'Dimanakah dirimu, hyung?
Aku sangat merindukanmu. '▫️ ▫️ ▫️ ▫️ ▫️
Sudah 2 minggu sejak kepergian Yoongi, Jungkook terduduk pada kursi halte tempat dimana ia terakhir kali mengantar kakaknya pergi.
Ia tak tahu kira-kira pukul berapa namja berkulit pucat itu tiba. Memang Yoongi tak memberitahunya, dan Jungkook tak memiliki ponsel untuk menghubungi kakaknya tersebut.
Pagi tadi ia sempat menanyakan pada bibi sebelah flat tempat tinggalnya. Tetapi bibi Han pun tidak mengetahui apapun, terakhir kali mendapat kabar, bibi Han hanya di beri pesan untuk menjaga Jungkook dengan baik.
Jungkook masih mengenakan seragam sekolah miliknya. Ini sudah hampir sore dan tak ada tanda-tanda bis dari Seoul akan datang. Remaja itu membuang nafasnya kasar.
"Apa Yoongi hyung sedang berada di perjalanan?" gumannya pada diri sendiri.
"Baiklah, aku akan menunggunya." Jungkook bersenandung, di gerakkanya kedua kaki miliknya dengan acak.
Dilihatnya kantong plastik yang ia genggam, sebelum Jungkook berniat menunggu Yoongi di halte bis. Dirinya sempat membeli beberapa bahan makanan untuk di masak.
Ia sudah berniat untuk membuatkan Yoongi resep baru yang baru saja ia pelajari dari internet. Sejak Yoongi pergi, Jungkook memasak makanan sendiri, sesuai dengan pesan sang kakak ia berjanji akan selalu memakan makanan yang hangat.
Sebuah bis pun datang dan berhenti tepat di hadapan Jungkook. Dengan terburu-buru ia berdiri, nunggu pintu bis untuk terbuka. Dilihatnya segerombolan manusia turun dari sana, matanya berpendar mencari-cari keberadaan Yoongi.
Cukup lama ia menunggu, dilihatnya orang-orang bergantian untuk keluar dan masuk secara tertib. Tetapi sampai saat ini Jungkook belum menemukan sang kakak. Di Intipnya keadaan di dalam bis melalui kaca, namun tak ada Yoongi di dalamnya.
Dirinya menunduk, pundaknya menurun tanda kecewa. Mengehela nafas kembali, ia membawa tubuhnya untuk duduk pada kursi tunggu halte, lagi.
Sudah jam 7 malam, masih ada beberapa bis yang akan datang nantinya. Tak masalah, ia akan menunggu sampai bis terakhir, pikirnya.
Dan malam semakin larut, bis terakhir sudah pergi kembali beberapa menit yang lalu. Jungkook masih terdiam, ia kebingungan saat ini.
Dirinya sudah menunggu selama lebih dari 7 jam disana, matanya tiba-tiba berair. Bukan karena lelah, tetapi begitu rindunya ia pada Yoongi.
Tangisnya pun pecah, tubuhnya gemetar dan suara lirihannya terdengar pilu. Ia khawatir sekali, tak ada kabar apapun, tak ada tanda-tanda apapun.
Yoongi tak meninggalkan pesan bahkan mengabarinya barang semenit saja. Dadanya sesak mendadak, banyak sekali rasa takut yang melayang di pikirannya.
Jungkook pun membuang nafasnya kasar, ditariknya udara masuk ke paru-paru nya secara dalam dan menghembuskannya pelan. Ia mencoba membuat dirinya tenang. Dan berhasil, tangisnya terhenti hanya tinggal jejak sungai yang tergambar di pipi gembilnya.
"Mungkin esok hari hyung baru akan pulang. Tak apa, aku akan menunggu ya kembali setelah pulang sekolah." lirihnya.
Jungkook pun membawa tubuhnya untuk bangkit, ia berjalan terseok-seok menuju tempat tinggal mereka. Enggan sekali meninggalkan halte bis, tetapi malam sudah menunjukan pukul 10.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Time [Brothership Short Story] ✓
Fanfic[COMPLETE] Genre : Brothership, Fiksi Penggemar, Angst, Family, AU. Jika ia tahu ini akan menjadi akhir untuk dirinya... Jungkook tak ingin melepas pelukan itu sama sekali. Sosok Yoongi yang begitu berarti dalam hidupnya. Ia menyesal tak mengeta...