Part 1 (Hangatnya keluarga)

27 3 0
                                    


"Keluarga adalah harta berharga yang harus dijaga, Kehangatan keluarga sungguh terasa begitu menghangatkan hingga ke hati, begitu tentram."



Hari ini hari pertama Seorang gadis manis bermanik mata hitam masuk sekolah.

"KRINGGGGGGGGG" suara alarm berdering didekat telinga sehingga membuatnya terbangun. Inilah kebiasaan gadis itu, selalu tidur kembali setelah menunaikan sholat subuh. Gadis manis, bermanik mata hitam, beralis tebal dan memiliki bulu mata lentik ini bernama Raynandra Putri Kusuma atau kerap disapa Rayya.

Mendengar jam weker yang terus berdering cukup keras membuat sang empu dengan mata masih terpejam meraih jam weker disamping tempat tidurnya. Awalnya gadis itu acuh tak acuh saja, namun setelah mengumpulkan kesadarannya gadis itu terperanjat kaget melihat jam telah menunjukkan pukul 06.05 wib.

"Astagfirullah udah jam 6, wah telat lagi aku, mana hari ini hari pertama masuk sekolah,"gumam Rayya sambil menepuk jidatnya

"Aku harus siap siap nih, bisa telat kalo begini caranya," Sambungnya. Ia pun bergegas mengambil handuk nya kemudian mandi, setelah beberapa menit berlalu Rayya pun telah siap dengan pakaian sekolah dan menghampiri Abah, Ummah dan kakaknya.

"Bah Mah Rayya berangkat ya, udah telat soalnya,"ucap Rayya sedikit tergesa-gesa.

"Loh kok mau berangkat toh nduk emang kamu gak sarapan dulu?"ucap Ummah sambil menuangkan nasi goreng ke piring Abah.

"Gak sempet ummah nanti Rayya makan dikantin aja udah telat nih,"ucap Rayya.

"Salah siapa bangun telat, dasar kebo,"sambung Reno sambil melahap Roti yang telah diolesi selai strawberry kesukaannya.

Reno Putra Kusuma atau kerap disapa Reno yang memiliki rambut rapi khas tentara, tinggi badan 175 cm, berbadan atletis dan beralis tebal adalah kakak dari Rayya. Beginilah kebiasaannya setiap hari selalu mencari gara-gara dengan menjahili adiknya itu. Namun siapa sangka dibalik kejahilan seorang kakak tentu memiliki kasih sayang yang besar kepada adiknya. Keselamatan dan kebahagiaan adiknya selalu ia utamakan dibandingkan dengan dirinya.

"Apa sih sewot aja, kakak tuh yang kebo, Rayya udah bangun kok subuh tadi,"ucap Rayya.

"Tapi tidur lagi,"sambung Rayya dengan memelankan suaranya.

"Dasar si kebo, udah sono berangkat dihukum baru tau rasa,"perintah Reno, Rayya yang mendengar julukan "kebo" pun memalingkan wajahnya dari Reno.

"Reno, jangan digoda toh adiknya. Gak kasihan udah mau telat dia, ya mbok dianterin sana ke sekolahnya. Jadi kakak tuh ya yang akur sama adeknya, kasih contoh yang baik bukan diajak berantem begini,"pesan Abah kepada Reno.

"Iya bah, Ini Reno mau anterin adek kesayangan Reno bah,"ucap Reno tersenyum kepada Abah.

Seperti inilah keluarga yang penuh kehangatan, selalu diiringi dengan kasih sayang dan hangatnya nasehat.

"Yowes sana berangkat, Reno hati-hati kalo bawa motor yo le, Rayya juga jangan lupa makan yo nduk,"pesan ibu sambil tersenyum hangat.

"iya ummah, kami pamit,"ucap Reno sambil mencium punggung tangan Abah dan Ummahnya kemudian disusul oleh Rayya.

"Assalamualaikum Abah Ummah" ucap Reno dan Rayya bersamaan

"Waalaikumsalam."

Reno pun menyalakan motor kesayangannya kemudian kakak beradik itu pun melaju dan membelah jalan yang mulai ramai pengendara.

Rayya begitu nyaman dan aman bersama kakaknya. Ia tidak menyangka sosok kakak yang jahil itu memiliki kasih sayang yang besar pada dirinya. Lantas senyum pun terbit dan wajah manisnya semakin terpancar.

Reno yang sedari tadi diperhatikan oleh adik kesayangannya itu pun ikut tersenyum, beginilah saudara. Senyum bahagia akan terpancar jikalau saudaranya bahagia.

"Ngapain sih dek, liatin kakak segitunya. Tau kok kakak memang ganteng, tapi biasa aja kali gak usah sampe segitunya toh." Ucap Reno dengan kadar percaya diri yang tinggi.

"Iihh kakak kok kepedean banget toh, sok ganteng. Kalo ganteng kenapa sampe sekarang masih jomblo,"ejek Rayya

"Ngejek, gini-gini banyak loh yang suka sama kakak. Ya tapi kakak gak mau aja. Kan Abah sama Ummah gak pernah ngajarin kita untuk pacaran. Lagian jodoh, maut, rezeki, itu sudah ada yang ngatur dek. Serahkan kepada Allah, kalau perlu minta yang terbaik sama Allah di sepertiga malam, in syaa Allah terkabul," ucap Reno panjang lebar memberikan pengertian kepada Adeknya.

"Masya Allah, sholeh nya kakaknya Rayya. Makin sayang sama kakak," ucap Rayya memeluk Reno.

"Sayang adek juga,"ucap Reno sambil mengelus puncak kepala Rayya yang tertutup hijab.

"Kak kak, apa suatu saat nanti kalo kakak udah nikah. Kakak tinggal jauh dari Rayya dan tinggal dirumah kakak sendiri sama kakak ipar?"tanya Rayya.

"Ya ampun dek, jauh banget nanya nya. Kakak aja belum lulus kuliah kok sudah nanya nikah toh,"ucap Reno sambil tertawa.

"Iihh kakak jawab aja, Rayya kan nanya," ucap Rayya sambil memanyunkan bibirnya.

"Yaudah kakak jawab, tapi itu jangan ngambek lagi dong. Gak enak itu mukamu jelek pas manyun jadi tambah jelek,"ucap Reno menjahili Rayya.

"Hissh kakak."

"Yaudah yaudah kakak minta maaf. Kakak jawab nih,"ucap Reno.

"Jadi kalo kakak udah nikah pastinya ya tinggal sama istri kakak nanti dirumah sendiri," ucap Reno.

"Apa kakak nanti masih sayang sama Rayya, apa kasih sayang kakak masih tetap sama?"ucap Rayya sedikit terisak.

"Ya masih toh dek, kamu kan Adek kesayangan kakak. Sampai kapanpun kasih sayang kakak tetap sama,"ucap Reno tersenyum sambil melihat wajah adik nya lewat spion.

"Huaa kakak,"tangis Rayya pun mengencang dengan memeluk Reno kuat.

"Dihh cengeng banget sih, adeknya kakak. Udah gede kok masih cengeng, tuh diliatin mas-mas di pinggir jalan. Kamu gak malu?"ucap Reno sambil tertawa.

"Biarin aja, gak peduli,"ucap Rayya. Tanpa sadar Rayya mengelapkan ingusnya ke jaket Reno.

"Dihh, Rayya jaket kakak kenapa kamu pake buat lap ingus kamu,"ucap Reno sedikit kesal.

"Pinjem sih kak, Rayya kan gak bawa sapu tangan berhubung ada jaket kakak ya Rayya pake aja,"ucap Rayya sedikit terkekeh.

"Ya tapi jangan di jaket kakak dek, astagfirullah. Pokoknya pulang sekolah kamu cuciin jaket kakak,"ucap Reno kesal.

"Iya ya maaf deh, nanti Rayya tanggung jawab,"ucap Rayya.

"Nah Adek pinter,"ucap Reno sambil tersenyum.

Tanpa terasa akhirnya mereka sampai di sekolah. Disekolah bercat putih bertingkat, sungguh sangat besar sekali dan termasuk sekolah favorit di kota ini.

"Tuh udah sampe, belajar yang pinter sana,"pesan Reno kepada Rayya.

"Iya kak siap,"ucap Rayya bersemangat.

"Rayya pergi ke kelas dulu, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,"ucap Rayya sambil mencium punggung tangan Reno.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

Setelah Rayya masuk kelas, Reno pun kembali melajukan motornya menuju rumah.

Surat Terakhir untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang