01

8 3 1
                                    


Setelah pulang sekolah Syeril terus berdecak sebal sampai rumah pun ia masih mendumbel. Suna yang melihat adiknya seperti itu hanya memandang aneh sambil menggeleng.

" Tuh orang sinting kali ya. Masuk rumah bukan salam ke, ini. Malah ke orang gila aja. Ngedumel nggak jelas!" Ujar Suna abangnya Syeril.

Syeril menggebrak pintunya dengan kelas lau melempar tasnya kesembarang arah.

"Aagghh. Kesel gue kesel. Kenapa tuh cowok mau sih pacaran sama si Raya-"

" Padahal gue yang dari dulu suka sama Lo Saki!"  Ucapnya sambil memukul kepalanya dengan bantal.

"Lo kalau lagi patah hati jangan di bawa ke sini Napa?!" Suhut Suna dari balik pintu. Ia Sedari tadi menguping omongan Syeril.

" Diem Lo. Ngapain lagi diem situ! Pergi Sono!" Kesal Syeril dengan amarahnya.

Suna yang berada di ambang pintu hanya cekikikan melihat adiknya sedang patah hati.

" Gue cuma mau ngomong aja." Suna membuka pintu kamar Syeril dan adiknya tengah menatap suna dengan tajam. " Jangan terpancing oleh gangguan buaya darat karena itu akan memicu masalah-masalah yang tak pernah terduga." Ucap suna.

Syeril mengernyit jijik mendengar ocehan sang kakak.

" Mending Lo kalau bikin puitis jangan di sini. Karena kamar gue bukan tempat lomba untuk mengungkap perasaan atau memberikan motivasi." Sambil berteriak Syeril mendorong Suna agar keluar dari kamarnya.

" CK. Jahat bener Lo!"

****

Syeril makan dengan muka yang tak selaras Mamah Syeril melihat ekspresi putrinya yang seperti itu segara angkat bicara.

" Kamu kenapa Sye? Ko muka kamu gitu amat sih!"

Syeril menelan nasinya dan menatap kepada Mamahnya. " Gitu gimana? Kan Sye biasa aja" ucap Syeril lalu kembali mencibir.

Mamah Syeril hanya geleng-geleng, lalu datang Suna dari arah belakang sambil mengangetkan Syeril.

"DOR!"

"KUTIL!" Pekiknya lalu memukul tangan Suna. " Nyebelin banget sih Lo!"

Suna meringis. " Sakit Bego!"

" Salah Lo ngagetin gue."

"Eh udah udah ko malah berantem sih" lerai Mamahnya.

" Noh Abang yang mulai duluan"

" Ceileh gitu doang marah. Cepet tua baru tau rasa!"

" Abang!" Kesalnya, sang mamah hanya menepuk jidat.

" Hhhh dasar lalat item Lo," ejek Suna.

" Dasar panci gosong" balas Syeril tak mau kalah.

" Gpp gosong yang penting masih bisa di pake, dari pada lu Lalat item di tepuk langsung koit."

Syeril semakin kesal dengan tingkah abangnya.  Ia pun bangkit dan pergi dari meninggal Suna dan Mamahnya.

" Kamu itu kenapa sih, gangguin adik kamu Mulu bang. Jadi marah kan tuh"

" Itu Mah, dia lagi patah hati. Gegara cowok yang dia suka Jadian sama yang lain" Jelas Suna membuat sang Mamah mengernyit alisnya.

" Jadi Syeril udah mulai suka sama cowok?" Suna yang mendengar itu merasa Kiku dan menggaruk kepalanya.

" Masa iya sih Mah, dia suka sama cewek lagi. Mamah gimana sih." Kata Suna penuh tekanan dan membuat sang Mamah tertawa kecil.

****

Syeril berjalan di koridor kelas saat istirahat, saat langkahnya terhenti ia melihat Saki dan Raya tengah berjalan berdua membuat hatinya semakin panas. Ia mengepalkan kedua tangannya lalu menutup matanya.

" Tenang ril, inget Lo harus sabar. Nanti ada saatnya gue bisa sama Lo Ki"

Katanya lalu berjalan dengan perasaan yang masih sangat kesal.

"Ril di sini" Ujar Echa sambil menadahkan tangannya agar Syeril menuju tempat yang Echa duduki.

" Lo nggak mau makan ril? Badan Lo udah kurus gitu ya kali nggak mau makan," Ucap Echa sambil meluap Baksonya.

Syeril hanya geleng-geleng. " Badan gue itu udah di atas standar bukan kurus ataupun gendut. Ngerti Lo," Echa hanya mengiyakan saja.

Mata Syeril mengelilingi seisi kantin dan terpaku pada dua pasangan yang baru saja jadian kemarin. Dan lebih parahnya ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, betapa sakitnya hati Syeril mengingatkan momen itu.

Ia pun hanya mencibir dan terus menggertakan kakinya.

" Kenapa sih Ril, dari tadi kaki Lo nginjekin lantai Mulu. Ada apa sih?" Tanya Echa.

" Ada Buaya!" Katanya lantang.

"Hah buaya?"

" Iya Buaya Darat!", Ucapnya dengan nada yang sebal sambil mengarahkan pandangannya ke Arah saki.

Echa berbalik badan untuk melihat apa yang Syeril liat." Itukan di Saki sama Si Raya" ucap Echa lalu beralih menatap Syeril.

" Geu sebenernya suka sama Saki" Kata Syeril tak sadar Echa yang mendengar itu melotot dan tak habis pikir.

"Jadi Lo suka sama Saki!" Kata Echa spontan membuat Syeril yang melamun menjadi kaget.

"Eh- e. Iya" ucap Syeril dengan lesu.

Echa tersenyum dan mencubit pipi Syeril dengan gemas. " Ceritanya teman gue lagi di dilema ya." Echa meledek nya semakin membuat Syeril memutar bola matanya. " Oke tenang aja Ril meraka itu baru pacaran dan juga belum tentu mereka itu sampe pelaminan. Mending Lo tunggu mereka putus siapa tau abis kelulusan mereka udahan terus tinggal Lo sigap kan," Syeril nampak berpikir akan omongan Echa tadi.

" Nungguin mereka sampe lulus sekolah? Keburu gue tambah panas"

" Tenang ntar gue sembor pake air" Canda Echa.

" Enak aja Lo. Tapi, ada benernya juga sih."

Echa mengangkat alisnya Syeril tersenyum penuh. " Gue bakal tunggu Saki apapun itu, walaupun ada pikiran jahat di hati gue. Tapi tetep gue mau lakuin hal yang adil dan baik." Katanya, Echa yang mendengar itu memberikan dua jempol.

" Guud Luk."

______

Masih tahap jadi dikit-dikit ya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ku Tunggu Kau PutusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang