Nol Persen

67 6 2
                                    

Ruangan putih itu terang benderang, cahayanya berasal dari sebuah bingkai jendela berlapis logam. Tempat ini adalah saksi bisu dari pengukuran kehidupan baru dalam memelas validitas. Di sana tidak ada pintu untuk masuk, tetapi terdapat tiga sosok yang sedang mengelilingi sebuah meja bundar. Konon katanya, mereka hadir ke tempat ini melalui proses bernama pengunduhan.

Pertama, Intan. Hidupnya didedikasikan untuk terlihat sempurna. Ia memiliki kelebihan dalam memilih sudut dan mengambil cahaya. Seisi hidup Intan dibuat dari setiap bidikan lensa yang menangkap gambaran terbaik dari suatu momen agar tampak lebih menarik dari aslinya. Tak lupa setelah itu terdapat berlapis-lapis penyuntingan sebelum dipamerkan kepada dunia.

Lalu kedua ada Tommy, si ringan mulut. Tommy merasa dapat menguasai seluruh topik pembicaraan. Jika Tommy dapat digambarkan sebagai seekor hewan, maka ia adalah seekor burung di langit biru. Ibaratnya dia bisa terbang dan bercuit-cuit di mana pun dengan bebas.

Yang terakhir adalah Yudi. Dia mengenakan kaos berwarna merah dengan gambar persegi panjang dan segitiga mungil berwarna putih di bagian tengahnya. Bagaimana cara otak Yudi bekerja masih menjadi sebuah misteri sampai hari ini, apa saja dapat ia sebarkan melalui jembatan bernama: Konten. Salah satu konten paling terkenal buatan Yudi adalah saat ia mengunggah video dirinya sedang menangis karena mengalami putus cinta. Cukup aneh, sesuatu yang tidak penting malah dapat menarik perhatian khalayak.

***

Hari itu Intan sibuk mengoceh tentang sesuatu yang sedang menjadi buah bibir, "Apakah kalian tahu Mega Renata? Aduh, aku ingin memiliki hidup seperti dia!"

"Siapa dia?" Yudi tidak pernah tahu orang-orang yang dibicarakan oleh Intan karena ia tidak mengenalnya, Intan juga selalu membawa nama baru dengan berbagai hot news di baliknya. Yudi ingat kisah terakhir yang Intan bicarakan beberapa hari lalu, itu tentang seorang perempuan bertubuh molek, tetapi ternyata dia bukan perempuan asli.

"Itu lho Mega Renata, dia baru saja menikah di hotel termahal di dunia! Dia cantik sekali, badannya bagus, tajir pula!" Intan berkata dengan mata berbinar-binar, entah karena iri atau kagum.

Di antara sekian banyak nama yang disebutkan Intan, semuanya memiliki satu persamaan yakni hidup mereka goals. Sebenarnya dalam bahasa Inggris kata itu berarti: tujuan. Namun goals di sini adalah representasi dari kehidupan yang sempurna menurut Intan.

"Nikah bisa di mana aja kali. Nggak perlu di hotel mahal juga bisa, " Tommy menyahut, baginya ketimbang sebuah acara sakral, hal itu lebih banyak dijadikan sebagai ajang pamer.

Intan merengut, omongan Tommy selalu membuatnya kesal. "Bilang saja kau iri!"

"Nggak penting banget iri dengan kehidupan orang lain. Itu tidak akan memberikan keuntungan apa pun untukku." Di mata Tommy isi mulut Intan tidak lebih dari sebuah perbandingan, entah itu kehidupannya sendiri dengan siapa pun yang ia lihat atau orang lain dengan orang lain.

"Bentar, bentar, guys ditahan dulu!" Tiba-tiba Yudi mengeluarkan sebuah kamera. Ia menyalakannya lalu mulai merekam perdebatan Tommy dan Intan. "Nah, silakan dilanjut."

"Apakah semua orang harus mengetahui isi kehidupanmu?" Tommy memberikan tatapan sinis. Yudi hampir selalu mendokumentasikan segala hal yang ia lakukan.

Suatu waktu Yudi pernah menantang dirinya sendiri memakan makanan pedas dengan porsi begitu banyak hingga ia berakhir sakit diare. Di lain kesempatan Yudi melakukan tur keliling rumah seorang pejabat. Yudi juga sering melakukan prank. Salah satu prank paling sukses yang pernah Yudi lakukan adalah saat ia pura-pura menghamili seorang gadis. Semua itu dilakukan untuk mendongkrak kepopulerannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IntermittencyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang