- chapter zero : the unexpected beginning

2.4K 244 20
                                    



Pintu utama rumah terbuka, seorang pria bertubuh tinggi memasuki rumah yang gelap gulita tersebut berhati-hati, tidak tahu alesan mengapa.

"Jeno?"

Pria tersebut tersentak saat mendengar suara yang sangat familiar memanggil namanya.

Tiba-tiba saja lampu pada ruangan tengah menyala. Terlihat pria mungil berparas cantik berjalan mendekatinya.

"Kenapa pulang sangat malam?" tanya pria mungil tersebut yang adalah suaminya, muka nya yang datar menatap Jeno sendu.

"Banyak kerjaan, Renjun. Aku tadi harus ke perusahaan lain yang mayan jaraknya" jawabnya, sambil membenarkan syal yang menutupi lehernya.

Renjun mengangkat tangannya ke arah muka Jeno yang terlihat pucat, dan dengan sekejap ia malah menarik syal berwarna hitam yang menutupi leher Jeno dengan paksa.

Syal yang sudah Renjun tarik, ia lempar ke lantai kayu.

Kedua mata Jeno melebar kala lehernya yang dipenuhi bercak-bercak merah dan keunguan sudah terlihat jelas oleh Renjun.

"Aku sudah menandatangani surat perceraian, tinggal kau saja.. sudah ku taruh di meja makan."

Ia bersedekap dada, dan membalikkan tubuhnya berjalan ke kamarnya dengan Jeno.

"Bentar, Apa apaan?!" Jeno lari ke arah meja makan dan benar-benar menemukan kertas yang sudah di tandatangani Renjun dan juga cincin nikah berwarna silver dengan berlian yang terpasang apik di tengah.

"Kau sudah dengar bukan? kita cerai" suaranya terdengar keras sampai ruang tengah, nadanya tidak ada getaran lirih ataupun isakan, hanya datar.

Ia pun akhirnya keluar dari kamar membawa dua koper di kedua tangannya dan tas ransel besar di punggungnya.

"Renjun, dengarkan aku sayang ini bukan seperti kau pikir-"

"Aku melihat nya Jeno, aku tidak sebodoh yang kau pikir" kata Renjun, memotong ucapan suaminya.. ah mantan suaminya.

"Jangan, Jangan begitu lah sayang kau tidak kasihan dengan Jisung?" balas Jeno, ia ingin menggapai lengan Renjun tapi sang empu menghindar. Keringat dingin mengucur dari dahinya, Jeno sangat gugup sekarang.

Tangan Renjun merogoh kantong jaket nya dan mengambil suatu barang. Barang yang sudah di ambil ia lempar ke Jeno.

Foto-foto hasil jepretan kamera bertebaran, jatuh pada lantai kayu yang dingin.

Jeno seketika kaku di tempat, melihat salah satu foto yang tergeletak di lantai. Foto ia dan seorang wanita sedang berciuman, adapun foto lainnya.

"Aku akan membawa Jisung, lagian kau sudah tidak peduli dengan anak mu sendiri"

Renjun menggeret dua koper berukuran besar tersebut, melangkah melewati mantan suaminya yang masih terdiam di tempat menunduk.

"Sudahlah, aku pergi" ucapnya terakhir kali, ia membuka pintu utama dan keluar. Sedikit kesusahan karena membawa dua koper besar.

Hampir 5 tahun sejak mereka berjanji di altar, tapi pasti saja ada sesuatu yang membuat satu dari mereka menjauh dan mematahkan janji. Renjun hamil 1 bulan setelah mereka menikah, kabar yang bahagia.. tentu saja.

Hanya saja Renjun sudah merasa ada yang aneh tahun-tahun ini. Seperti Jeno sudah tidak memperhatikan dia dan anaknya seperti dulu. Pulang sangat malam, dan kadang suaminya itu tidak sama sekali pulang ke rumah mereka.

Bukannya Renjun tidak mempercayai Jeno, hanya saja kelakuan nya benar benar sangat mencurigakan.

Sampai ia pernah menyalahkan dirinya sendiri, karena menjadi suami yang mempunyai wajah datar dan tidak gampang mengekspresikan perasaan nya.

face me instead - hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang