Di dalam rumah~
''Anggap saja seperti rumah sendiri'' -Gempa
''Maaf mengganggu'' - Hali,Tau
''Kalian duduk saja dulu di sofa, akan ku buatkan teh dulu ya'' -Gempa
Lalu Gempa pun pergi menuju ke dapur.
''Aku kagum dengan rumahnya Gempa'' -Taufan
''Ya, sangat bersih dan rapi'' -Halilintar
''Sifat nya tidak berubah ya'' -Taufan
''Kau benar, dia selalu menjadi orang yang rajin*senyum kecil*'' -Halilintar
''Ngomong ngomong dimana ibu?'' -Taufan
''Bisa jadi masih kerja kan?'' - Halilintar
''Kalian sedang ngomongin apa?'' -Gempa
''*gasp* e-eh Gempa, haha, kami hanya mengobrol hal yang biasa kami bicarakan kok'' -Taufan
''Ohh, memangnya apa yang kalian biasa bicarakan?'' -Gempa
''Itu-'' -Taufan
''Boleh kami tanya sesuatu?'' -Halilintar
''Tentu'' -Gempa
''Apa kau tinggal sendiri?'' -Halilintar
''*sedikit murung* bisa di bilang begitu'' -Gempa
Halilintar dan Taufan sedikit kaget dengan kata kata Gempa, apa selama ini dia tinggal sendirian?
''Memangnya dimana orangtua mu?'' -Taufan
''Ibuku sudah meninggal, kalau ayah ku aku tidak tau*sedih*'' -Gempa
''Oh, maaf Kami turut berduka'' -Taufan
''Tak apa, ini memang sudah takdir'' -Gempa
''Kalau boleh tau, apa kau memiliki saudara?'' -Halilintar
''Entahlah, aku juga tidak tau'' -Gempa
Apa Gempa sudah melupakan kami?, itulah isi pikiran Halilintar dan Taufan.
''*mencoba merubah suasana* kalau kau mau, kami bisa kok setiap hari datang kesini'' -Taufan
''Benarkah?'' -Gempa
''Ya, kalau kau tidak keberatan'' - Halilintar
''Tentu saja tidak, aku malah senang kalau ada teman'' -Gempa
''Gempa!''
''?!!'' - Hali, Tau
''Ohh, hai Fang'' -Gempa
''Mereka siapa Gem?, teman baru mu kah?'' -Fang
''Bisa dibilang begitu'' -Gempa
''Ohh, oh ya ini aku membawakan buah untuk mu, dari ibu ku'' -Fang
''Makasih ya Fang, ayo masuk, gak baik kalau diluar'' -Gempa
''Maaf mengganggu'' -Fang
''Kalian mengobrol lah dulu, aku mau ke dapur dulu sebentar'' -Gempa
''Oke''
''Apakah kau sahabatnya Gempa?'' -Halilintar
''Iya, memangnya kenapa?'' -Fang
''Kau sudah berapa lama bersahabatan dengan nya?'' -Taufan
''Sejak dia pindah ke sini'' -Fang
''Kami ada 1 pertanyaan untuk mu'' -Halilintar
''???'' -Fang
''Kenapa dia bisa lupa pada kami?'' - Hali, Tau
''?! Apa kalian kakak kakak nya Gempa?'' -Fang
''Ya, bisa dibilang begitu...'' -Taufan
''*sigh* dia tidak ingat kalian, karena dia memang sudah melupakan semua soal kalian dan ayah kalian'' -Fang
''Hah?!, apa maksud mu?'' -Taufan
''Yang ku dengar dari ibuku, orangtua kalian bercerai bukan?, dan ibu kalian yang membawa Gempa, sementara kalian bersama ayah kalian, benar kan?''-Fang
''Iya''
''*sigh* kalian tau, sejak dia pindah kesini, hidupnya benar benar kacau'' -Fang
''Apa maksud mu dengan kacau?'' -Halilintar
''Ibu kalian suka mabuk mabuk kan, dan bahkan ibu kalian itu pernah hampir menjual Gempa pada orang lain'' -Fang
''Hah?!''
''Tapi beruntung nya hal itu tidak beneran terjadi, dan di sekolah dia selalu di bully, kalian pasti sudah tau kan, gimana beratnya hidup nya?'' -Fang
Halilintar dan Taufan hanya diam, mereka tidak tau mau berkata apa.
Bahkan mereka tidak menyangka kalau kehidupan adik mereka sangat buruk.
''Apa tidak ada cara untuk mengembalikan ingatannya?'' Tanya Taufan, dia berharap bisa melihat sifat adiknya yang dulu
''Ada, tapi...'' -Fang
''Tapi?''
''Tapi ini juga memiliki resiko'' -Fang
''Memang apa resiko nya?'' -Halilintar
''Ingatannya yang hilang, sebagian besar adalah ingatan buruk milik nya, walaupun ingatan yang indah juga ada yang hilang sih, jadi kemungkinan kalau dia mengingat semuanya lagi, dia bisa bisa sangat depresi'' -Fang
''Apa tidak ada cara lain yang resiko nya tidak separah ini?'' -Taufan
''Sayang nya tidak ada, hanya ada 1 cara saja, dan kalau depresi, bisa bisa dia menyakiti dirinya sendiri lagi, bahkan bisa saja bunuh diri...'' -Fang
''Kami...akan mencoba meyakinkannya untuk tidak melakukan hal itu''
''Kalau kalian beneran mau mengembalikan ingatannya, besok datangi saja aku di rumah ku, rumah ku di sebelah rumah ini kok'' -Fang
''Kalau begitu oke..''
Tbc~
KAMU SEDANG MEMBACA
A Bliss [SU]
Fanfictionbahagia ya? kebahagiaan ku sudah hilang. perceraian orangtua ku yang membuat ku berpisah dengan kakak kakak ku. Aku rindu kasih sayang mereka semua... dari pada mengingat semua ini... lebih baik aku hilangkan saja memori ini... _____________________...