Halo, assalamualaikum semua. Balik lagi sama cerita ini lagi. Maaf baru upload yah, terima kasih udah nungguin lanjutan ceritanya, jangan lupa vote dan follow WP aku ya.
Oh iya salam kenal ya, nama ku Icha boleh nih follow ig juga #asmi_ichacahyani22 . Salam kenal dari aku sang penikmat senja dan pengagum tinta.
---------
"Aku begitu tertutup terhadap sesuatu yang baru, bagaikan matahari yang tersipu dengan bersembunyi dibalik awan yang kelabu. Butuh waktu lama mungkin untuk belajar menyesuaikan dengan lingkungan dan orang yang baru"
Disini. Gadis manis bermanik mata hitam berdiri. Didepan sekolah yang besar nan ramai yang dikelilingi para siswa-siswi berseragam putih abu-abu lengkap dengan almamater biru tua.
Dengan langkah yakin gadis ini menyusuri koridor dan mempercepat langkahnya menuju ke kelasnya. Berjalan cepat sambil menunduk melewati siswa-siswi yang tengah sibuk dengan tugasnya masing-masing.
"Duh aku telat gak ya,"ucap Rayya takut karena hari pertamanya, ia bangun kesiangan.
Dengan langkah yang terus melaju dan masih menunduk. Gadis ini sudah kalut karena takut dihukum karena terlambat masuk kelas.
Sedangkan diarah yang berlawanan lelaki berambut rapi, berbadan atletis dengan tinggi badan 173 cm, memiliki pipi agak bulat, dagu agak lancip, dan berkacamata bulat yang bernama Azzam Fathurrahman atau kerap disapa Azzam, tengah berjalan santai sambil memainkan ponselnya. Ia anak kelas Xll MIPA 1 yang merupakan ketua kelas Xll MIPA 1 sekaligus ketua OSIS disekolah tersebut. Tak di pungkiri dibalik sifat dinginnya, Azzam adalah sosok lelaki yang cerdas, bijaksana dan bertanggung jawab.
Disini. Awal ketika jumpa namun belum terselip rasa.
Kosong. Itulah kata yang dapat menggambarkan pertemuan ini. Jika diawal pertemuan, orang lain tumbuh rasa pada pandangan pertama.
Berbeda dengan pertemuan ini yang hambar tanpa sedikitpun bubuhan kasih atau apapun itu.
Begitu rapatnya pintu hati ini, bahkan untuk sekedar terbuka saja tidak akan mungkin bisa. Kecuali, jika si pemilik yang sebenarnya yang datang tentu tanpa diminta pun pintu itu akan terbuka dengan sendirinya.Jarak mereka berdua semakin dekat, namun mereka tidak menyadarinya.
"Brukkk,"suara agak keras pun terdengar. Rayya yang memiliki tubuh yang ringan pun terjungkal kebelakang karena menabrak tubuh atletis yang kokoh . Rayya meringis kesakitan sementara lelaki itu hanya diam menatap dingin Rayya.
"Duhh astagfirullah. Sakit sekali, Rayya habis nabrak tembok apa kayu sih kok sakit banget,"gumam Rayya yang kemudian menatap kearah lelaki berbadan atletis itu . Sedangkan yang ditatap hanya diam dan tersenyum tipis melihat kekonyolan Rayya.
"Maaf kak gak sengaja, Rayya pergi dulu Assalamualaikum,"ucap Rayya yang berlalu meninggalkan sendiri.
"Waalaikumussalam,"jawab dengan menggelengkan kepalanya pun berlalu menuju kelas nya.
Sesampainya Rayya dikelas, dengan ragu ia mengetuk dan masuk kedalam kelas.
"Assalamualaikum,"katanya.
"Waalaikumussalam,"jawab seisi kelas.
Takut. Itulah yang Rayya rasakan, bahkan untuk melangkah pun ia ragu. Sebelumnya Rayya belum pernah terlambat dan ini pertama kalinya ia terlambat masuk kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Terakhir untukmu
Short StorySebuah surat terakhir untukmu, untuk seseorang yang begitu berarti. Kau begitu istimewa, hingga perhatianku tertuju kepadamu. Kau begitu dingin, namun itulah istimewanya dirimu. Dibalik dingin sikapmu tersimpan perhatian dan kehangatan hanya saja ka...