2

1.7K 143 6
                                    


Jam menunjukkan pukul setengah dua belas siang, keempat laki-laki itu masih menunggu, menunggu kepastian yang tak kunjung datang.

Mereka tiba di Indonesia pukul tujuh pagi tapi sampai sekarang belum ada yang menjemput. Nomor kedua orang tuanya pun tidak aktif dan tak dapat dihubungi membuat mereka harus menunggu lama.

Bukannya tidak mau naik taksi, tapi karena  semalam telponan sama orang tua mereka sebelum terbang ke Indonesia bahwa laki-laki kembar empat ini, papa dan mamanya yang akan menjemput kebandara dan harus menunggu jika keduanya belum datang serta tidak boleh naik taksi takut taksinya sembarangan apalagi mereka ini berharga.

Karena mereka anak yang taat aturan, ok ok saja sedangkan Rangga yang awalnya adem-adem aja sudah emosi jiwa ditambah Haikal yang sedang jahilin dia membuat nya malah tambah panas.

Beberapa menit kemudian tampak seseorang berjas hitam berjalan dari kejauhan mendekati mereka yang duduk dikursi tunggu.

"Selamat datang para tuan muda." sapanya ramah pada keempat laki-laki remaja kembar itu.

Juno mendengar ada suara yang menyapa Indra pendengaran mendongak melihat sosok seorang pria paruh baya yang  berdiri tidak jauh dari ia duduk.

"Paman." kata Juno terkejut saat melihat orang yang menyapa mereka.

Rangga yang melihat siapa yang datang langsung menghentikan aksi geludnya, niatnya tadi ingin memarahi orang yang akan menjemput mereka karena lama sekali menunggu ia urungkan.
Orangnya ini sangat berjasa dan berpengaruh pada keluarganya apalagi orangnya sangat ramah, Rangga jadi gak tega apalagi orangnya udah berumur.

"Paman Taeil." Kata Rangga langsung bangkit dari tempat duduk, melepaskan Haikal dari kekangan tangannya yang membuat Haikal hampir kehilangan nyawa akibat pertengkaran mereka.

Haikal yang ngos-ngosan langsung merebahkan diri kekursi, lelah gelud dengan Rangga bisa-bisa ia mati muda ceritanya.

Nana yang melihat kedatangan Taeil hanya tersenyum, kemudian kembali melanjutkan obrolannya pada sang pujaan hati yang hampir lima jam lebih telponan.

Taeil langsung memeluk Rangga dan Juno bergantian, sedangkan Haikal dan Nana masih dengan aktivitas yang tadi.

"Tuan besar sudah menunggu kalian dirumah."

"Kalau gitu mari ikuti saya."

Rangga dan Juno menganggukkan kepalanya, kemudian menarik koper mereka masing-masing.

"Na, pulang!. Nanti lagi telponannya." kata Juno pada Nana yang masih asik ngegombal lewat telepon.

"Tidak puas ya, telponan lima jam." Tambah Rangga sambil menatap kearah Nana dengan sorot matanya yang tajam. Kesal dengan adik satunya ini kalau telponan gak tahu namanya waktu dan kondisi serasa dunia milik berdua kali.

Walaupun dia dari tadi tidak terlalu memperhatikan apa yang dibicarakan Nana tapi karena Nana yang tidak jauh duduk dari tempat duduknya dia dan Haikal makanya otomatis dia dengar dikit pembicaraan mereka.

Anggap saja Rangga ini iri, pasalnya dia itu jomblo hatinya panas saat dengar orang uwu dan pengen muntah kalau dengar kata-kata gombal atau bucin.

Juno dan Haikal juga senasib dengan Rangga sama-sama jomblo happy, malah sibungsu ini yang sangat ahli dalam cinta-cintaan dari pada abang-abangnya. Nana.

Nana yang mendengar ucapan abangnya mengisyaratkan ok pada Rangga dan Juno dengan jari tangannya.

"Sayang, aku tutup dulu ya telponnya." kata Nana pamit pada orang diseberang sana.

"...."

"Nanti kita sambung lagi."

"...."

"Emoah, aku cinta kamu." ucap Nana sambil memonyong kan bibirnya lalu mengecup benda pipih itu yang tampak foto sang kekasih.

Cup.

Tut.

Nana mematikan sambungan teleponnya dengan sang pujaan hati dan memasukkan handphone nya kedalam saku celana, Rangga yang tidak jauh merasa jijik dan pengen muntah rasanya dengan kelakuan Nana, bisa-bisanya dia punya kembaran seperti Nana.

"Ayo bang, ngapain lagi" ajak Nana pada kedua abangnya yang diam padahal sedari tadi Rangga dan Juno menunggu dia.

Nana pun menarik koper milik ia dan ikut berjalan berbarengan dengan Rangga dan Juno.

"Eh Haikal." Ucap Rangga saat dirinya ingat ada sesuatu yang ketinggalan.

Untung saja Rangga ingat dengan anak satu ini yang hampir ketinggalan dan lihatlah jika ditinggalkan pun tidak apa-apa menurut Rangga tuh orangnya ketiduran.

Gak kasihan sih Rangga sama Haikal jika ditinggalkan sendirian, dia dari kecil ingin banget buang Haikal ini karena saking nakal dan menyebalkannya.

Tapi karena dia juga baik jadi dia pun berbalik arah menuju tempat mereka duduk tadi.

"Kal,bangun!" kata Rangga sambil menepuk pipi embul Haikal dengan keras yang sukses membuat Haikal sadar, bukannya tepukan tapi malah tamparan.

"Kalau gak bangun ya sudah."

Haikal yang masih tidak sadar seratus persen langsung bangkit dengan sempoyongan, matanya juga masih terpejam dan langsung ditarik Rangga agar anak ini tidak duduk yang bisa membuat Haikal terlelap kembali, nyusahin emang.

Kini mereka berempat berjalan keluar dari bandara dengan gagah yang mengundang banyak perhatian dari orang-orang apalagi mereka berempat ini memakai outfit yang keren ala oppa-oppa Korea ditambah muka mereka yang ganteng.

Dengan bangganya Nana membuka topi memperlihatkan rambutnya kemudian merapikan dengan jari tangannya.

Tebar pesona Nana ini, Juno yang disebelahnya berjalan biasa saja gak banyak gaya kaya Nana bagaimana pun juga kedua tangannya sibuk digunakan menyeret kopernya dan Haikal, baik bukan dirinya.

Sedangkan Rangga sibuk menyeret Haikal yang masih sempoyongan agar Haikal tidak ambruk kelantai akibat ngantuk berat gara-gara hampir dua hari ia gak tidur saking senangnya balik kampung.

_________________________________________

Lanjut atau enggak?

Vote and komen yaw💚

Kentut haechan
4 Februari 2021.

 (J 4) Bahagia itu Kadang Sederhana  | 00 Line Nct Dream |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang