Pengantar :
Harap baca book The Lost Sister lebih dahulu karena cerita di sini merupakan sequel/lanjutan dari book tersebut--oOo--
"Yosh! Konser hari ini berjalan lancar!" Xie menepuk pundak Stinger yang sedari tadi hanya menonton konsernya malas. Berbeda dengan Scorpio yang tampak asik menonton sampai akhir.
"Oi, Xie!!" seseorang berambut agak ikal melambaikan tangannya pada Xie. Orang itu tak lain adalah Theo. Melihat hal itu, Xie langsung tersenyum dan berlari ke arahnya. Meninggalkan Stinger seorang diri yang masih duduk dengan wajah malasnya.
"Hai," Xie menyapa Theo yang baru ditemuinya.
"Penampilanmu hebat," puji yang disapa.
Xie bisa merasakan pipinya yang menghangat. Pipi chubby-nya kini bersemu kemerahan. Senyum terkembang di wajahnya. "Terima kasih," ucapnya.
Semu merah itu tak berlangsung lama. Senyumnya juga memudar bersamaan dengan hilangnya semu merah dari pipinya. Ia menundukkan kepalanya, memikirkan suatu hal yang selalu mengganjal pikirannya akhir-akhir ini.
"Ada apa?" tanya Theo. Membuat Xie kini kembali mengangkat kepala dan menatapnya.
"Tidak ada," jawabnya seolah tidak ada apa-apa. Padahal dari sorot matanya tampak jelas kalau ada sesuatu yang Ia pikirkan.
"Apa kau serius?"
"Xie, konsermu sudah selesai bukan? Lebih baik kau langsung pulang," ucap Stinger yang tiba-tiba sudah berdiri tak jauh dari Xie. Tepatnya, Stinger sekarang sudah berada di samping Xie dan menggandeng tangan kirinya. "Ayo pulang!" Stinger menarik tangan kiri Xie, menyuruhnya untuk segera pergi.
"K- Kak,"
"Hei, apa yang kau lakukan?!" Theo memegang tangan kanan Xie. Bermaksud menahan Stinger yang hendak membawa Xie dari hadapannya.
Stinger terhenti. Ia berbalik menghadap ke arah seseorang yang mencoba menahannya dan menatap tajam ke arahnya. "Justru apa yang kau lakukan? Aku hanya menyuruh adikku pulang," jawabnya dingin.
"Kau terlalu kasar, kau bahkan tidak bertanya lebih dulu padanya."
"Itu bukan urusanmu!" Stinger mengencangkan pegangan tangan kanannya di pergelangan tangan kiri Xie. Ia kembali menarik adik perempuannya. Membuat Xie sedikit meringis karena pegangan itu.
"Hei, kau menyakitinya!" Theo langsung memegangi tangan kanan Stinger yang sedari tadi memegangi Xie. Ia langsung melepaskan pegangan Stinger dari tangan adiknya dan menatap tajam pada Stinger.
Stinger memberikan tatapan kesal pada pria yang menghalanginya satu ini dan berganti melihat ke arah adiknya. Xie hanya menundukkan kepalanya saat ditatap oleh Stinger.
Champ berjalan ke arah Stinger yang sedari tadi terlihat begitu kesal. "Apa yang terjadi padamu, Rekan?"
Sementara itu yang ditanya hanya diam tak menjawab. Matanya masih menampakkan kilatan kesal pada Theo yang berdiri di hadapannya.
"Stinger, aku rasa Theo benar, kau terlalu keras pada Xie," ujar Lucky.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada laki-laki satu ini?" ucap Theo dengan nada kesal terdengar dari caranya bicara. Rahangnya mengeras dan iris cokelatnya berkilat kehitaman.
"Theo," panggil Xie pelan membuatnya sedikit menenangkan dirinya.
Scorpio berjalan ke arah Stinger dan memegang bahunya. "Sudahlah, Stinger. Kau sudah terlalu keras pada Xie," ucapnya tenang.
"Kau tidak mengerti apapun, Kak."
"Apa yang tidak aku mengerti? Aku tahu apa yang membuatmu bersikap seperti itu pada Xie akhir-akhir ini," senyum kecil terbentuk di bibir Scorpio. Sementara Stinger hanya menatapnya penuh bingung dan tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Brother's Problem ✔
FanfictionSequel of Kyuuranger : The Lost Sister Stinger, tipikal kakak yang menurut Xie adalah sosok yang hangat mendadak berubah 180°. Tidak ada senyum, bahkan cenderung ketus. Kepedulian yang selalu Ia lakukan pada Xie telah sirna. Tidak lagi ada kehangata...