39

1.1K 45 0
                                    

Arhan selalu mengutak atik ponselnya, setelah 'mereka' meminta maaf dan Arhan berhasil menaklukan mereka semua karena dia mengeluarkan amarahnya di depan mereka semua dengan brutal.

Gino, sepupu Yuda masih bersama mereka dan matanya kini sering melirik ke arah Windi yang ada dipelukan Yuda menutup matanya.

Mata Yuda membalas tatapan Gino dengan tajam, Gino langsung mengalihkan pandangannya.

Arhan melempar ponselnya kasar ke atas meja lalu dia menutup matanya dengan lengannya, dia takut Layla berbuat macam-macam di sana.

Yuda melirik Arhan singkat lalu ke arah ponselnya yang kini menunjukan nama 'bu dokter'.

"Layla nelepon Han"

Arhan langsung menyambar ponselnya dan menjawab telepon dari Layla, bertatapan langsung dengan wajahnya.

"Habis kemana sih yang? Kamu buat aku kepikiran aja"

Arhan terdiam melihat mata Layla yang berkaca-kaca, "jangan nangis."

Windi membuka matanya perlahan mendengar ucapan Arhan, Yuda menunduk dan mencium keningnya, "tidur lagi"

"Layla?"

Yuda mengangguk, "tidur"

Windi kembali memejamkan matanya membalas pelukan Yuda.

Layla menyembunyikan wajahnya di atas bantal, "yang, aku nggak bisa lihat muka kamu"

Layla mengusap air matanya cepat namun Arhan melihat itu, Arhan menghela nafasnya lelah melemaskan tubuhnya kembali menumpangkan lengannya ke atas keningnya.

"Aku capek yang"

"Aku mau lihat senyum kamu bukan tangisan kamu"

Arhan tersenyum manis, "senyum kayak gini"

Layla tetap tidak tersenyum, dia hanya diam melihat wajah Arhan dengan teliti. Ini sudah sangat larut dan anggota lainnya kebanyakan sudah tidur.

"Yang, aku nggak bisa tidur"

"Aku kepikiran kamu terus, kamu habis kemana?"

Layla tidak menjawab, "yang jawab, aku mau denger suara kamu"

Arhan diam melihat wajah Layla yang terlihat sedikit sedih, "yang"

"Kita nggak akan bisa lanjutin hubungan ini kalau aku ditolak yang"

Yuda menengok mendengar ucapan Layla yang terdengar jelas karena keadaan yang hening.

Arhan diam mendengarnya, tangannya tiba-tiba mengepal begitu saja, "apa maksudmu?"

"Aku nggak mau kuliah di Indo, aku bakalan pergi jauh dan nggak akan pulang ke Indo kalau aku ditolak di sini"

Arhan menghela nafasnya mengusap keningnya merasa pusing, "kamu mau kemana?"

"Kolombia"

"Kolombia?!"

Layla mengangguk pelan, "kalau aku ditolak di sini"

"Kamu nggak akan ditolak La, mereka nggak punya alasan buat nolak kamu La. Jangan ngomong gitu kamu buat aku sedih" ucap Arhan bergetar mengusap air matanya yang sempat keluar.

"Aku nggak mau jauh dari kamu, aku nggak mau putus sama kamu. Aku nggak akan mau!"

"Kamu jahat banget sih yang, Inggris udah jauh dan kamu bakalan ninggalin aku lebih jauh lagi? Jahat banget"

"Ini keputusan aku dari dulu yang, nggak ada univ di Indo yang ada dilist aku. Maaf"

"Kamu mau putus sama aku?"

TEMPERAMEN BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang