Bab 4 -> First Smile

2 0 0
                                    

Setelah kejadian itu, sudah 1 minggu David tak pernah datang ke restoran sampai Jelena melupakan kata terima kasih yang ingin dia ucapkan untuk David.

Hari ini Jelena akan ada ujian, tapi bodohnya Jelena harus bangun kesiangan karena alarm yang tak berbunyi, padahal Jelena sangat yakin semalam dia menyetel alarm agar dia tak kasiangan.

Beberapa kali Jelena mengumpat kesal saat menanti bus yang tak kunjung datang, 20 menit lagi ujian akan dimulai. Buliran keringat dan rasa panik sudah menaungi pikiran Jelena, dia segera berlari dari pada menunggu Bus yang tak kunjung datang, baru saja Jelena berlari tiba-tiba sebuah motor berhenti di depan Jelena dan menghalangi langkahnya

"Cepat naik, aku akan mengantarmu"

Jelena menatap wajah si pengendara "David?"

"Cepat. atau kau akan terlambat"

Jelena mengangguk dan duduk di belakang David

"Pegang yang erat, aku akan mengendarai motor ini dengan cepat"

dengan segera Jelena melingkarkan tangannya di pinggang David dan menggenggamnya dengan erat. David segera melajukan motornya menuju sekolah Jelena. Ada sedikit rasa was-was di hati Jelena, tapi rasa panik Jelena seolah menutupi rasa was-wasnya saat diboncengi David.

Mereka sudah sampai di depan sekolah Jelena

"Cepat turun" Suara David membuyarkan lamunan Jelena

"oohh, kita sudah sampai" ucap Jelena dengan bodoh

David tersenyum melihat Jelena yang sedikit gugup "cepat masuk, semoga ujianmu berhasil"

"Terima kasih David untuk semuanya" Jelena segera berjalan meninggalkan David dan membalikkan badannya kembali sambil mengernyitkan dahinya "apa barusan kau tersenyum, kau terlihat lebih tampan saat tersenyum" Ucap Jelena yang langsung meninggalkan David setelah mengucapkan kata-kata spontanitasnya.

Ujian Jelena sudah selesai, Ujian hari ini adalah penentuan untuk memasuki Universitas mana yang akan dia tuju dan hasilnya akan keluar dalam 2 minggu. Jelena sedikit lega, karena soal yang tertera sesuai dengan apa yang dipelajari.

Jelena segera keluar sekolah dan tiba-tiba suara klakson motor menyita perhatiannya, David yang ada di seberang jalan melambaikan tangan ke arah Jelena dan Jelena dengan bodohnya melihat kekanan dan kekiri memastikan bahwa yang David panggil adalah dirinya "Aku???" Tanya Jelena sambil menunjuk dirinya sendiri

David menganggukkan kepala dan Jelena segera menyebrangi jalan "apa yang kau lakukan disini?" tanya Jelena

"aku menunggumu dan akan mengantarmu ke restoran, karena aku belum makan apapun sejak mengantarmu"

"maksudmu, sejak tadi kamu menungguku disini?"

"hhmm..bisa dikatakan begitu"

"oo baiklah, aku akan membuat makanan paling enak untukmu" Jelena segera naik ke atas motor dan David segera melajukan motornya menuju restoran

Sepertinya kecanggungan yang dulu Jelena rasakan sudah mulai larut saat David tersenyum kepadanya dan ditambah David mau menolongnya disaat genting seperti tadi, Jika tadi Jelena tidak bisa mengikuti ujian karena telat datang, sudah pasti Jelena sangat kecewa dengan dirinya sendiri dan mengakui kepada Maria bahwa semua kata-kata Maria benar tentangnya.

"Silahkan dimakan. aku spesial membuatkan menu pertama ini untukmu karena ini resep yang aku buat sendiri"

"Kamu tidak makan?"

"aku akan makan didalam"

"tapi aku memaksa makan denganmu disini, sebagai ucapan terima kasihmu"

"oke, baik. Aku akan minta izin Gio untuk bisa makan disini"

David mengangguk dan Jelena segera kebelakang meminta izin dengan Gio untuk menemani David makan

"Tentu saja kau boleh menemani laki-laki tampan itu" Ucap Katy yang baru muncul dari dapur dan Gio mengangguk kepalanya dengan arti setuju. Jelena segera menghampiri David dengan sepiring makanan di tangannya

"Sayang, entah kenapa aku menyukai laki-laki itu"

Gio menatap katy dengan sinis "apa maksudmu?"

"aku menyukainya saat menatap Jelena dan saat memberi pelajaran ke laki-laki kurang aja kemarin dan hari ini juga dia sudah membantu Jelena agar tidak terlambat menghadapi ujian. Apa mungkin David menyukai Jelena"

Gio menghembuskan nafasnya, merasa lega Katy menyukai David untuk Jelena bukan untuk dirinya sendiri "aku juga sudah mencari tahu tentang David, dia pemilik bengkel yang ada di Blok H-2. Sifatnya memang pendiam dan dingin tapi dia laki-laki baik karena beberapa karyawannya di bengkel adalah anak-anak jalanan yang tidak punya pekerjaan dan keahlian. David dengan teliti memberi ilmu dan keterampilan"

"Huhfhh..akhirnya Tuhan mengirim kan Jelena pelindung" senyum Katy saat memperhatikan David dan Jelena yang sedang menikmati makan siang mereka

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang