[END]
Bahagia, adalah satu kata yang penuh makna. Bagi Lisa, ia hanya ingin merasakan bagaimana rasanya hidup bahagia seperti orang-orang. Anggap saja ia bermimpi, mimpi yang tak mungkin ia gapai.
Sampai pada akhirnya sebuah insiden terjadi, Lisa ga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saat ini Taehyung tengah berada di salah satu cafe miliknya tepatnya di ruang kerjanya.
"Apa kau sudah memastikan semuanya En?"
Lawan bicaranya mengangguk mantap "Saya sudah memastikannya tuan. Dan memang gadis itulah orangnya" jelasnya.
Taehyung menghembuskan napas lega "Baiklah, bayaranmu akan aku kirim."
Seperginya Endy, Taehyung menatap lekat sebuah dokumen yang baru diberikan padanya seraya tersenyum simpul.
I got you, baby girl -
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinar matahari menelusup masuk melewati celah-celah hordeng kamar.
"Eunghhh..." Lenguhan khas bangun tidur keluar dari bibir gadis berponi dengan mata indah itu.
Melirik ke arah nakas, Lisa terkesiap menatap terkejut pada jam weaker. Dia kesiangan.
Lisa bergegas membersihkan dirinya dan bersiap untuk bekerja.
Setelah dirasa siap, gadis itu bergegas meraih tas selempangnya dan turun melalui undakan tangga.
"Mau kemana kau?" Suara bariton khas pria terdengar siapa lagi kalau bukan Jungkook. Pria itu bertanya tanpa melihatnya.
Di sana, di ruang makan, tampak sepasang kekasih tengah sarapan.
Melihat Eunbi yang begitu menikmati sarapannya membuat Lisa mengernyit. Siapa yang sebenarnya tuan rumah disini.
Sudah seminggu, hubungan Lisa dan Jungkook semakin parah. Sejak kejadian beberapa waktu lalu kembali membuat Lisa menjadi gadis yang pendiam. Entahlah gadis itu menjadi lebih enggan berbicara, sehingga hubungan keduanya kembali memburuk.
"Bekerja" jawab Lisa singkat yang langsung meninggalkan kedua anak manusia itu di sana.
Lebih baik ia ke cafe dari pada harus melihat perselingkuhan suaminya sendiri. Apalagi semenjak kejadian waktu lalu, Lisa menjadi enggan untuk bertatap ataupun memandang pria yang berstatus suaminya.
Rasa takut kejadian itu akan kembali terulang membuatnya enggan untuk sekedar bersama dengan pria itu di satu ruangan yang sama. Anggap saja itu bentuk ia mengurangi efek traumanya.
