Ketika jarum jam berputar melawan arah
Hening menggeliat, nada bernostalgia
Maka hancurlah ia, tanpa perlu berhitung
satu sampai dua, dua sampai tigaIsi-isi kepala itu mudah sekali meledak
Kenang membawa pilu, hati bagai sembilu
Maka tibalah ia dipenghujung, memunguti
satu persatu isi kepala yang hancur leburSayangnya, satu dari seribu keping
yang utuh hanya kenangan bernama luka.
Dirajutlah keping itu, agar waras tetap nampak
Agar ruang sandiwara tetap bergemaNamun siapa sangka, keping kecil membawa petaka
Bukan bahagia yang ia dapati
Melainkan rekam jejak hati yang sudah mati

KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Puisi
PoetryBerlatih puisi, namun ditertawai. Menelisik pada diksi, disangka sedang menggalau. Dilema seniman pemula, kadang dianggap orang gila.