ATLAN_04

48 27 16
                                    


❤Happy Reading ❤

4. Hampir saja

"Sia, gue boleh nebeng enggak?"

"Sorry banget nih Hin. Bukannya gue enggak mau, tapi gue ado keperluan banget soalnya"

"Terus gue gimana dong?"

"Si Vano memangnya kemana, tumben enggak jemput lo?"
tanya Asia tentang perihal Vano. Asia hanya mengetahui Vano pengusaha muda tetapi Asia belum tau kalo Hindi dan Vano kembar. Sebab Hindi tidak pernah memberi tau Asia.

"Nah itu dia, gue enek liat Vano sekarang. Saking eneknya pengen bogem" ucap Hindi mengebu.

"Sorry Hin nyokap gue udah jemput. Lo enggak apa-apa kan gue tinggal?" dibalas anggukan Hindi.

****

Sudah 15 menit nunggu angkot, angkot tidak lagi lewat karena ternyata angkot yang Hindi tolak tadi angkot terakhir.

Serasa tidak mungkin lagi nunggu angkot. Hindi memutuskan berjalan kaki walaupun jarak sekolah dan rumahnya jauh.

Drrt Drt

Getaran ponsel menggangu Hindi. Hindi melihat siapa penelpon, ternyata Vano. Hindi nampak berpikir apa ia minta Vano menjemputnya? Tapi Hindi masih kesal pada Vano. Mau tak mau Hindi menggeser ke icon hijau.

"Lo dimana? Kalo mau pulang tuh telpon gue. Jangan buat gue khawatir Hin."

"Gue di jalan"

"Jalan kaki?"

"Ya iyalah. Masa gue ngesot" ucap Hindi lempeng.

"Kenapa enggak telpon gue?"

"Gue masih kesal sama lo."

"Ya udah jangan kemana-mana, gue jemput"

"Eng-"

Tut. Tut

Hindi menahan kekesalan, mengelus kepalanya sendiri.

"Sabar-sabar"

Merasa langkah kakinya tertunda Hindi melanjutkan berjalan kaki tepat saat berada tidak jauh dari genangan air di aspal. Sebuah motor melintas kencang disana. Alhasil cimpratan air itu mengenai Hindi, membuat sebagian baju dan wajah Hindi basah.

Baru saja ingin menyumpah serapahi pelaku, motor itu berhenti dan pengendaranya menoleh "Alhamdulillah berkah." ujar Atlan bersyukur tanpa merasa bersalah. "Akhirnya padam juga"

"BANGSAT!" umpat Hindi geram. Pelaku tertawa keras. Hancur sudah mood Hindi hari ini.

"Maksud lo apa gini in gue?"

"Sorry Hin, tadi gue kayak liat kobaran api gede disini. Ternyata bener."

"Lo apa-apaan sih. Lo punya dendam apa sama gue hah?" ucap Hindi tidak tahan. Ada-ada saja hal yang dilakukan Atlan kepadanya.

"Karena seru buat gue jailin lo."

"Seru lo bilang?! Lo itu enggak berperasaan banget jadi cowok. Gue benci lo." ucap Hindi dengan mata berkaca-kaca. Sungguh Hindi tidak tahan dengan hal yang kotor.

ATLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang