Part 5

4 0 0
                                    

"Jika takdir telah menuliskan untuk mempertemukan kembali, maka terjadilah pertemuan itu."




"Sayanggg,"ucap seorang gadis berparas ayu mendekat kearah Azzam.

Azzam yang tidak nyaman akan kehadiran gadis itu pun diam dan tidak ingin memandang kearah gadis itu.

"Sayang."

"Berapa kali sudah saya bilang Risa berhenti memanggil saya dengan panggilan itu,"tegas Azzam.

Rissa yang tidak terima dengan peringatan Azzam tadi pun kesal.

"Tapi, aku kan bakalan jadi calon istri kamu."

"Calon istri? Sejak kapan? Emang Azzam mau sama kamu? Gak mungkin banget," Ucap Fahri sambil terkekeh.

"Tuh dengerin kata Fahri. Lagian teh, standar Azzam itu beda. Azzam mah maunya calon istri yang sholehah, baik hati dan tidak sombong," Celetuk Rizki.

"Apa sih kalian sewot aja, orang Azzam nya aja gak bilang gitu kan. Iya kan Azzam sayang?"Ucap Rissa tersenyum pada Azzam, namun terabaikan.

"Sudah saya katakan berulang kali, tolong kali ini dengarkan baik-baik. Jangan panggil saya dengan sebutan barusan dan jangan dekati saya lagi. Paham?"Ucap Azzam tegas.

"Tapi sayang?"ucap Rissa. Sedangkan Azzam pun melenggang pergi meninggalkan kelas dan menuju ke kantin. Kemudian disusul dengan Fahri dan Rizki.

Sementara itu ketiga gadis cantik nan Sholihah yakni Rayya, Fatma dan Syiffa telah sampai di kantin.

"Oh iya Rayya sama Fatma mau mesen apa nih? Aku yang pesenin," Ucap Syiffa.

"Aku mau bakso sama es teh aja Syif," Ucap Rayya sambil tersenyum.

"Aku samain aja," Ucap Fatma. Kemudian Syiffa pun pergi memesan makanan.

Sementara itu, sesampainya ketiga lelaki tampan nan Sholih,  mereka mencari meja paling pojok sebelah kiri kantin, tak jauh dari meja Rayya. 

"Zam, Ri, mau mesen naon?"Ucap Rizki menawarkan kepada sahabatnya.

"Samain aja ki sama kamu," Ucap Azzam.

"Aku juga samain aja," Ucap Fahri memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Oke aku teh mesen makanan dulu nya." Kemudian Rizki melenggang pergi.

Saat memesan makanan Rizki pun bertemu dengan gadis anggun dan cantik, siapa lagi jika bukan Syiffa.

Saat hendak memesan Rizki terpana akan keanggunan dari gadis berhijab di sampingnya.

"Masya Allah bidadari surga ini teh namana'. Apa ini yang dinamana' jodoh,"gumam Rizki di dalam hati. Sementara itu sedari tadi ibu kantin dan Syiffa memanggil Rizki namun nihil.

"Permisi, kamu,"sapa Syiffa yang berniat menyadarkan lamunan Rizki.

"Nak," Panggil ibu Kantin.

"Nak."

Ketiga kalinya,

"Nak." Untuk ketiga kalinya akhirnya Rizki tersadar dari lamunannya.

"Emm ehh iya bu," Ucap Rizki sambil terkekeh kecil menampilkan deretan giginya.

"Dipanggilin kok dari tadi, sampe neng geulis ini juga dari tadi bantu ibu manggil kamu. Aya naon, nak?" Ucap ibu kantin sambil tertawa, kemudian disusul oleh tawa kecil Syiffa.

Sementara itu Rizki hanya bisa menahan malu, karena tingkahnya.

"Maaf bu."

"Yaudah mau pesen apa, nak?"tanya ibu kantin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Surat Terakhir untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang