'Jika aku tahu semua itu berawal dari sebuah langkah, aku jelas ingin menghentikannya'
▫️▫️▫️▫️▫️
Fajar menyapa dengan menenggelamkan bulan dari kesibukannya di malam hari. Cahaya merah yang berubah seiring matahari timbul dari ufuk timur membuat burung-burung bersiap pergi dari sarangnya untuk mencari makan. Di pertengahan musim semi yang hangat, bunga masih senantiasa menyapa siapapun yang akan beraktivitas hari ini.
Di pinggiran kota, sebuah flat kecil baru saja membuka jendela secara perlahan. Pemuda berperawakan kurus pun menyipitkan matanya yang terpapar sinar matahari. Rambut hijaunya bergerak ditiup angin seakan-akan menyapa pohon di luar yang memiliki warna serupa dengannya.
Ia menghembuskan nafasnya pelan, menikmati udara segar yang masuk ke dalam ruangan sempit miliknya. Pemuda itu berbalik, menatap seorang bocah berumur 15 tahun yang masih terlelap dalam tidurnya.
"Bangunlah kelinci kecil..."
Mencoba menguncangkan tubuh bocah itu perlahan, menepuk-nepuk kedua pipi gembilnya secara bersamaan guna menganggu tidurnya.
Bocah itu mulai merengek, ia menepis kecil tangan pucat yang terasa dingin jika di sentuh.
"Bagaimana bisa aku meninggalkanmu untuk beberapa hari kedepan jika kau masih belum mampu untuk bangun sendiri Jungkook." ucapnya.
Dan bocah itu bangun dengan wajah yang kesal, menatap seseorang yang menyapa dengan tersenyum manis. Jungkook memeluk pinggang, menyapukan wajahnya di perut kurus pemuda yang membangunkannya.
"Apa Yoongi hyung benar-benar akan pergi ke Seoul lusa?"
"Tentu saja Kookie, hyung sudah berjanji pada salah satu teman disana, ia akan memberikanku sebuah pekerjaan yang lebih baik, tentu saja."
Yoongi mengusap rambut lembut adik kecilnya, warnanya yang sehitam jelaga sangat kontras di kulit pucat miliknya.
"Tapi aku tak ingin hyung pergi..."
"Aku harus pergi Jungkook hanya sebentar, antara satu sampai dua minggu. Bibi sebelah akan melihatmu setiap saat, aku sudah berpesan padanya agar menjagamu untuk beberapa waktu kedepan."
Jungkook mengerang jengkel, ia tak ingin di tinggal. Dirinya hanya sendirian disini. Jungkook pun tak terlalu dekat dengan tetangga di sekitar flat tempat mereka tinggal.
Walaupun tetangga mereka memang mengenali Yoongi dan Jungkook dengan baik, tapi memang pada dasarnya bocah bergigi kelinci itu adalah sosok yang pemalu.
"Berjanjilah pada hyung kau akan menjaga dirimu dengan baik, memakan makanan yang hangat dan tidak tidur terlalu larut. Berangkatkah ke sekolah seperti biasanya."
Jungkook hanya mengangguk sebagai jawaban, dirinya enggan melepas pelukan pada pinggang yang lebih tua.
Entah mengapa, usapan lembut yang ia rasakan saat ini menjadi terasa sangat menyakitkan. Dadanya terasa sesak mendengar permintaan sederhana Yoongi.
Yoongi mengangkat kepala Jungkook, membawa tubuh itu untuk duduk di hadapan dengan tangannya yang menyentuh kedua pipi gembil itu lembut, mengelusnya secara perlahan takut-takut jika ia menekannya sedikit saja kulit milik Jungkook akan rusak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Time [Brothership Short Story] ✓
Fanfic[COMPLETE] Genre : Brothership, Fiksi Penggemar, Angst, Family, AU. Jika ia tahu ini akan menjadi akhir untuk dirinya... Jungkook tak ingin melepas pelukan itu sama sekali. Sosok Yoongi yang begitu berarti dalam hidupnya. Ia menyesal tak mengeta...