Seorang cowok berkulit sawo matang dan rambut hitam terlihat sedang duduk sendirian di sebuah meja dekat jendela. Tatapan dari mata bulatnya terlihat manis, tak kalah juga dengan senyumnya. Orang sering mengira cowok itu adalah model atau penyanyi, padahal dia Cuma mahasiswa biasa.
Well, kata "biasa" sebenarnya juga nggak menggambarkan seorang Michael Estel. Pertama, dia itu anak laki-laki kedua dari keluarga Estel yang dikenal punya harta dan tahta yang tujuh turunan pun nggak ada habisnya. Saat orang mendengar nama Estel, tentu mereka tahu siapa dia- atau lebih tepatnya siapa keluarganya. Kedua, Estel adalah mahasiswa Universitas Langit. Itu aja seharunya cukup untuk memberitahu siapa dia dan seberapa besar status dan pengaruh yang dimilikinya.
Estel dari tadi duduk di cafe favoritnya ditemani segelas minuman yang hampir habis dan sepotong kue. Ada ekspresi bosan di wajahnya, namun seketika hilang saat layar handphone di genggamanya menyala. Sebuah notifikasi berhasil menarik perhatiannya penuh:
Tweets
You might like.
Sanny @ArsanRaketa
dicari sugar daddy! bagi yang berminat silahkan dm
#sugarddy
Rasa bosan dan penasaran membuat Estel mengklik profile akun tersebut. Satu klik berubah jadi scroll, dan cowok itu akhrinya tahu nama, tanggal lahir, bahkan universitas si pemilik akun itu. Estel hanya penasaran, dia nggak benar-benar serius dengan tawaran cuitan tweet tadi.. tapi, ya, dia juga nggak mau melewatkan hiburan seperti ini.
Pemilik akun tersebut adalah cowok bernama Arsan Raketa, lahir 10 Juli dan suka kucing terlihat dari isi post-annya. Estel juga nemuin satu foto cowok itu. Dia bermata agak sipit, memiliki lesung pipi di wajahnya, dan memakai pakaian serba putih seperti seorang perawat rumah sakit. Ada lambang Universitas Langit di pakaian tersebut. Hal itu membuat seulas senyum di bibir Estel perlahan melebar.
"Cakep," kata Estel tanpa sadar kalau dirinya bicara sendiri.
Estel udah punya cukup informasi tentang Arsan. Sekarang, kalau ada orang yang bisa membantu dirinya itu pasti Aidan Yeola alias sahabatnya. Dia buru-buru menekan kontak telepon cowok itu.
ID CALLER: Edan
"Aidan?"
"Yo?""Lo lagi dimana?"
"Ngapain nanya-nanya? Kangen yaa."
"Ck, jijik."
"Gua lagi sibuk nih. Kenapa? Pasti ada maunya kan nih."
"Cariin informasi seseorang."
"Gak ah."
"I owe you one if you help."
"New phone sounds nice?"
"Terserah. Kirim aja pembayarannya."
"Asik. Nggak salah gua berteman sama Estel."
"Mau cari tahu tentang siapa, bos?""Cowok namanya Arsan Raketa"
"...siapa?"
"Arsan Raketa."
"Coba sekali lagi?"
"Anjing-"
"Aduhh, santai aja, babi. Emang ada urusan apa lo sama anak Ilmu Keperawatan itu?"
"Lo kenal?"
"Nggak begitu."
"Mau apa sama dia?""That's not your problem now, is it."
"Hih, serem..."
"Emang lo lagi dimana sekarang? Cafekan? Ada cowok gua di sana?""Ada."
"Nah, tanya dia aja. Arino deket sama Arsan."
"OK."
"Tanyanya biasa aja, gak usah pake lo godain."
"Ngapain juga gua godain pacar lo, Edan."
"Sip. Hp barunya ditunggu ya."
Estel putus sambungan teleponnya tanpa bilang terima kasih. Dia kemudian melambaikan tangannya ke pelayan yang ada di belakang kasir, buru-buru memanggilnya ke meja.
"Siang, Kak. Ada yang bisa saya bantu?"
Estel menengok ke arah laki-laki tinggi yang sekarang berdiri di dekatnya. Dia tersenyum ramah dengan pakaian barista warna putih dan apron cokelat di pinggangnya. Estel memang nggak begitu dekat dengan pacar sahabatnya itu, hanya bertemu di cafe atau sesekali di sekitar kampus aja, tapi saling kenal dan nggak secanggung dulu. Dulu, Arino bahkan nggak berani melihat ke arah Estel.
"Ada," kata Estel. "Duduk dulu sini."
"Eh? Maaf, Kak, ada apa ya?"
"Santai aja, Arino," jawab Estel dengan canda, padahal lawab bicaranya udah panik. "Kata Aidan lo bisa bantu gua."
Arino jadi deg-degan sendiri, perasaannya nggak enak mendengar arti dari kalimat tadi. Dia dekat-dekat kakak tingkatnya aja udah panik, apalagi saat diminta bantuan.
"Kenal sama yang namanya Arsan?"
"H-huh? Ada apa ya, Kak?"
"Gua mau tau tentang dia."
Arino cuma bisa menelan ludah. Rasanya dia nggak mungkin menolak kalimat perintah dari Estel, apalagi saat cowok itu memberikannya tatapan serius dan senyuman seribu arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best of Me
Fanfiction"By the way, bisa engga sih lo jatuh cinta sama sugar daddy sendiri?" [Wooyoung : San] [Bahasa]