Bab 3 -> Don't Judge A Book By Its Cover

3 0 0
                                    

Saat ini Jelena sedang sibuk-sibuknya, karena persiapan ujian nasional untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Tentu saja Gio dan Katy mendukung Jelena, sangat berbeda dengan Maria, yang mengatakan perempuan tidak perlu memiliki pendidikan tinggi kalau hanya bekerja di dapur dan sebagai pelayan, Maria selalu berucap kalau Jelena terlalu banyak keinginan dan terlalu berhalusinasi dalam menjalani hidupnya.

Tapi kata-kata Maria, tak pernah Jelena pikirkan. Dia sudah terlalu tahu tentang sikap Maria kepadanya, bahkan Jelena sangat iri dengan Nami yang bisa sekolah tanpa harus bekerja dan kuliah dengan dukungan Maria

"Jika menurut Ibu aku melanjutkan pendidikan hanya sia-sia, bagaimana dengan ka Nami, dia bisa berkuliah dengan bebas" ucap Jelena kesal saat memberitahukan ibunya untuk melanjutkan pendidikannya

"kau dan kakakmu berbeda, dia sangat pintar dan jika aku tua, dia yang akan mengurusku. Sedangkan kau, hanya karyawan di restoran yang tidak terkenal. Siapa yang akan mau menerima karyawan seperti dirimu, paling kau hanya berakhir menjadi tukang masak di restoran itu"

Hati Jelena sangat sakit saat mendengar kata-kata Maria "apa ibu tidak menyayangiku sedikitpun"

Maria hanya menyunggingkan senyumannya dan pergi meninggalkan Jelena sendiri diruang keluarga. Dari dulu hingga kini, Jelena selalu tidak mengerti, kenapa Maria seakan membenci Jelena, padahal dia juga terlahir dari rahim Maria.

Jelena segera berangkat ke restoran, dia terlalu berlama-lama dirumah itu, hanya bisa mencampur aduk perasaannya saat berhadapan Maria

"hei, ada apa dengan wajahmu" tanya Katy

"aku sangat kesal, apapun yang aku lakukan selalu salah di mata ibuku"

"tidak usah terlalu dipikirkan, mungkin Ibumu sedang memiliki masalah"

"masalahnya adalah aku, dia selalu saja tidak suka saat melihat wajahku"

"coba aku lihat" Katy menangkup kedua pipi Jelena dan menggerakkan ke kanan dan ke kiri sambil menatapnya "kau terlihat sangat cantik, aku yakin jika kau tidak terlalu lama didapur ini, akan banyak laki-laki yang mengantri menjadi pacarmu"

Jelena tersenyum "andai ibuku adalah kau Katy" Jelena memeluk Katy dengan hangat "aku pasti sangat bahagia"

Katy mengusap penggung Jelena "kau sudah aku anggap sebagai anakku, mungkin ini jawaban kenapa aku dan Gio tidak memiliki anak, mungkin jawabannya adalah dirimu" Ucap Katy dengan kasih sayang

Sabtu Minggu ini pelanggan di restoran lebih banyak dan Jelena sampai kewalahan, sedangan David juga baru datang dan Jelena hanya melemparkan senyumannya.

"Hai Mr. John apa yang ingin kau makan untuk hari ini" Sapa Jelena pada meja nomor 5, John bersama ke tiga temannya datang untuk makan malam

"kau tahu menu favoritku Jelena" Jawab John dengan senyumannya

"dan anda teman-teman Mr. John, menu Favorit John adalah menu utama kami, Nasi dengan siraman ayam goreng mentega dan potongan sayuran segar" jelas Jelena masih dengan senyumannya

tiba-tiba salah satu teman John memukul bokong Jelena sambil tertawa "apapun yang kau pesan akan aku sukai"

Muka Jelena seketika merah, menahan marah "maaf Tuan, sepertinya anda salah tempat. ini restoran bukan bar" Jelena masih bisa menahan emosinya

"Hei Will, jaga sikapmu" Tegur John

"Kau terlalu naif manis" laki-laki itu mencubit dagu Jelena

Gio dari jauh memperhatikan ketegangan yang muncul di wajah Jelena, dan segera menghampirinya "Ada apa Jelena?"

"aku minta maaf Gio, temanku tidak sopan dengan Jelena"

"aku yang akan menghandle mereka Jelena, kau bisa membantu Katy" Ucap Gio

Jelena baru saja akan meninggalkan John dan kedua temannya, tapi didepan mereka semua, laki-laki itu memukul bokong Jelena untuk kedua kalinya, tentu saja Gio geram melihat Jelena diperlakukan seperti itu, tapi tanpa aba-aba, tiba-tiba laki-laki itu sudah tersungkur di lantai.

Semua mulut terperangah kaget saat melihat David sudah melayangkan bogeman mentah menghajar wajah laki-laki itu. Laki-laki itu bangun dan menyeka aliran darah segar yang keluar dari sudut bibirnya.

"apa masalahmu" Ucap laki-laki itu dan melayangkan balik bogeman kearah David, dan tentu saja David dengan mudah menghindarinya.

David dengan cepat menarik tangan lawannya, dan memelintirnya kebelakang "jaga sikap dan tingkahmu jika kau tidak ingin aku cincang disini" ancam David dengan suara berat, lalu mendorong laki-laki itu

John menghampiri temannya yang terperosok di lantai dan segera membantunya berdiri "apa yang kau lakukan, aku menyesal mengajakmu kesini jika kau hanya membuatku malu"

Gio coba menenangkan keadaan, karena semua pengunjung sedang menonton mereka "John aku harap cepat bawa pergi temanmu, dan kau" Gio menunjuk laki-laki kurang ajar itu dengan wajah kesal "belajarnya menghormati wanita dan jangan pernah menginjakkan kakimu lagi disini" Ucap Gio dengan marah

John dan kedua temannya pergi meninggalkan restoran dan David masih mematung memperhatikan langkah mereka pergi.

Gio membalikkan badannya "terima kasih atas bantuanmu" Ucap Gio ke David dan David tak menjawab apapun malah pergi meninggalkan restoran

sedangkan Jelena, dia juga sedikit syok dengan tindakan David yang tanpa diduga menghajar laki-laki itu dan membuat keributan karenanya. Katy yang sejak tadi hanya memperhatikan dari dapur segera menarik Jelena untuk masuk kedalam.

"apa kau baik-baik saja" tanya Katy

"ya aku baik-baik saja, tapi aku sangat kaget saat David memukul laki-laki itu, padahal sejak tadi dia hanya duduk, tapi entah dari mana tiba-tiba laki-laki itu sudah terkapar"

"aku sudah katakan dia itu laki-laki baik"

"Jelena, sebaiknya kau istirahat dulu diatas. minggu depan kau akan ada ujian bukan?" tanya Gio "sudah 2 hari ini kau terlalu sibuk karena pelanggan kita yang semakin banyak"

"aku tidak apa-apa" jawab Jelena dengan senyuman

"Ini perintah oke" Ucap Gio dengan serius

"baik, jika aku dipaksa" Jelena dan Katy tertawa melihat gaya sok tegas yang Gio buat.

Jelena merebahkan badannya di tempat tidur, dia berpikiri harusnya tadi berterima kasih dengan David karena sudah membelanya, tapi Jelena lupa karena rasa kaget karena pertama kalinya Jelena melihat orang berkelahi.

"baik jika besok David datang aku akan mentraktirnya dan mengucapkan terima kasih" Batin Jelena

JELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang