┌─────────────────┐
-ˋˏ Happy Reading ˎˊ--ˋˏ Don't Like Don't Read ˎˊ-
└─────────────────┘♡♡♡
"Mean tolol!" Plan misuh-misuh dan ngelempar hpnya ke sembarang arah. "Bisa-bisanya lo giniin gue, bangsat!"
Rasa marah, frustasi, dan sakit hati rasanya lebur jadi satu bikin air mata ngalir gitu aja dari matanya.
Plan tau, selama ini dia emang cuek dan jarang nunjukin affection ke Mean. Tapi bukan berarti dia nggak cinta sama pacarnya.
Malah dia cinta banget sama cowok bernama lengkap Mean Phiravich itu. Cuma emang harga dirinya nggak ngizinin dia buat nunjukin terang-terangan.
Dia cuma nggak mau diledek bucin.
"Plan!" Gun, New, dan Krist merangsek masuk ke kamarnya. Ketiganya langsung cabut dari kampus setelah melihat postingan Mean di twitter. Mereka tau kalo Plan lagi di fase buruk.
"Plan, lu nggak papa?" Gun menatap khawatir.
Plan bangkit dari posisinya dan menatap ketiga orang di depannya. Dia geleng kecil, masang senyum palsu.
"Nggak, emang gue kenapa?"
Dahi New mengkerut.
"Kita tau kalo lo abis nangis, plan." New menunjuk sudut mata Plan yg sedikit berair.
"Oh, ini gue kelilipan."
Gun makin menatapnya khawatir.
"Lo nggak usah mikir yg aneh-aneh dulu, plan. Gue yakin mean nggak ada maksud begitu, mungkin aja dia emang lupa ngabarin. Atau kuotanya lagi abis."
Plan cuma senyum denger ucapan Gun yg terlalu positif. New mengangguk setuju meskipun dalam hati dia juga ragu.
Beda lagi kalo Krist.
"Nggak! gue yakin si mean ada apa-apanya! ya masa main twitter bisa tapi bales chat aja nggak bisa?! emang sejak kapan kuota itu pilih kasih?!" Cerocosnya emosi.
New menyenggolnya.
"Krist, lo tuh jangan malah manas-manasin, bego."
Krist mendengus. "Gue nggak manas-manasin. Gue cuma ngomong pake logika."
"Emang sejak kapan logika kepakai kalo udah berhubungan sama masalah cinta-cintaan begini?"
Keempatnya menoleh dan ngeliat Gawin berdiri di daun pintu kamar. Di belakangnya ada Gulf, Saint, Win, Earth, dan Fluke. Kayaknya mereka juga langsung cabut pas tau postingan Mean.
"Gue nggak nyangka mean bakal kayak giniin kakak," kata Saint duduk di samping Plan. "Apa dia bales dendam karena kemarin kita kerjain?"
"Emang bener-bener dah tuh anak. Sampe bikin plan jadi nangis begini," timpal Earth sidekap dada menahan emosi.
"Gue nggak nangis!"
"Mata lo nggak bisa bohong, plan," celetuk Gulf. "Lagian wajar kali kalo lo nangis. Itu berarti lo bener-bener sayang sama bocah kampret itu."
Plan diem denger ucapan Gulf yg sangat tepat itu. Dan tanpa bisa dicegah, air matanya kembali ngalir.
Yg lain menatapnya simpati. Mereka tentu nggak nyangka sosok Plan yg selama ini kuat, tegar, dan terkenal galak bisa serapuh ini.
Saint yg udah nggak tega lagi ngeliat Plan yg nangis langsung meluk dari samping.
"Udah, kak, jangan nangis. Kakak kan kuat," kata Win ikut menepuk pundak Plan.
KAMU SEDANG MEMBACA
living together┆thai actors (✓)
FanfictionGimana jadinya kalo 12 kapel bahagia tinggal satu atap? bakal seramai dan serusuh apakah kira-kira? [⚠️] - bxb, fluff, sosmed mode, bahasa non-baku - pure fiction - pictures © pinterest - votes & comments is highly appreciated - be a wise reader, ok...