-Malfoy Chaos-

215 30 3
                                    

"Can i join you?"

Pasangan itu, Ron dan Hermoine saling bertatapan bingung, berbeda dengan El memilih tersenyum lalu mengatakan. "Sure."

"Kalian sudah berbaikan?"






"Maaf Professor, tapi apa yang sebenarnya kau maksudkan?" Suara seseorang yang sedang berargumen terdengar sangat lantang dari arah luar. Tapi bukannya mengikuti anak-anak lain yang bergerombol keluar melihat apa yang terjadi, empat sahabat itu malah 'berbodo amat' kembali melahap makanan yang sempat tertunda tadi.

"Aku hanya meminta dalam menangani muridku kau tetap mengacu ke praktek akademis yang ditentukan."

"Bloody hell What's that?" Ron tampak makin tidak nyaman, ia akhirnya mengikuti apa yang anak-anak lain lakukan, diikuti Elizabeth, Harry, dan Hermoine.

"Bodohnya aku, tapi kedengarannya seolah-olah seperti kau mempertanyakan kebijakan pada kelasku, Minerva." Umridge, dan Professor Minerva.

"Tidak sama sekali, Dolores. Hanya saja metode pertengahanmu yang kuno."

"I'm sorry dear, tapi mempertanyakan pembelajaranku sama dengan mempertanyakan kementrian. Dan secara tidak langsung, mentri itu sendiri."

"Aku adalah wanita yang pengertian. Tapi salah satu hal yang tidak bisa kutoleransi adalah penghianatan." Lanjut Umbridge

"Penghianatan." Ulang Peofessor Minerva tidak percaya.

"Hal-hal yang terjadi di Hogwarts ternyata lebih buruk daripada yang kukira. Cornelius akan bertindak lebih lanjut."





"Wait, itu berarti dia akan jadi pengawas di kastil ini?!"

"Tepat sekali." Siapa lagi? Seperti biasa laki-laki pirang itu selalu datang tanpa suara langkah ataupun aura kehidupan. Ia berbisik tepat di sebelah telinga kiri Elizabeth. Tidak lupa penampakan Goyle dan Crabbe yang selalu ada di sisinya.

"Kau! Astaga ini akan jadi malam petaka." Bentak El sambil menjauh dari laki-laki itu.

"Hogwarts akan sangat indah nanti."

"Terserah."

"Kau tahu? Jik-"

"Tidak."

Tuk!

"Dengar dulu dong."

"Sakit, Malfoy."


Demi kaos kaki Dobby, suasana sangat membingungkan sekarang.


"Darimana kau tau namaku?"

"Itu namamu?"

"Kau mencari tau tentangku?" Laki-laki itu tersenyum jahil.

"Hei- apa? Tidak mungkin! Untuk apa aku melakukannya." Sungguh ada apa dengan lidah Elizabeth.

"Kau tertarik padaku White?"

Belum menjawab, kerah lengan El secara paksa ditarik oleh seseorang. Harry. Wajahnya benar-benar tidak bersahabat sekarang. Yang ditatap tajam malah membalasnya dengan lirik remeh. "Menjauh darinya Malfoy."

Malfoy kelihatan sama panasnya dengan Harry, ia tampak melepas tas selempangnya lalu memberikan secara kasar pada Goyle. "Kenapa harus?"

"Berhenti menggangu dan terus berada dekat dengan Elizabeth."

"Memang apa urusannya denganmu? Potter bau."

"Jaga mulutmu." Elizabeth ikut tersulut emosi.

Harry mengenggam erat lengan gadis itu berniat untuk beranjak segera pergi dari kerumunan orang yang mulai berbisik soal mereka. "Dia sahabatku."

"Best friend's huh? Bukankah sikapmu perlu dipertanyakan untuk kata 'best friend'?"

Apa-apaan dia?!

"Kau tau apa?"

"Kalian berhentilah! Semua orang menatap kita." Lerai Hermoine. Elizabeth sebenernya juga sudah sangat muak dengan pertengkaran, ia benar-benar akan pergi sekarang.

"Wait." Selalu. Padahal berbalik-pun belum.  Ia dengan malas melihat ke arahnya.
Laki-laki itu medekat.

Terus mendekat.




Semakin dekat.



Berbisik dengan suara lembutnya.

















"Panggil saja namaku jika kau ingin, Elie."

-Ma Draco's-

𝓜𝓪  𝓓𝓻𝓪𝓬𝓸'𝓼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang