05. Mari Berbelanja

310 35 3
                                    

Ya, setelah kemarin heboh plus histeris gara gara ngelihat rumah baru mereka, kini keluarga Peter akan belanja belanja di Mall terdekat.

Sesuai dengan chapter sebelumnya, mereka memang tidak membawa barang barang berukuran besar seperti sofa, kasur, kompor, dan lain lain.

Jadi, mau gak mau mereka harus beli yang baru lagi.

Seperti biasa, tiada hari tanpa kerusuhan di rumah keluarga Peter. Seperti hari ini, contohnya.

Felix dan Seungmin lagi rebutan kamar di lantai dasar yang paling dekat dengan kolam renang.

Jisung mah gak ikutan rebutan, dia malah nyemilin kue kue yang tersedia di dapur. Katanya sih, itu kue sisa pemilik rumah sebelumnya.

Lalu, bagaimana dengan our maknae kita? Si Jeongin lagi di ruang keluarga, nyetel lagu dari Spotify, terus dicolokin di speaker milik pemilik sebelumnya--yang diberikan ke keluarga Peter secara sukarela. Nyetel lagu Dalla Dalla dari Itzy.

"Nabok orang, dah lah, dah lah yee.."

Ya, si Jeongin lagi nyanyiin lagu Dalla Dalla versi Misheardnya.

Jae dan Wonpil yang lagi natain barang barang, cuma bisa geleng geleng kepala. Udah khatam sama kelakuan anak anaknya yang diluar kata waras itu.

"Je, lo tuh nyanyi apa ngapain sih?" tanya Jisung yang lagi duduk di wastafel dapur sambil ngemut madu mongso.

Visualisasi madu mongso yang dimakan sama Jisung:

Visualisasi madu mongso yang dimakan sama Jisung:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Author jadi laper...)

"Nyanyi lah, kak! Ngapain lagi?"

Kebiasaan utama keluarga Peter. Kalo ditanya pasti bakalan balik tanya.

"Oh... Kirain lagi ngomel," balas Jisung sambil mengambil beberapa bungkus madu mongso lagi.

Jeongin yang udah capek nyanyi sambil teriak teriak, langsung mencomot satu bungkus madu mongso dari tangan Jisung.

"Heh, kok main nyomot aja sih!" omel Jisung.

Jeongin mengunyah madu monggo yang udah terlanjur masuk ke dalam mulutnya. "Hehe... Maaf, Ji. Jeje laper."

Jisung mendengus pelan. Sudah lelah dengan kelakuan adiknya yang gak pernah menganggapnya sebagai kakak. Memang ujian yang sangat berat.

"Dapet dari mana, Ji?" tanya Jeongin sambil mengambil sebungkus madu monggo lagi.

"Gak tahu. Tadi ada di atas meja, jadi gue makan aja. Toh, gak ada pemiliknya ini," jawab Jisung santai.

"Wah... Parah nih. Makanan orang Jihan ambil!" komentar Jeongin.

"Lah, lo sendiri juga sama, Je. Kamu juga makan makanan orang lain."

"Tapi itu, kan beda!"

"Beda dari hongkong."

Mari kita tinggalkan Jeongin dan Jisung yang lagi berantem gara gara madu mongso hasil curian.

Di sisi lain...

"Bas.... Gue yang ini, ya," pinta Felix sambil menunjuk pintu kamar yang terbuat dari kayu jati.

Seungmin menggeleng ribut. "Gak! Ini punya gue!" jawabnya.

Felix mengerucutkan bibirnya. "Sekali aja... Ngalah sama Lixie dong!"

Seungmin menghela napas kasar. Felix itu, kan kakaknya, kenapa dia gak mau ngalah sama Seungmin?

"Babas udah minta izin sama Mama, dan Mama juga udah bolehin," ucap Seungmin beralasan.

Felix kembali melakukan aksinya. Dia melakukan aegyo di depan Seungmin.

Ketahuilah... Seungmin itu paling benci sama yang namanya aegyo. Siapapun yang berani menunjukkan aegyo di depannya, pasti langsung di makan hidup hidup.

"Lix, mending lo diem aja deh, daripada nanti gue makan," ucap Seungmin dengan nada dingin.

Felix auto diem di tempat. Udah gak berani buat nantangin Seungmin lagi.

Seungmin menghela napas untuk sekian kalinya, seakan akan hidupnya itu terlalu berat baginya.

"Lagipula, kamar yang di lantai dua dan lantai tiga juga gak kalah bagus. Kenapa kamu malah pengin kamar yang ini?"

"Ya, kamar yang ini, kan paling deket sama kolam renang. Mana view-nya juga bagus. Jadi pengin aja gitu," jawab Felix.

Seungmin cuma mangut mangut doang. Ya, dia juga tahu hal itu dari Jisung. Jisung udah patroli keliling rumah untuk mencari kamar yang view-nya paling bagus. Dan menurut penelitiannya Jisung, kamar dengan view yang paling bagus itu kamar yang di lantai 3 sama yang di lantai 1.

Di saat mereka berdua udah berhenti bertengkar karena urusan kamar, tiba tiba terdengar suara Wonpil.

"ANAK ANAK PARASITKU- eh, salah, maksudnya, ANAK ANAK KESAYANGKU! AYO SIAP SIAP, NAK! BENTAR LAGI KITA MAU JALAN JALAN KE MALL!"

Anak anak keluarga tercemar yang memang ditakdirkan mempunyai jiwa shopping yang akut, auto lari ke kamar masing masing. Mau siap siap, kata mereka.

Jisung yang memang udah siap, cuma duduk lesehan di depan pintu kamar. Lagi nungguin Seungmin yang masih rusuh di dalam kamar.

Fyi, letak kamar mereka tuh seperti ini:

Wonpil dan Jae: Di lantai 2 sebelah kanan kamarnya Felix
Felix: Di lantai 2 sebelah kirinya kamarnya Wonpil dan Jae
Jisung: Di lantai 3
Seungmin: Di lantai 1
Jeongin: Di lantai 1, deket dapur--sebenarnya itu kamar pembantu, tapi berhubung mereka gak punya pembantu, jadilah kamar itu biar Jeongin.

Ya, Wonpil dan Jae ngalah sama Seungmin. Harusnya, mereka berdua yang di kamar bawah, tapi karena Seungmin yang minta, mereka mau gak mau harus nyari kamar lain.

Well... Itu semua bukan tanpa alasan. Seungmin kalo udah mau sesuatu, harus dituruti. Kalo nggak, pasti dia bakalan ngamuk.

"Udah siap, Nak?" tanya Wonpil setengah berteriak.

"SUDAH, MA!" jawab semuanya kompak.

Mereka langsung kumpul di ruang keluarga, dan meluncur ke Mall terdekat.

Kalo kalian pikir mereka ke Mall pake mobil, berarti kalian salah besar. Mereka gak pake kendaraan, mereka jalan kaki. Mall-nya, kan deket banget sama rumah mereka. Ibarat kata, mereka tuh tinggal ngesot aja nyampe.

"Ini kita mau beli apa aja, Ma?" tanya Jisung selaku anak sulung di keluarga itu.

Wonpil mengeluarkan list belanjaan dari saku jaketnya. "Nih, kalian beli di toko elektronik, ya. Mama sama Papa mau ke Supermarket dulu."

Jisung menerima list belanjaan itu, dan membacanya.

Jeongin, Seungmin, dan Felix auto melongo pas ngelihat gulungan kertas itu. Masalahnya, gulungan kertasnya tuh sepanjang kurang lebih dua meter.

"Ini kita mau beli kebutuhan rumah tangga, apa mau ngapain sih?" tanya Jisung yang udah keburu pusing duluan.

"Kayak gak tahu aja, Ji. Mama sama Papa kalo mau beli apa apa, pasti seisi Mall langsung ludes," sahut Felix.

Seungmin melipat kedua tangannya di depan dada. Sok sok-an jadi bos. "Kadang gue heran deh. Buat apa beli banyak barang, kalo nantinya bakalan nganggur di pojokan gudang?"

Jeongin mengedikkan kedua bahunya. "Nah, itu dia. Gue juga gak tahu tuh. Memang mereka berdua tuh boros boros."

"Boros boros kayak gitu juga, mereka tetep Papa dan Mama kita," balas Jisung, dan langsung mendahului adik adiknya masuk ke dalam toko elektronik.

Rusuh Family [Stray Kids]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang