Auk Ah, Pak!

2. bos semvak

Pengen ngetes, satnight begini adakah yang belum bobok?
Happy reading 🥰

Untung wilayah yang aku kunjungi, kebun Pak Lasmo, berada di wilayah Garut. Salah satu kopi terbaik asal Jawa barat yang mendunia, kopi Talaga Bodas. Jadi aku tidak perlu takut tidak dapat penerbangan atau tidak mendapatkan travel, karena ku bawa mobil sendiri.

Kopi arabika jawa barat yang satu ini tidak terlalu dominan jika dibandingkan dengan kopi arabika papandayan dan cikuray baik itu dari tingkat keasaman maupun tekstur kopinya. Namun kopi yang ditanam di sekitaran Talaga Bodas ini akan menghasilkan rasa yang pas apabila dicampur dengan jenis arabika yang lebih strong. Dengan begitu maka tekstur maupun tingkat keasaman dari arabika talaga bodas akan meningkat. Sebenarnya jenis kopi ini malah akan aman dan cocok dikonsumsi bagi penderita maag karena tingkat keasaman yang rendah itu berarti tidak akan berpengaruh terhadap lambung.

Pabrik kami cocok dengan kualitas kopi disini untuk jenis produk white coffe, dan olahan kopi lain dengan susu atau krimer. Jadi beberapa kali aku perlu berkeliling pada beberapa perkebunan disini untuk memastikan kualitasnya tetap terjaga. Karena pabrik kami tak hanya memproduksi jenis kopi dengan satu material saja, maka setelah dari Talaga Bodas aku menuju kawasan Garut lainnya. Kali ini aku ke Cikuray. Kopi arabika cikuray memiliki aroma yang sangat kuat dan 'kayu' sekali. Kopi ini memiliki tingkat keasaman yang medium, sama dengan kopi- kopi asal Jawa barat lainnya.

Selain itu tekstur yang dimiliki oleh kopi arabika cikuray adalah lebih bold atau kental jika dibanding dengan kopi arabika dari daerah lain. Sehingga tentu saja menambah kenikmatan dan sensasi kopi yang sesungguhnya ketika meminumnya. Biasanya kami akan mengolah jenis ini menjadi kopi rasa original.

(Sumber: cafebrick.co.id)

Pasti kalian bertanya-tanya dari mana pengetahuanku tentang kopi bisa begitu teliti, ini sudah ku geluti sejak beberapa tahun silam. Gelar di belakang namaku adalah S.P alias Sarjana Pertanian. Ketika aku KKN, aku pergi ke daerah Lampung untuk membaur dengan para petani kopi guna belajar sekaligus meneliti komoditas andalan Indonesia ini lebih mendalam.

By the way kalau perjalanan lancar, dari Talaga Bodas ke Cikuray bisa ku tempuh kurang lebih dua jam saja. Tapi karena hari ini aku sedang bermain jadi baby sitter pria dewasa yang sedang butuh pengalihan dari situasi Jakarta yang pasti panas dan bikin perih hatinya. Maka Pak Ferdy menyarankan agar sebisa mungkin aku membawa Pak Ken pergi jauh dari Jakarta, setidaknya dua atau tiga hari, gila. Nasib jadi kacung, ya begini, terima saja deh. Lumayan Pak Ferdy kasih ongkosnya lebih banyak dua kali lipat.

Sambil melajukan mobil dengan kecepatan normal cenderung santuy kebablasan, aku mendendangkan lagu lama mengenai derita hidup yang sedang viral di tiktok.

Langit bumi bersaksi
Derita ku jalani
Tak juga aku mengerti
(Misteri dunia ini)
(Misteri dunia ini)
Hanya pada-Mu nasib aku mengadu
Kuatkan hatiku mengabdi pada-Mu
Teguhkan jiwa-raga juga niatku
Mengabdi tulus penuh takwa pada-Mu

(Song by: Sulis)

Deritaku, musti rela diikuti Pak Ken yang sampai sekarang belum mau makan siang. Dia hanya melahap sepotong roti dan sebotol air mineral yang ku beli di minimarket sepulang dari kebun Pak Lasmo tadi. Ketika aku berhenti pada rumah makan sederhana, dia hanya mengangkat bahu tak acuh. Terlihat tak selera dengan apa yang akan dihidangkan disana, bahkan hanya dari tampilan luar tempatnya saja.

Mematikan AC mobil untuk membuka jendela. (maaf jangan dulu su'udzon ada perempuan merokok, nenek moyang di tempatku juga merokok tembakau lining, aku tinggal di lereng gunung yang dingin) ku nyalakan rokok mild-ku tanpa sungkan, setahuku Pak Ken juga perokok. Udara dingin daerah pegunungan membuatku menggigil, ditambah lagi tugas tambahan yang berat berupa keberadaan si bapak yang ditinggal kawin kekasihnya.