2. Kepedihan

19 3 0
                                    

Kadang takdir membuat kita semakin bungkam dengan keadaan.
.
.
.

Shafara alena nafisa.
_____________
____________________

Setelah sampai di depan rumah shafa langsung membayar taxi dan segera masuk kedalam rumahnya.

"Assalamu'alaikum." Ujar shafa.

"Wa'alaikumussalam." Jawab bunda dari dapur.

"Bunda lagi masak ap nih?". Tanya shafa dengan senyuman manisnya

"Ini bunda lagi masak rendang kesukaan kamu". Ujar bunda dengan senyum tulusnya.

"Oalah yaudah shafa ke kamar dulu ya bund mau bersih-bersih hehe".

"Iya sayang, habis bersih-bersih langsung turun kebawah ya buat makan." ucap bunda

"Siap bundaa". Setelah itu shafa langsung bergegas pergi ke kamar untuk ritual mandi nya.

10 menit kemudian...

Shafa sudah selesai dengan ritual mandinya dan tak terasa waktu sudah menjelang maghrib dan selepas itu shafa langsung menjalankan kewajibannya yaitu sholat maghrib. Lalu dia turun ke bawah untuk makan malam.

🌻

Shafa turun ke bawah langsung menuju meja makan. Dan ternyata disana sudah ada ayah, bunda, sama abangnya.

"Ngapain kamu kesini?" Tanya vino dengan wajah tidak suka.

"Shafa mau makan yah."

"Kalau mau makan di dapur sana!! disini saya ga nerima pembunuh buat makan malam bersama keluarga saya. Masi untung kamu saya ijinkan tinggal disini, sekolah saya bayarin, fasilitas saya penuhi, dll. Kurang apa hah saya sama kamu?". Ujar vino dengan amarah yang membludak.

"M-maaf Shafa bukan pembunuh yah." Shafa kembali meneteskan air matanya.

Lalu bunda segera memeluk shafa dan menenangkannya.

"Kamu ini apa-apaan sih anak sendiri dibilang pembunuh kelvin meninggal itu karena takdir bukan karena shafa". Ujar bunda dengan penuh amarah.

"Takdir kamu bilang? Kalau kelvin tidak menyelamatkan shafa mungkin dia ga mati. Dulu shafa udah di bilang gausah keluar dia malah keluar alhasil apa? Kelvin meninggal dan ini semua gara gara Shafa." Vino bergumam dengan nafas yang tak teratur dan jiwa yang sedang dipenuhi amarah.

Lalu vino bangkit dan menghampiri shafa, lalu dia menampar wajah shafa.

Melihat kelakuan vino yang semakin keterlaluan Dara sudah tidak sanggup lagi dan menentang suaminya.

"Maksud kamu apa hah? Nampar anak sendiri ini anak kandung mu sendiri mas ya allah". Dara menangis langsung mendekap tubuh shafa.

Leo yang dari tadi diam dan hanya memendam amarah, akhirnya dia ikutan membela adik kesayangannya. Karena kelakuan vino sudah kelewat batas.

"Kalau ayah nyakitin Shafa sama aja ayah nyakitin leo!!". Ujar leo dengan dipenuhi amarah. Lalu leo segera menghampiri shafa dan memeluknya.

"Terus aja belain pembunuh ini, dari dulu saya  tidak menerima kehadirannya karena saya cuma pengen anak laki-laki tapi malah keluarnya perempuan, dan dari dulu saya sudah berusaha sabar. Disaat saya kembali dikasi anak laki-laki  dengan mudahnya dia menghancurkan semuanya!!" Amarah vino sudah tidak terbendung alhasil dia membanting piring, gelas, dan benda-benda yang ada disekitarnya.

ShafaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang