menganga Shock, astaga Tuannya itu apa telah mendapat hidayah? Sudahlah

****

Hari ini Naruto sangat bosan, sudah sekitar sebulan lebih ia menetap pada tubuh barunya, menurut informasi yang ia dapatkan dari pelayannya Kiba, sudah setahun lebih ia tak pernah keluar dari Pavilion ini, ia selalu mengurung diri dan tak mau keluar, bahkan penjamuan makan atau acara yang di selenggarakan di istana tak pernah ia hadiri sama sekali, membuat Naruto berfikir apa tidak akan mati kebosanan?

Kiba datang dengan tergesa-gesa "P-putri, ibu suri datang berkunjung! " Kiba berteriak dengan cemas

Menurut informasi dari Kiba, saat sebelum ia menjadi putri bayangan, dulu ia sangat dekat drngan ibu suri yang sangat di takuti itu, tapi semenjak ibu suri pergi untuk beberapa waktu yang lama bersama pelayannya membuatnya tak pernah melihatnya lagi, hal itu pun di jadikan kesempatan oleh selir pertama dan putri Naruko juga Putri Shion

"Benarkah!? Itu bagus hahaha" Naruto tertawa mulai merencanakan skenario yang bagus kiba mengangguk "Benar putri mungkin sebentar lagi akan tiba" Ucap Kiba

Suara bising di luar menandakan bahwa Ibu Suri memang datang, Naruto lalu mentotok titik Akupuntur miliknya lalu berbaring dengan lemah, menyuruh Kiba untuk keluar dan mengikuti rencananya, Ia ini Model dan Aktris tentu saja Akting adalah keahliannya

Kiba keluar menunduk pada Ibu Suri yang terlihat garang itu "Ibu Suri" Sapanya "Putri sedang sakit, tidak enak badan sejak dua hari yang lalu" Ucapnya bohon mendemgar Itu Tsunade bergegas masukenatap Khawatir pada cucunya yang berbaring lemah lalu memeriksanya, jangan remehkan wanita tua itu, walaupun umurnya yang sudah mencapai hampir satu abad, tapi ia masihlah keliatan muda, ia  ahli dalam ilmu medis.

"Naru" panggilnya Lembut, lalu mengecek Nadi di pergelangan tangannya, ia menghela Nafas mendapati kondisi yang buruk, walaupun Tsunade adalah ahli medis tetap saja Naruto juga adalah ahli media dari zaman modern

"Berhenti berpura-pura! Dan bangun" Oh rupanya taktiknya tak akan berpengaruh pada wanita tua itu

"Ck Baa-Chan" ia terkejut sia sia saja ternyataengibuli sesama ahli medis sangat susah apalagi Tsunade yang memiliki pengalaman yang banyak, ia lalu bangun dan duduk melirik kiba yang menunduk takut

"Kenapa kau berada disini?  Bukannya kau sudah memiliki Pavilion bunga? " tanya Tsunade marah marah

"Uh aku tak ingat" Kali ini ia jujur lalu melirik Tsunade yang menatapnya Intens, Tsunade adalah Tabib yang bisa melihat masa depan dan masa lalu melihat bagaimana sikap dsn sifat cucunya yang bertolak belakang dengan cucunya yang dulu, ia mengira bahwa penglihatannya waktu itu tak salah jiwa lain memenuhi Cucunya tapi tak apa selagi putrinya masih berada di dunia ia tak akan mempermasalahkan jiwa siapa yang berada di dalamnya.

Saat Kiba ingin menjelaskan apa yang terjadi Tsunade memgangkat tangan "Tak perlu menjelaskannya! Aku sudah tahu, ikut aku sekarang" lalu Tsunade menarik Ralat menyeret Naruto keluar Pavilion menuju Istana yang sedang mengadakan perjamuan atas kembalinya ia

Kiba mengikuti di belakang di sampingnya ada Shizune pelayan Tsunade berjalan sambil menggendong Babi pink di tangannya

Semua orang menyaksikan bertanya-tanya siapa gadis yang tengah di seret oleh Ibu Suri ke depan perjamuan itu

Mereka berhenti di depan Minato dan Khusina yang sedang duduk Naruto menunduk "Salam Ayah, Ibu" ucapnya kikuk lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, penampilannya unik pakaian yang ia rancang sendiri terlihat cantik di tubuhnya, rambutnya tergerai bebas, ia tak sempat berbenah terlebih dahulu karena Tsunade yang menyeretnya, walau begitu ia tetap cantik dengan wajah putih kontraks dengan rambutnya yang pirang, bibirnya yang merah, terlihat menawan.

Semua orang terkejut mendengar salam itu, "Naru? Naruto? " tanya Khusina mastikan menatap anaknya yang kini semakin berdiri kikuk menatap Tsunade di sampingnya yang kini melotot tajam

"I-iya"

"Bukannya? " Khusina berlari turun memeluk anaknya, sejak setahun lalu ia ke pavilion tempat anaknya di asingkan karena rumor yang di edarkan Putri Naruko dan Shion, bahwa anaknyaemgalami penyakit menular dan keadaannya yang memperhatinkan saat itu, mereka tak perlu bertanya kenapa sekarang tak terlihat jejak-jejak penyakit itu, mereka beranggapan bahwa Tsunade lah yang menyembuhkannya walau bagaimanapun Tsunade adalah Tabib terkenal

"Naru, akhirnya ibu bisa melihatmu lagi" ucap Khusina lembut air matanya menetes, Naruto membalasnya perasaannya canggung, mau bagaimana pun ia tak pernah sekalipun memeluk ibinya di kehidupan sebelumnya ia yatim piatu

Minato berdehem mengusir kecanggungan "Ibu? Ada apa? " tanya Minato Tsunade menghela nafas melirik pada anak-anak dari selir pertama yang menunduk dengan takut

"Bagaimana bisa cucuku berada di Pavilion kecil itu, dia adalah putri bayangan, dimana Pavilion sebelumnya? " tanyanya murka

"I-ibu tenanglah aku bisa jelaskan, Pavilion itu di tempati oleh putri Naruko karena saat itu Putri Naruto sedang sakit dan penyakit itu menular jadi putri Naruko mengusulkan bahwa Putri Naruto untuk di pindahkan sementara waktu" Jelasnya takut-takut

"Kenapa harus di pindahkan? Itu Pavilionnya sendiri dan itu haknya tak ada yang bisa mengganggunya sesuai aturan kerajaan, aku ingin Pavilion itu kembali pada Naruto detik ini juga" Tsunade lalu menunjuk Naruko " dan suruh dia pindah jangan membawa satupun barang yang bukan milikmu" Naruto menyahut dengan semangat "Benar, itu adalah milikku,  iya kan Baa-chan, ibu? " tanyanya mencari perlindungan

"Tapi Ayahanda! " seru Naruko merengek, Naruto meliriknya jijik

"Dari dulu aku sudah tidak setuju dengan ini" ketus Kyuubi bersuara lalu menghampiri adiknya "Semua itu milik Naruto, bukan milikmu lagi pula rumor yang kau ciptakan itu belum tentu benar, aku sering melihatmu dan Shion, datang  ke Pavilion tempat Naruto di asingkan" Ucapnya sarkas

"A-aku tidak berbohong! Itu memang benar" Bantah Naruko

"Naruko tidak mungkin berbohong, yang mulia, Ibu suri" elak Selir Saara membela anaknya

"Kau meragukan kemampuanku Saara?" tanya Tsunade dingin lalu menatap Minato

"Baiklah, karena Putri Naruto trlah sembuh dan kembali, ia akan menempati kembali Pavilionnya sebelumnya, dan untuk putri Naruko kau bisa kembali ke Pavilionmu sebelumnya, Mari lanjutkan acara perjamuannya" putus Minato mengakhiri perdebatan mereka

*****

Putri bayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang