Penyambutan Calon Suami

73 3 1
                                    

Di kediaman sebuah rumah mewah yang ada di kawasan pusat kota Bali telah di sibukkan dengan acara besar - besaran menyambut kedatangan calon suami Amira yang baru saja terbang dari Cambridge. Itulah yang semua orang pikir termasuk sang kakek, Tanzel.

Padahal yang sebenarnya terjadi Louis sudah berada di Indonesia dari satu minggu yang lalu dan catat ya! Bahwa dia ini bukan calon suami sungguhan akan tetapi pura - pura.

Di usianya yang tak lagi muda Tanzel masih saja terlihat tampan begitu juga dengan tenaganya juga masih sangat prima karen setiap pagi dia masih rajin berolahraga. Seolah tidak mengenal kata lelah Tanzel terus saja beraktifitas mengatur persiapan jamuan makan malam. Baginya semua harus perfect terlebih ini penyambutan calon suami cucu kesayangan dan juga pewaris tunggal seluruh kekayaan TANZEL GROUP.

Amira mendesah lelah bermanjakan Tanzel yang terus saja berjalan mondar mandir mengecek apakah semua pelayan menjalankan perintahnya dengan baik atau tidak.

"Sayang, jangan duduk saja di situ. Kemarilah!" Pinta Tanzel. Yang di panggil langsung mendekat ke arah sang kakek. "Lihatlah apakah semua ini sudah perfect atau masih ada yang kurang?"

Hembusan nafas berat mengiringi deru nafas Amira bersamaan dengan itu dia menjelaskan pada Tanzel bahwa tidak perlu berlebihan. Toh, ini hanya acara makan malam biasa.

"Tidak boleh ada yang biasa -biasa saja Amira selama itu berhubungan dengan Putri Tanzel. Penyambutan kedatangan calon sumi-mu ini harus benar - benar perfect."

"Calon suami pura - pura saja kok di sambut sampai semegah ini." Lirih Amira tapi sial karena Tanzel masih mampu mendengarnya meskipun samar - samar. "Kamu bilang apa barusan?" Tanyanya berpadukan sorot mata menajam, dan Amira paling takut bila sang kakek sudah seperti ini.

"Em, tidak ada. Amira tidak ngomong apa - apa. Kali aja Opa salah dengar kan di sini banyak pelayan. Bisa saja para pelayan yang saling berbincang tapi ngiranya Amira. Iya kan?" Sembari mengerling genit coba mengelabuhi Tanzel, akan tetapi sang kakek tetap saja menatapnya dengan tatapan tajam.

Seketika bulu roma meremang bersamaan dengan itu di peluknya sang kakek berpadukan kecupan di kedua pipi. "Jangan menatap Amira seperti itu Opa. Amira ini bukan penjahat yang hendak di adili." Rajuknya dengan manja.

"Apa kau takut dengan Opa-mu ini, Amira?"

"Tentu saja. Siapa yang tidak takut dengan Tuan Tanzel? Semua orang takut termasuk Amira."

"Oh, sayang ku. Kemarilah!" Merentangkan tangan supaya cucu kesayangan berhambur ke dalam pelukan. Kini, di peluknya tubuh Amira dengan sangat erat berpadukan kecupan sayang.

Waktu berputar sangat cepat dan inilah saat yang paling di tunggu pria gagah berwajah tampan sedang memasuki ruang makan dengan Amira di sisinya yang terlihat sedang mengalungkan tangannya pada lengan kekar.

Malam ini Louis terlihat sangat tampan berbalut kemeja biru berpadukan tuxedo dan dasi kupu - kupu yang semakin menambah ketampanannya berkali - kali lipat. Begitu juga dengan Amira yang berbalut dress warna biru tanpa lengan yang panjangnya menjuntai hingga ke lantai juga menambah kecantikannya berkali - kali lipat hingga seorang Louis di buat tak berkedip.

"Selamat datang di kediaman Tanzel, Tuan Louis." Ucap Tanzel dengan suara khas yang mendominasi.

"Terima kasih, atas undangan makan malamnya, Tuan Tanzel. Ini suatu kehormatan bagi saya."

"Duduklah!"

Amira yang sadar bahwa kursi Yoza kosong segera menanyakan kepada kakek nya kemana perginya sang ayah kenapa belum juga sampai?

"Papa di sini sayang." Suara bariton yang datang secara tiba - tiba telah menyentak Amira begitu juga dengan Louis sehingga langsung menolehkan wajahnya ke arah sumber suara tersebut berasal. Seketika tatapan keduanya bermanjakan senyuman khas mengukir di bibir kokoh bersamaan dengan itu langkah kaki semakin mendekat. "Maaf, karena sudah membuat Putri kesayangan Papa ini menunggu lama." Berpadukan kecupan hangat pada puncak kepala. "Amira juga baru sampai kok Pa."

Aku Istri Sah Bukan Istri SimpananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang