십(Jeno Oppa)

18 5 8
                                    

》Jeno Oppa? Okay, no problem《
~kjt







Aku dan Taeyong saat ini berada di kamar, tentunya kamar pasien untuk Taeyong. Aku duduk di ranjang, sementara Taeyong terlentang dengan kepalanya yang berbantalan pahaku. Dengan lembut, aku usap surainya. Taeyong menikmati usapanku, terbukti dari kedua matanya yang terpejam dan bibirnya yang melengkung ke atas.

Aku mewajari sikap Taeyong. Dia salah satu pasien di rumah sakit ini. Tingkahnya yang manja dan suka merengek seperti anak kecil, tak masalah buatku. Setiap pengidap penyakit mental, tentunya memiliki tingkah yang berbeda.

Aku tersenyum kecil, Taeyong akhirnya tertidur. Aku memindahkan kepala Taeyong ke atas bantal lalu menyelimutinya. Aku segera keluar dari ruangan itu.

Sekarang jam kerjaku telah usai. Aku berjalan keluar sambil menggantungkan tasku ke bahu. Aku tersenyum lega karena tak perlu menunggu lama bus di halte. Di depan pintu masuk, Jeno berdiri di sana. Melambai padaku dengan senyum manis yang terus tersungging di bibirnya.

Aku berlari kecil mendekati kekasihku.
"Kau sudah lama?"

Jeno mengangguk.
"Ya sekitar satu jam, aku menunggumu."

Aku tertawa.
"Itu salahmu sendiri. Kau kan tahu jam kerjaku selesai jam lima, tetapi kau malah datang jam empat."

"Aku kan tidak ingin kekasihku menungguku terlalu lama."

Haaah, pria ini memang benar-benar~batinku.

Aku segera memeluk Jeno. Tinggiku hanya sebahunya membuatku merasa lebih nyaman ketika bersandar di dada bidangnya seperti saat ini.

"Kau sangat perhatian sekali ya, Oppa."

Jeno melepas pelukanku. Kedua matanya memicing padaku.

"Oppa? Apa kau memanggilku oppa?"

"Pendengaranmu tak bermasalah, Jeno Oppa."

Wajah Jeno memerah salah tingkah karena untuk yang pertama dan kedua kalinya, aku memanggilnya dengan sebutan oppa. Jujur saja, aku sedikit merasa geli dengan sebutan oppa entah kenapa. Namun, melihat reaksi Jeno seperti ini sepertinya akan membuatku sering berucap oppa.

Aku mencubit kedua pipi Jeno gemas.
"Astagaaa, Jeno Oppa-ku masih suka salah tingkah ternyata," ledekku.

Jeno menurunkan kedua tanganku yang mencubit pipinya.

"Bagaimana aku tidak salah tingkah, jika ini pertama kalinya kau memanggilku seperti itu," gerutunya.

"Huh, sepertinya kau tidak suka aku memanggilmu seperti itu. Baiklah, aku akan memanggilmu seperti biasanya saja."

Jeno merengut.
"Justru karena aku salah tingkah, aku sebenarnya suka. Pokoknya mulai sekarang, kau harus memanggilku seperti itu."

Dengan sengaja, ku anggukan kepalaku dengan lugu.
"Baiklah, Oppa."

Bluuush

Tawaku meledak begitu saja. Wajah Jeno makin memerah.


Mianhae, terlalu dikit.
Setidaknya, mengobati rindu lo sama 'Couple Jen' kan?

Gimana chapter 10? Suka?
Kasih vote dan komentar ya^^
Makin banyak vote, makin cepat up
사랑해🤍

Written by: Syuayovanka
Follow me><

Childish but PshycoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang