Aku memegangi pembatas besi balkon sekolahku. Rasanya dingin, tapi ini bisa membuat diriku tenang. Disaat orang-orang menghangatkan badannya dengan memakai pakaian tebal, aku hanya memakai seragam sekolahku.
Ketika udara dingin menerpa diriku, rasanya seluruh tubuhku mati rasa. Tapi aku senang, karena setidaknya aku tidak merasakan rasa sakit disekujur tubuhku ini.
Aku memandang langit yang sudah mulai gelap. Sepertinya sebentar lagi akan turun salju. Bagaimana jika aku mati kedinginan disini dan tubuhku tertutup salju. Oh tidak, itu akan menjadi kematian yang paling konyol menurutku. Lebih baik aku mati karena terjatuh diatas ketinggian kalau begitu.
Aku tersenyum miris, setelah bertahan sekian lama, akhirnya aku menyerah dengan hidupku sendiri. Mungkin setelah aku mati, keluargaku akan merasa tenang karena tidak ada lagi nilai yang harus dikhawatirkan mereka.
Aku sudah ancang-ancang untuk melompat dari atas gedung sekolahku. Perlahan tapi pasti, aku mencondongkan badanku kedepan, bersiap-siap untuk mengakhiri hidupku.
thank you everyone. Maaf, Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi.
Bye world.Brugh...
"Arghhh" Aku merintih kesakitan saat punggungku menghantam permukaan beton yang keras.
Sial, ada seseorang yang menarikku kebelakang.
"Bodoh! Ngapain bunuh diri disini sih? Kamu nggak akan mati kalau cuma lompat dari lantai 5!" Orang asing itu dengan tidak tahu dirinya malah memarahiku.
Aku masih memejamkan mataku karena kepalaku pusing akibat benturan tadi.
"Hey! Bangun" Dia menepuk-nepuk pipiku, "Sshh Dingin" Dia segera menjauhkan tangannya dari pipiku karena suhu tubuhku yang dingin.
Perlahan aku mencoba untuk membuka mataku, untuk melihat siapa orang yang menggagalkan rencanaku.
Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena dia menghalangi cahya lampunya. Tapi aku bisa membaca Nametag disaku kanannyaー Yang Jeongin.
Namanya tidak asing bagiku.
"Syukurlah" Dia bernafas lega ketika aku membuka mataku.
Dia membantuku bangkit.
"Kamu ngapain sih nolongin aku?!" Aku sedikit memarahinya.
Kulihat Dia berdecak kesal, "Nih" Bukannya menjawab, dia justru memberiku Hotpack dan Mantel miliknya, dengan senang hati aku menerimanya.
"Masuk. Kamu bisa mati kedinginan disini" Dia menarik pergelangan tanganku.
Aku menepisnya, "Aku bisa sendiri"
Aku masih terdiam ditempat, begitupun dengannya.
"Kenapa? Kamu masuk duluan sana" Usirku.
"Ngga. Kamu duluan, nanti kamu berbuat yang ngga-ngga lagi"
Aku rolling eyes, "Terserah aku dong, ini kan hidupku" Tantangku.
Dia tidak membalas perkataanku lagi, tapi dengan seenaknya, dia malah menggendongku agar diriku masuk ke dalam bersamanya.
"Turunin!" Aku mencoba untuk berontak, tapi percuma karena aku tidak punya cukup tenaga, jadi aku hanya bisa pasrah.
Ketika kami mulai memasuki lorong kelas, aku bisa melihat dengan jelas wajahnya. Benar, dia tampak familiar, aku sering melihatnya di acara musik koreaー Dia mungkin seorang Idol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mixtape √
Fanfiction"ᴋᴜᴍᴘᴜʟᴀɴ ᴅʀᴀʙʙʟᴇ, ғɪᴄʟᴇᴛ ᴅᴀɴ ᴏɴᴇsʜᴏᴛ ɪᴅᴏʟ ᴋᴘᴏᴘ; ᴍᴏsᴛʟʏ ɪᴅᴏʟ ɢᴇɴ 3-4" ⚠ᴡᴀʀɴɪɴɢ⚠ • sᴇᴍɪ ʙᴀᴋᴜ • ɴᴏᴛ ɪᴍᴀɢɪɴᴇ • ᴊɪᴋᴀ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴋᴜᴀᴛ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ғʟᴜғғ, ʜᴀʀᴀᴘ sᴇɢᴇʀᴀ ᴛɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴ ʟᴀᴘᴀᴋ ɪɴɪ. [ʀᴇǫᴜᴇsᴛ? sɪʟᴀʜᴋᴀɴ ᴛᴜʟɪs ᴅɪᴋᴏʟᴏᴍ ᴋᴏᴍᴇɴᴛᴀʀ ɴᴀᴍᴀ ɪᴅᴏʟ ʙᴇsᴇʀᴛᴀ ɪɴᴛɪ ᴄᴇʀɪ...