ATLAN_02

70 31 17
                                    

~Happy Reading~
💡

2. Makhluk Gaib
.

Bel pulang telah berbunyi 15 menit yang lalu, Hindi masih belum beranjak dari kelasnya. Bukan betah di kelas, tapi memang kebiasaan tiap ingin pulang maka Hindi harus nunggu semua orang yang berdesak-desak menuju gerbang. Keramain seperti itu yang tidak disukai Hindi. Asia telah keluar 5 menit yang lalu karena sudah dijemput sopirnya.

Merasa sekolah yang sudah sepi, tidak lagi ramai Hindi menyandang tas di bahu kirinya. Jika kalian beranggapan Hindi seorang yang peduli dengan sikap, tidak.

Hindi tidaklah cupu atau pun cuek. Penampilan Hindi hanya menggunakan kacamata bulat dan rambut yang sering dikuncir. Hindi punya alasan tersendiri sebab memakai kacamata, kacamata itu sendiri tidak berlensa sedikitpun.

Hindi beranggapan, kalo ingin hidup bahagia caranya simple. Hanya menjadi diri sendiri tanpa mendengar ocehan oranglain. Karena bagi Hindi, dihidupnya ia tokoh utama. Kebebasan intinya.

Hindi berjalan hingga menuruni tangga, saat itu juga ponselnya berdering seperti suara notifikasi. Hindi meraba isi tas depannya masih terus melangkah menuruni tangga. Ketika penglihatannya ia alihkan ke ponsel, tidak sengaja satu anak tangga terlewatkan. Membuat Hindi kehilangan keseimbangan dan hampir saja ia limbung jika bukan sebuah tangan kekar yang menahan lengannya.

Dengan dengupan jantung masih tidak beraturan, hampir saja ia jatuh mencium lantai nantinya. Hindi menoleh pada orang yang menahan lengannya.

Sejenak ia terdiam, seorang cowok yang tidak pernah akur dengannya menyentuh lengannya entah berniat menolong atau itu refleks.

"Hmm.... Mau sampe kapan lo betah gue tahan", suara deheman Atlan membuat Hindi sadar dan langsung mengubah posisinya.

"Berisik"

Hindi berniat melanjutkan langkahnya kembali tapi suara Atlan memanggil namanya, "Hindi"

"Apa?!", tanya Hindi tidak santai menolehkan kepala.

"Ck. Udah ditolongin bukan bilang terimakasih main pergi aja lo. Enggak ada sopan-sopannya lo", ucap Atlan menyindir Hindi.

Hindi hanya bisa menggeram kesal tapi mau tak mau dia tetap berterimakasih.

"Hmm... Terimakasih"

"Lah, lo ngomong sama siapa?"

"Bukannya lo bilang gue harus berterimakasih, ngapain nanya balik?!"

"Kalo bilang terimakasih sebut orangnya lah"

"Ck. Emangnya lo orang?" Hindi tersenyum remeh diiringi kekehan.
Membuat Atlan mendengus kesal, "Nggak. Gue makhluk goib! Puas lo??!" jawab Atlan ngegas.

Ingin rasanya Hindi tertawa lepas, tapi pandangannya teralih ke ujung koridor. Yap, Vano-abangnya Hindi sudah berdiri disana. Memberi isyarat lewat gerakan tubuhnya untuk mengajak Hindi pulang.

Hindi melambaikan tangan kanan kepada Vano sambil berteriak, "VANO!!!"

Atlan tersentak kaget karena teriakan Hindi memekak telinganya, saat ingin mengumpati Hindi. Hindi menyela, berteriak kembali. "VANO!! GUE DISEREMPET MAKHLUK GOIB" seketika berlari ke arah Fano.

ATLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang