23. Berhenti atau Lanjut?

6 0 0
                                    

Sudah 1,5 bulan Zoya menyita waktunya untuk mempersiapkan kado ulang tahun untuk Azka. Dan hari ini adalah h-1 minggu ulang tahun Azka.

Sejak malam dimana Azka menceritakan masa lalunya, disitulah awal kerenggangan hubungan Azka dan Zoya. Azka sudah tidak menghubungi Zoya se intens sebelumnya atau bahkan tidak sama sekali.

Zoya menatap scarp book dan gift box yang sudah ia siapkan sejak lama. Haruskah ia memberikan ini semua pada Azka disaat hubungannya sudah merenggang?

Memutuskan untuk memberi kado saat hari ulang tahun Azka, sudah Zoya pikirkan sejak pertama kali Zoya tahu tanggal ulangtahun Azka melalui surat pernyataan yang tidak sengaja Zoya lihat ditumpukan buku Azka. 

Zoya tahu saat ini hubungan Azka dan mantannya tidak seburuk hubungannya sekarang, namun memberikan kado sebagai tanda pertemanan, bukankah tidak salah?

Zoya mendecih saat mengetahui isi kepalanya yang menggap Azka sebagai 'teman' sedangkan hatinya mengatakan yang sebaliknya.

Zoya: azkaaaa

Azka: ha?

Zoya: tumben ga chat?

Azka: lg ga pengen aja wkwk

Zoya tersenyum getir mengingat percakapan terakhirnya dengan Azka. Jelas sudah Zoya harus mundur saat ini juga, saat ia tahu orang yang ia sayang memilih untuk kembali pada masa lalunya.

Zoya tidak pernah tahu bagaimana perasaan Azka padanya setelah beberapa bulan ini mereka dekat. Mereka hanya sebatas hampir yang tak pernah berujung baik. Zoya yang menyimpan perasaan penuh pada Azka, namun laki-laki itu justru sebaliknya.

Dengan nafas yang memburu karna menahan tangis, buru-buru Zoya keluar rumah menuju rumah sahabatnya, Dhito.

Sebelumnya Zoya sudah janjian dengan Dhito, jadi Zoya langsung masuk menuju kamar Dhito yang ternyata ada Onya juga disana.

Sesampainya di kamar Dhito, Zoya menangis. Ia tidak mampu menahan tangis yang sejak lama ia tahan karna ia tidak mau menganggap dirinya lemah.

"Lah bocah, ngapa nangis disitu" Onya menghampiri Zoya dan menuntunnya menuju ranjang kingsize Dhito.

Zoya masih menangis sesenggukan sambil memegang dadanya yang terasa sangat sesak saat ini.

"Zoy, dengerin gue dulu. Lo diem, lo cerita ada apa sebenernya" Onya berusaha menenangkan Zoya.

Zoya berusaha sekuat tenaga agar berhenti dari tangisnya. Saat sudah tenang, Zoya mulai bercerita.

"Gue siapin kado buat Azka tapi hubungan kita renggang belakangan ini. Gue rasa, disini gue yang terlalu baper sama semuanya" jelas Zoya.

"Sialan" umpatan itu keluar dari mulut Dhito.

Tangis Zoya kembali terdengar.

"Lo kenapasih Zoy segitunya sama dia?" tanya Dhito kesal.

Onya memukul kepala Dhito dengan guling yang ada disampingnya, "Cinta lah bego. Lo sih gapernah punya pacar" ucap Onya sambil menenangkan Zoya.

Zoya menghapus air matanya yang jatuh, "G-gue gatau" ucap Zoya tiba-tiba.

Dhito duduk disamping kedua sahabatnya sambil melihat kondisi Zoya yang sangat berantakan saat ini, lalu membuang muka karna merasa gagal menjaga salah satu sahabatnya.

"Terus mau lo gimana?" tanya Dhito.

Zoya mengangkat kepalanya sambil mengusap hidungnya yang merah, "Gue mau cari rumahnya Azka" jawab Zoya dengan polosnya.

Mata Onya membelalak, "Lah ngapain lu anjir? mau ngelabrak Azka? parah lu mah"  ucap Onya.

"Buat ngirim kado nya lah bego!" jawab Zoya dengan nge gas.

"Lo belum pernah ke rumahnya?" tanya Dhito.

Zoya hanya menggeleng lalu mengeluarkan handphone nya dan mengetikkan beberapa pesan kepada seseorang.

"Gue udah cari cara buat tau alamatnya dia tapi susah banget. Akhirnya terpaksa gue tanya temennya dia" ucap Zoya tiba-tiba.

"Terus udah dikasih?" tanya Onya.

"Azka baru pindah rumah, jadi dikit yang tau alamatnya" bahu Zoya menurun setelah membaca pesan dari Dion.

Zoya menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, "Gue cari alamatnya ke siapa lagi ya? mana gue belum kenal banget sama temen-temennya"

"Nanti lo ke rumahnya atau lo anter pake kurir?" tanya Dhito

"Anter aja kali ya? ga enak gue kalo ke rumahnya. Takut dia canggung" jawab Zoya.

Setelah itu Zoya, Onya, dan Dhito sibuk dengan handphone nya sendiri untuk membantu Zoya mencari alamat Azka.

***

Zoya sudah menemukan alamat itu. Alamat yang ia cari sejak beberapa hari itu  akhirnya Zoya temukan di data siswa sekolah Azka yang Zoya dapat melalui web sekolah SMA Garuda. Zoya bangga dengan bakat stalking nya kali ini,  karna ia menemukan hal yang menurutnya penting.

Sambil menatap langit-langit kamar Zoya, ia membayangkan bagaimana respon Azka saat kado itu mendarat tepat di depan rumah Azka. Akankah perjuangannya membuahkan hasil, atau bahkan sebaliknya?

Zoya membuka aplikasi instagram yang sudah hampir satu minggu tidak ia buka. Ia melihat beberapa update an insta story teman-temannya yang sedang mengabadikan beberapa momen bahagia dihidup mereka, hingga akhirnya Zoya terhenti pada satu foto yang membuat hatinya begitu sakit.

Azka yang sedang mengabadikan momen bersama gadis cantik dengan pipi chubby dan rambut hitam se bahu.

Tak sadar, air mata Zoya perlahan turun.

Apa yang harus Zoya lakukan setelah ini?

Berhenti/lanjut?

Memaksa hati untuk berhenti mencintai Azka atau melanjutkan luka hati yang sudah penuh sayatan?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 06, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SkylightWhere stories live. Discover now