Petunjuk

684 66 7
                                    

Hari pertama bagi Lin Hua tak cukup memberatkan karena dengan adanya rapat mendadak istana membua Lin Hua merasa bebas, hal itu tak disia siakannya ia berkeliling keluar istana mungkin menacari petunjuk untuk jalan keluar

Lin hua mencoba kelur istana mungkin pergi ke pasar tradisional tempat pertama kali dia kemari, Lin Hua begitu takjub akan pasar tradisional itu kalau pada zamannya mungkin telah menjadi Mall mewah, Lin Hua berkeliling mungkin melihat lihat saja tak apa

Setelah berapa jam dia berkeliling ia memutuskan untuk pulang tanpa sengaja Lin Hua menabrak wanita yang bisa diakatakan nenek nenek. Lin Hua membantu nenek itu berdiri dan mengucapkan maaf

"Maaf nek, mari kubantu" Lin Hua sungguh merasa bersalah nenek itu melihat kearah Lin Hua dan tersenyum tipis namun beda halnya dengan Lin Hua yang terkejut, nenek itu mirip dengan dosen pembimbingnya namun dosen pembimbingnya masih terlihat tidak terlalu tua

"Jadi dia memilihmu ya?" Ucap nenek itu tersenyum. Namun Lin Hua kebingungan dengan kata yang diucapkan

Memilih?memilih apa?

"Maksudmu nek mimilih apa?"tany Lin Hua penasaran

"Jika dia memilih berarti harus kau lakukan taruhannya kau tak akan kembali ke tempatmu yang asli"ucap nenek itu masih tersenyum menatapnya

"Nenek tahu aku bukan berasal dari sini?"tanya Lin Hua yang masih bingung

"Seperti yang diharapkannya, mulai saat ini kau harus hati hati kehidupan di Istana tidak seindah tempat dan suasananya, ingat hal yang kukatakan jangan memberi tahu orang dari mana kau berasal" ucap nenek itu"Mekar di pagi hari Kuncup senja hari"mendengar ucapan nenek itu Lin Hua melamun tanpa ia sadari nenek itu telah pergi dengan cepat

"Nek maksudmu apa?"mencoba bertanya tapi nenek itu telah pergi
"Nek nek kamu dimana nek"
"Apa coba maksudnya?mekar, kuncup, memilih? Memikirkan itu membutku pusing. Aku harus pulang nanti kaisar mencariku"

—————
Di Pavilium yang mewah seorang Pria yang sangat tampan menggeram marah, karena setelah rapat istana tadi pelayan pribadinya itu pergi tanpa pamit, memakan waktu jika dia menunggu pelayan peibadinya itu bukan tanpa alasan dia menunggu tapi petinggi istana dari pihak selir raja sebelumnya yang mempertimbangkannya, bukan karena ia tak memiliki kekuasaan untuk mengehntikan petinggi istana tersebut namun ia tak mau mengambil langkah cepat dari selir Yan Fei sungguh ia tahu maksud dari Selir Yan Fei.

Setelah beberapa menit perjalanan dari pasar Lin Hua telah tiba di Pavilium milik kaisar penajga disana telah mebukakan pintu ruangan kaisar
Lin hua masuk dengan hati hati dnegan wajah yang masih bingung

"Berani kau keluar dari istana ini tanpa izin?"uacpnya dingin dan marah sadar akan ucapn kaisar barusan membut Lin Hua merasa bersalah
Bersalah?hei kenapa Lin Hua sperti penakut sekarang

"Maaf Kaisar saya merasa bosan tidak ada pekerjaan jadi saya hanya kepasar?" Tanpa disadari kaisar mendekat dan membuat Lin Hua berjalan mundur kebelakang tapi ia terpojok di dinding membuat Lin Hua kecewa, Kaisar mendekatkan ke arah Lin hua membuat Lin hua takut lin hua merasakan nafas kaisar di lehernya

"Siapa kau?" Ucap kaisar pelan, dingin dan berat membuat Lin hua berdesir dua kata yang membuatnya ketakutan

Apakah ia harus mengatakan sejujurnya ia masih bingung dari pertemuannya dengan nenek di pasar dan pertanyaan oleh kaisar tadi








Hay Aku kambek nih
Jangan lupa vote and komennya ya
Jangan sider

Live in different timesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang