Chapter 6 - Pelariannya

31 1 0
                                    

[POV Lidi]


Rasanya sakit, sakit, sakit!!

Aku tidak menyangka akan sesakit ini. Aku hanya bisa berteriak.

Untuk mengurangi rasa sakitnya, aku terus berteriak keras dan mati-matian menyesuaikan pernapasanku.

"Uwaahhh... Sangat ketat..."

Sambil berkata seperti itu, tanpa berhenti, Apollo langsung bergerak maju dan mundur.

Tanpa pikir panjang, aku mencakar punggungnya tetapi dia hanya membuat wajah masam. Sepertinya dia tidak mengalami rasa sakit karena itu.

Berbeda dengan penderitaanku, dia hanya tertawa kecil.

"Tidak apa-apa, cakar saja aku... Nn... Lihat, semuanya sudah masuk."

Aku mengikuti garis pandang Apollo, aku melihat ke bahwa bagian bawah, kita terhubung satu sama lain tanpa celah.

Ah, akhirnya tujuanku tercapai...

"Apa masih sakit?"

"...Sedikit, tapi aku baik-baik saja."

Karena aku ingin menyelesaikannya dengan cepat. Jadi aku harus meyakinkannya bahwa aku baik-baik saja.

"Begitukah? ...Maafkan aku. Aku tak bisa menahannya, aku akan bergerak selembut mungkin. Kalau kau merasa sakit, cakar saja aku seperti sebelumnya."

Aku mengangguk, sekali lagi aku meletakkan tanganku di punggungnya.

Dengan perlahan dia terus bergerak.

Masih ada sedikit rasa sakit tapi itu masih bisa ditahan, tak lama, perasaan yang menyenangkan meluap. Nikmat... aku menjadi sensitif, aku pun tak bisa menahan erangan dan desahan yang keluar dari mulutku.

"Sepertinya sudah tidak sakit.... Ekspresi yang bagus."

Sambil menghisap dadaku, Apollo meningkatkan kecepatan dorongannya dan memelukku, aku hanya bisa mengeluarkan suara yang berirama.

"Ah, ah, ah, ahhhh...!!"

Rasanya nikmat. Miliknya cukup panjang dan menembus jauh ke dalam. Setiap dia mendorong, rasa nikmat yang tak terhitung mengalir ke seluruh tubuhku.

Aku ingin merasa lebih. Seakan melupakan segalanya, aku memohon padanya.

"Nnn..... Apollo.... dalam.... lebih dalam!!"

Mendengar itu, Apollo tersenyum gembira.

"Kau sangat menyukainya? Padahal ini adalah pertama kalinya bagimu. Umm.... aku akan mendorongnya lebih dalam lagi."

Seperti perkataannya, Apollo mendorong lebih dalam lagi. Erangan keras pun keluar dari mulutku, benar-benar kenikmatan yang luar biasa.

"Bagus, bagus sekali!!"

Aku ingin merasakan lebih banyak kenikmatan lagi, tanpa sadar aku pun ikut bergerak, menyamai irama gerakannya.

Gerakan kami terlihat sangat kompak, membuat semua ini menjadi semakin nikmat.

Berbagai suara tak senonoh pun menyelimuti ruangan itu. Kemudian Apollo menatapku, terpesona.

"Ahh... Ini benar-benar terasa hebat. Sangat nikmat, kau mengisapku masuk. Rasanya seperti kau tidak akan melepaskanku. Hahahaa... Bahkan kau juga ikut bergerak, sepertinya kau juga merasa nikmat... Aku senang."

"Iyaaa!! Rasanya nikmat!!"

Apollo menaikkan kecepatannya. Aku telah sepenuhnya didominasi oleh nafsu. Euforia memojokkanku.

I Don't Want to Become Crown Princess!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang