┌─────────────────┐
-ˋˏ Happy Reading ˎˊ--ˋˏ Don't Like Don't Read ˎˊ-
└─────────────────┘♡♡♡
"Ini rumahnya, pi?" Tanya Gun menunjuk rumah modern di depan mereka.
Jadi hari ini mereka udah mulai pindah ke rumah yg abis disewa sama Off yg katanya mewah tapi murah itu. Awalnya sih Gun nggak percaya. Orang gila mana coba yg mau nyewain rumah gedong tapi harganya murah begitu.
Tapi ya namanya juga manusia kalo udah denger kata 'murah' pasti ada khilafnya.
"Iya," jawab Off. "Mewah kan?"
Gun mengangguk sambil ngeliatin sekitar.
"Rumah sebagus ini bayar sewanya cuman 500," gumamnya. Sebuah pemikiran terlintas di kepalanya.
"Jangan-jangan mereka nipu, pi!" Serunya tiba-tiba. "Bisa aja kan harga murah cuma buat pancingan, terus ternyata nanti kita bakal dimutilasi di sana!"
Okeh terlalu dramatis pemikiran seorang Gun Atp.
Off refleks menyentil jidat berponi pacar imutnya itu gemes.
"Enggak lah, bii. Orang yg punya rumah adek tingkat kita kok."
Gun cemberut mengusap jidatnya. Main sentil aja si mas pacar, nggak tau apa ya kalo jidat dia itu sensitip kayak perawan pms.
"Ya kan bisa aja, sih. Kita mana tau ka—"
"Gun?"Gun sama Off noleh denger suara di belakang mereka dan mendapati sosok cowok manis yg mereka kenal.
"New? ngapain di sini?" Tanya Gun bingung ngeliat temen dari oroknya itu. "Sama siapa?"
"Gue sama tay, dia di bela—"
"Oi, hin! lu main ninggalin gue aja! mana koper lu berat banget anjir."Ketiganya menoleh ke arah cowok tan yg lagi geretin dua koper di samping kanan kirinya sambil ngomel.
"Tawan? lu juga mau nyewa di sini?" Tanya Off menunjuk dua koper yg dibawa Tay.
"Loh, jumpol?" Tay menyudahi acara ngomelnya dan ngeliat wajah temennya itu. "Iya, gue ama hin mau nyewa di sini."
"Lu juga?" Tanyanya melirik keduanya.
Off sama Gun mengangguk. Mereka berempat pandang-pandangan.
"Kebetulan banget ya," kata New senyum ke arah Gun. Pastinya dia seneng bisa satu atap sama besprennya itu. Acara ghibah lewat chat mereka bisa semakin lancar kalo ketemu tiap hari.
Beda cerita kalo Off sama Tay.
"Bosen banget gue ketemu lo mulu, pol."
"Lo pikir gue nggak eneg ngeliat komuk lu mulu?"
Yah begitulah relationship dua seme ganteng tapi bobrok itu. Tiada hari tanpa saling adu bacot. Tapi seperti kata bapak Tay, semakin sering mereka gelud berarti semakin dalam dan erat ikatan persahabatan mereka.
Masuk akal? entahlah hanya Tuhan, mereka berdua, dan rumput bergoyang yg tau.
"Loh kok malah pada berdiri di sini?" Sang pemilik rumah, Tul senyum ngeliat keempat calon anggota rumahnya itu.
"Kak tul ya?" Off mencoba buat nginget-inget wajah pacar adek kelas plus mantan katingnya sama Tay itu.
Tul mengangguk. "Masa lu berdua lupa sama kating sendiri sih, off, tay?"
KAMU SEDANG MEMBACA
living together┆thai actors (✓)
FanfictionGimana jadinya kalo 12 kapel bahagia tinggal satu atap? bakal seramai dan serusuh apakah kira-kira? [⚠️] - bxb, fluff, sosmed mode, bahasa non-baku - pure fiction - pictures © pinterest - votes & comments is highly appreciated - be a wise reader, ok...