Layla menatap wajah damai Arhan yang tertidur di atas pangkuannya, dia tidak menyangka jika hubungannya sudah berakhir bersamanya. Tidak ada dendam yang ada di hati Layla, dia tidak mau menyimpan dendam kepada orang karena menurutnya itu membuang waktu.
Layla kembali mengingat kejadian saat dipemakaman tadi, dirinya tidak bisa mengontrol emosinya dan berakhir memberikan sumpah serapah untuk Dahlia.
Flashback
"PERGI!"
Dahlia memejamkan matanya setelah mendapatkan teriakan murka dari Arhan, dia tidak menyangka semuanya akan terjadi seperti ini.
"Lo ngebunuh nenek gue." Tekan Arhan menunjuk wajah Dahlia dengan amarah yang masih dia tahan.
Semua orang yang mendengar hal itu membeku dengan ucapan Arhan barusan, "LO UDAH NGEBUNUH NENEK GUE!" Teriak Arhan lagi mendorong Dahlia.
Mata Arhan memerah tangannya mengepal dan meremas tangan Layla yang masih ada digenggamannya. Ari menghela nafasnya melihat amukan Arhan, ya, kematian nenek bukan tanpa sebab melainkan karena kehadiran Dahlia.
Windi menatap Ari bingung, "om, jangan ngeiyain apa yang dikatakan Arhan," ujar Windi was-was.
Ari hanya diam kembali melihat putranya yang ingin mengeluarkan semua amarahnya ke orang yang tepat.
"Aku nggak ngebunuh dia Han, dengerin aku dulu,"
Arhan menepis kasar tangan Dahlia yang mencoba meraih tangannya, "apa maksud lo nggak ngebunuh? Jelas-jelas lo ada di sana sebelum dia meninggal!"
Layla yang ada di sampingnya bingung dengan hal ini, apa maksud Arhan? Kenapa dia menuduh Dahlia pembunuh?
Air mata Arhan kembali menetes dengan wajahnya yang menunjukan bahwa dia kecewa dan marah, "Arhan aku bisa jelasin,"
Layla menghalangi Dahlia yang akan memeluk Arhan, jujur saja hatinya merasa sakit melihat Arhan seperti ini.
"Minggir."
Layla menggeleng pelan mendongak melirik Arhan yang menunduk menangis, "lo berhasil buat dia kecewa," ujar Layla.
Layla menatap Dahlia dengan tatapan yang tidak bisa Dahlia tebak, kali ini dia merasa sedikit takut menghadapinya.
"Apa yang lo lakukan?" Tanya Layla.
"Ini bukan urusan lo."
"Lo tau nenek adalah orang yang terpenting di hidup ayah dan Arhan, apa yang lo lakuin?"
"Gue nggak ngelakuin apapun!"
"LO NGEBUNUH DIA!" Teriak Arhan.
Layla menahan dada Arhan agar tidak menyerangnya, "lo orang baru di sini, sebaiknya lo jujur Dahlia." Ucap Layla menuntut penjelasannya.
Dahlia terlihat muak dengan apa yang diucapkan kedua orang di depannya ini, wajah licik itu kembali mengeluarkan ekspresinya. Tidak ada air mata dan wajah memelas.
"Baiklah gue jelasin." Ucapnya tajam.
Mata Dahlia menajam menatap Layla dan semua orang yang ada di sana, "ya, gue orang yang berhasil buat orang tua itu mati!"
Mendengar seruan keras itu membuat semua orang terkejut, Arhan dan Ari mengepalkan tangannya kuat. Semenjak Arhan membawanya kembali, tidak ada kebahagiaan di wajah nenek kala Dahlia memasuki rumah itu dan nenek hanya bisa mengutarakan ucapan tidak sukanya saja. Arhan sangat menyesal mengetahui hal itu sekarang.
"Dia udah tua dan dia pantas mati." Ucapnya kejam.
Plak
Layla menamparnya kuat hingga wajah Dahlia menyamping, "tutup mulut lo!" Peringat Layla menunjuk wajah Dahlia dengan amarah yang sudah diubun-ubun.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPERAMEN BOYFRIEND
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Menceritakan kisah si bad tempramen dengan gadis pendiam dengan begitu banyak kesabaran. Layla Putri Katrina tidak menyangka kehidupannya akan dikelilingi oleh bad tempramen kekasihnya. Bukan, kekasih dengan cara tak terduga...