Mata Ran masih melebar, bahkan tangannya terlihat gemetar.
"A-apa...? Kau... Tidak pernah bertemu dengannya?" Ran bertanya, berusaha menegaskan apa yang ia dengar. Lawan bicaranya, Kita Shinsuke mengangguk. "Aku tidak pernah bertemu atau mendengar orang seperti dia." jawabnya mantap.
"D-demo... Dia bahkan mengenalmu..." ucap Ran pelan. Kini mata Shinsuke yang melebar. "Dia mengenalku? Apa maksudmu?" tanya Shinsuke bingung. Ran memainkan jarinya. "Aku memang mengaku aku tinggal di flat nomor 2-B. Tapi aku tidak sekalipun menyebutkan namamu dalam percakapan kami sampai akhirnya dia yang mengatakannya sendiri," cerita Ran. "Bahkan Iekami-san memanggil nama kecilmu--"
Mata Shinsuke semakin melebar.
"--jadi aku pikir kalian sudah saling kenal." ujar Ran, mengakhiri ceritanya. Shinsuke mengusap wajahnya--kebiasaannya ketika pikirannya sedang ruwet--kemudian memandang Ran dalam. "Jujur, Minami-san. Aku benar-benar tidak tahu siapa dia. Tapi kalau dari percakapan kalian, sepertinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan." respon Shinsuke.
"T-tapi--"
"Anggap saja dia hanya orang iseng yang tidak membahayakanmu. Atau bisa jadi dia memang satpam baru di wilayah flat ini, sehingga aku belum mengenalnya. Kemudian ia diberikan daftar penghuni dan dengan luwes memanggil nama kecil dari penghuni flat." Shinsuke berusaha meyakinkan Ran. Gadis di hadapannya terdiam, masih terlihat ragu. Shinsuke mendekat, kemudian menepuk pelan pundak Ran. "Tidak perlu khawatir, Minami-san. Kau pasti akan baik-baik saja," ia kembali meyakinkan. Kemudian Shinsuke tersenyum kecil. "Kalau begitu, aku mandi dulu ya? Nanti kita makan malam bersama." pamit Shinsuke kemudian yang hanya dibalas anggukkan oleh Ran.
Ran terdiam menatap punggung Shinsuke yang mengarah ke balkon flat untuk mengambil handuk.
"Bukan begitu, Kita-san. Kau tidak mengerti. Iekami-san itu terasa berbeda dari kebanyakan orang. Lagipula, selain mengkhawatirkan diriku, aku juga mengkhawatirkan dirimu. Bagaimanapun, kita ini tinggal bersama. Setidaknya untuk sementara." batin Ran dalam hati sambil menundukkan kepalanya.
***
"Kita-san, apa tidak apa-apa jika kita kelihatan keluar bersamaan dari flat ini?" tanya Ran ragu saat ingin keluar dari pintu flat. Shinsuke terlihat berpikir sejenak. "Memangnya usiamu berapa tahun?" tanyanya. Ran sedikit tersentak, sejak pertama kali bertemu baik Ran maupun Shinsuke tidak tahu usia masing-masing.
"A-aku...? Um... 18 tahun..."
"Ah. Sama sepertiku. Berarti kau baru saja naik ke kelas tiga."
"Kurasa begitu..."
Hening sejenak.
Shinsuke berdeham, memecah keheningan. "Oh iya, soal tinggal bersama, sebenarnya tergantung penilaian masing-masing orang. Ada yang berfikir tidak baik ada juga yang berfikir itu baik-baik saja," ujarnya. "Tapi aku pribadi tidak terlalu memikirkan opini orang lain, sih." lanjutnya.
Di Jepang, tinggal bersama bisa dikatakan lumrah. Tapi tidak banyak yang melakukannya. Biasanya tergantung wilayah dimana kau tinggal. Kalau kau tinggal di daerah perkotaan, seperti Tokyo, maka kau tidak perlu heran apabila menemukan orang yang tinggal bersama meskipun belum menikah. Ada pula yang sesuai dengan kebolehan dari orang tua mereka. Jadi apapun itu, tidak masalah. Tidak ada sanksi khusus apabila melakukannya, asal kau cukup umur.
Ran masih terlihat ragu. Kenapa sejak bertemu Shinsuke, ia jadi takut mengambil keputusan? Padahal Ran yang dulu bahkan tidak takut apabila hidupnya harus berakhir.
"Begini saja, kemarin saat kau bertemu dengan Iekami Mirai, apa yang kau katakan tentang hubunganmu denganku?" tanya Shinsuke. Ran terdiam sejenak. "Aku mengatakan bahwa kita sepupu jauh." jawabnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow Will Be Fine ; (Kita Shinsuke x Reader/OC)
FanfictionMinami Ran, seorang gadis yang hidup dalam kesengsaraan. Yatim piatu. Miskin. Tertindas. Korban kejahatan. Tidak berguna. Ran tidak pernah melihat satu cahayapun dalam hidupnya dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Namun, bukannya mati, saat ter...