Bab 2 -> First Meet You

3 0 0
                                    

Selama bekerja di restoran, baru pertama kali ini Jelena begitu sungkan saat melayani pelanggan, orangnya begitu pendiam dan pasif saat jelena dengan ramah menanyakan menu apa yang ingin dia makan dan dia hanya menjawab tanpa ekspresi.

walaupun wajahnya terlihat tampan, tapi tatto yang menghiasi tangannya sedikit membuat Jelena takut, laki-laki itu selalu datang sendiri tanpa teman dan selalu datang dijam 7 malam untuk makan malam.

"Mom, aku sedikit takut melihat orang itu"

"yang mana" tanya Katy

"yang dibangku nomor 6, ekspresinya selalu datar saat aku menanyakan dia ingin makan apa"

"tapi bukankah dia selalu memberi uang tips"

Jelena tersenyum penampakkan barisan giginya yang rapi "iya dia selalu memberi uang tips, tapi terkadang aku takut bertemu manusia gunung es seperti itu"

Katy terkekeh mendengar kata-kata Jelena yang terlalu polos "Biasanya laki-laki seperti itu tidak suka main wanita"

"what, jadi dia sejenis pecinta sesama jenis"

Katy semakin tertawa "Hei, kenapa kau berkata seperti itu, aku tidak mengatakan dia Guy, maksudku biasanya laki-laki seperti itu jika sudah menemukan wanita yang tepat dia akan menjaganya dan mencintainya"

"ooo,,,tapi siapa yang mau jadi wanitanya jika gayanya menyeramkan seperti itu"

"hushh,,,jgn bilang gitu! nanti kamu lagi yang suka sama dia"

"no..no..no..gak akan" Jelena menggeleng sambil menggerakkan jari telunjuknya dan Katy pun tertawa lagi dengan sikap Jelena, yah Jelena memang selalu bisa menghibur Katy dan Gio dengan sikap spontanitasnya Jelena.

"kau tahu siapa namanya?" tanya Katy

Jelena menggeleng, karena biasanya Jelena selalu hapal nama pelanggan di restoran "aku takut ingin bertanya, selain menanyakan menu makanan padanya"

"sepertinya dia memanggil" Katy menunjuk "tanyakan siapa namanya, ini PEER untukmu"

"Huffttt.. baiklah" Jelena langsung membawa kertas bill lalu menyerahkannya kepada lelaki itu "ini Tuan mmm, maaf aku boleh tahu namamu Tuan, untuk mutu dan kualitas pelayan di restoran ini kami harus menghafal namanya"

"David dan ini untuk pembayarannya" jawab David dingin lalu beranjak pergi

Jelena mematung "bagaimana ada manusia datar dan dingin seperti dia" pikir Jelena yang langsung kembali melanjutkan pekerjaannya.

Hampir setiap hari Jelena bertemu David tapi sikapnya selalu sama, dingin tak tersentuh. Jelena terlalu sibuk jika hanya memikirkan kedinginan David, jadi Jelena hanya kelayani David sewajarnya. Tapi tidak dengan David, awalnya dia datang ke restoran itu karena ingin bertemu seseorang. Tapi saat datang pertama kali melihat Jelena yang begitu ramah dan antusias melayani pelanggan membuat David suka datang makan ke restorant Gio, walau jarak antara bengkel tempat dia bekerja dan restoran lumayan jauh, tapi senyuman hangat Jelena begitu bisa menarik perhatiannya, dan membuat David ingin terus melihatnya sebelum dia pulang kerumah.

JELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang