Mereka berfikir aku berubah. Nyatanya, aku sedang menjadi diriku sendiri.
Jati diri itu seringkali menakutkan bagi orang yang insecure. Mengapa tidak? Mereka memilih menyembunyikannya demi kesempurnaan bahkan kepantasan. Walaupun nyatanya, masih banyak di cari orang.Mereka kadang mengingkari diri sendiri. Berlakon seolah jati dirinya yang paling baik dan bersikeras menjadi orang lain. Sampai pada suatu titik kesadaran kurang mencintai diri sendiri akan muncul. Saat itulah sebuah 'pendewasaan' betul-betul hadir. Keluar melawan zona nyamannya.
Delta masih berada di dalam mobil fortuner berwarna black yang sudah terparkir selama satu menit di depan sekolah. Ia duduk di bagian sheat ke dua sebelah kanan. Tubuhnya sedikit membungkuk membetulkan tali sepatu sneakers merk Balenciaga tipe speed lace up berwarna hitam dengan bagian outsole putih yang ringan. Sepatu itu adalah hadiah dari sang kakek saat peringatan ulang tahunnya dua tahun yang lalu.
Selama ini Delta selalu ingin memakainya tapi sayang, kedua orangtuanya melarang. Mereka lebih suka putrinya berpenampilan feminin dan anggun. Oleh karena itu, Delta selalu memakai sepatu pantofel atau flatshoes kemanapun ia pergi.
" Haaahhh!"
Delta menghembuskan nafas sambil membuka pintu mobil. Wajahnya terlihat sumringah. Tampilan barunya membuat aura gadis itu terpancar. Kali ini tak ada lagi tas cangklong, sepatu pantofel ataupun bandana. Gadis itu memilih memakai ransel, sneakers dan mengikat rambut hitam panjangnya. Mata panda akibat begadangnyapun sedikit pudar. Tadi malam gadis itu memang belajar sewajarnya. Delta tak mau terlalu memporsir diri demi mengejar kesempurnaan. Baginya sekarang yang terpenting adalah menjadi diri sendiri.
" Ta !"
Meta memanggil lantang. Gadis itu menghampiri Delta sambil menatapnya bak orang asing. Meta memutar tubuh sahabatnya beberapa kali.
" Lu kesambet siluman apa Ta?!"
" Netizen toxic kaya gini nih yang mesti di jait mulutnya !"
" Yeee. Denger gue, lo ga cocok sumpah ngegaya cuek kaya gini. Mending ubah Ta ! Lo itu udah terlahir buat jadi anggun kaya gue."
Delta menggelengkan kepala. Ia hanya tersenyum mendengar ucapan Meta. Wajar jika Meta sedikit menyinyir. Gadis itu pasti shock melihat tampilan baru Delta.
" Udah ah gue cabut duluan, Met !"
" Mau kemana?"
" Kelas XII IPS 3. Kasih formulir pendaftaran club PUBG power. Bye!"
" What?!! Wah, serius jiwanya udah kerasukan siluman. Jangan-jangan tuh bocah ikut aliran sekte sesat. Kudu lapor sama si Nic."
Meta bergegas mencari Nichole, kekasih Delta. Gadis yang mempercayai hal mistis itu tak ingin tinggal diam. Ia merasa ada yang aneh dengan sahabatnya.
*****
" Sorry, ada Gama?"
Delta bertanya pada salah satu siswa kelas XII IPS 3. Siswa tersebut kaget begitupun teman-temannya yang lain. Mereka menatap heran pada gadis yang selama ini berlabel siswi paling pintar dan memiliki image yang baik di sekolah.
" Hallo!"
Delta menyeru sekali lagi sambil melambaikan tangan di hadapan siswa tersebut.
" Oh, i...itu Gama."
Siswa tersebut menjawab sambil menunjuk ke arah belakang Delta. Ketua club PUBG power baru saja datang. Aura dinginnya semakin terasa dari jarak dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Me
Teen FictionSaat masa pubertas semua orang mulai mencari jati dirinya. Begitupun dengan Adelta Brivani Devran. Gadis pintar, anggun dan berparas cantik yang terlahir dari keluarga berpendidikan itu mulai merasa ketidaknyamanan pada dirinya. Delta biasa ia di s...