"Aku ngga mau dijodohin sama dia"
Entah sudah keberapa kali aku menolak perjodohan ini, tapi tidak ada yang memperdulikan pendapatku.
"Why? Kemarin alasannya kamu baru lulus, sekarang apalagi?"
Aku berdecak kesal, "Kenapa harus orang yang aku benci sih? Kenapa harus Park Jisung yang dijodohin sama aku?!" Aku meluapkan seluruh emosiku.
Aku tidak masalah jika harus dijodohkan, yang menjadi masalah adalah orang yang akan menjadi jodohku. Dari sekian banyak lelaki didunia ini, kenapa harus Park Jisung. Kenapa harus laki-laki yang kubenci.
Bukan tanpa alasan aku membenci dia, tapi aku sudah mengklaim jika Jisung adalah salah satu musuh terbesar dalam hidupku.
Awalnya tidak ada masalah dengan kami berdua, aku merasa senang ketika bertetangga dengannya, hingga pada saat kami mulai memasuki tahun-tahun senior, aku merasa tersaingi karena Jisung selalu lebih unggul dariku.
Kedua orang tuaku juga sering membandingkanku dengannya. Itu adalah hal yang paling ku benci.
"Karena Jisung udah punya masa depan, kamu akan bahagia kalau nikah sama dia"
Aku pergi begitu saja ketika ibuku menjelaskan alasannya. Aku sudah muak mendengarkannya. Lebih baik mencari udara segar diluar.
Tetapi ketika aku keluar rumah, tepat didepan pagar rumahku ada Jisung dengan pakaian rapinyaー Like usually.
Aku berjalan seolah-olah tidak ada dirinya disitu. Tapi ketika aku mulai menjauh darinya, dia menarik lengan kananku.
"Aku mau bicara sama kamu"
Tanpa ada persetujuan dariku, dia langsung menarikku kearah yang berlawanan.
Sial, dia mencengkeram tanganku dengan kencang.
"Park Jisung!" Teriakku, tapi dihiraukan olehnya.
"Hei! Park Jisung!" Teriakku sekali lagi.
Aku meringis ketika Jisung semakin mengencangkan cengkeramannya.
Jisung menghentikan langkahnya, "Kenapa?" Tanyanya tak tahu diri.
Aku mentapnya tajam, "Sakit bodoh"
Jisung melihat pergelangan tanganku yang sedikit memerah, "Sorry" Dia beralih menggenggam jemari tanganku. Tangan kami saling bertaut.
Sudah lama aku tidak merasakan hangatnya genggaman tangannya. Disisi lain aku merindukan dirinya yang dulu.
Jisung menghentikan langkahnya lagi ketika kami berada disebuah gang. Aku menatapnya heran.
"Kenapa?"
Dia tidak menjawabku dan malah memojokkanku ke tembok.
"What do you want?"
Dia semakin memojokkanku hingga hampir tidak ada jarak antara diriku dengannya.
"You're crazy?" Ujarku sedikit gugup.
Aku memberanikan diri menatap matanya, ternyata dia menatapku lembut tapi tetap saja aku takut tiba-tiba dia melakukan sesuatu.
"Love you" Dia tersenyum.
Aku makin yakin ada yang tidak beres dengannya. Setelah sekian lama kita mengklaim jika kita ini adalah Rival, dia tiba-tiba saja mengatakan hal-hal yang menurutku Cringeー but i like it.
"Aku ngga denger"
Padahal sudah jelas dia mengatakan 'Love you'.
Jisung tidak menjawab, dia malah memelukku dengan erat, membuat diriku semakin bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mixtape √
Fanfiction"ᴋᴜᴍᴘᴜʟᴀɴ ᴅʀᴀʙʙʟᴇ, ғɪᴄʟᴇᴛ ᴅᴀɴ ᴏɴᴇsʜᴏᴛ ɪᴅᴏʟ ᴋᴘᴏᴘ; ᴍᴏsᴛʟʏ ɪᴅᴏʟ ɢᴇɴ 3-4" ⚠ᴡᴀʀɴɪɴɢ⚠ • sᴇᴍɪ ʙᴀᴋᴜ • ɴᴏᴛ ɪᴍᴀɢɪɴᴇ • ᴊɪᴋᴀ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴋᴜᴀᴛ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ғʟᴜғғ, ʜᴀʀᴀᴘ sᴇɢᴇʀᴀ ᴛɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴ ʟᴀᴘᴀᴋ ɪɴɪ. [ʀᴇǫᴜᴇsᴛ? sɪʟᴀʜᴋᴀɴ ᴛᴜʟɪs ᴅɪᴋᴏʟᴏᴍ ᴋᴏᴍᴇɴᴛᴀʀ ɴᴀᴍᴀ ɪᴅᴏʟ ʙᴇsᴇʀᴛᴀ ɪɴᴛɪ ᴄᴇʀɪ...