- chapter one : truly a savior

1.3K 215 14
                                    




Renjun terbangun karena merasa sesak pada dadanya. Perlahan membuka matanya dan menemukan Jisung yang menenggelamkan wajahnya pada dadanya.

Ia melenguh, pelan pelan mendudukkan dirinya. Badan Jisung pindahkan di sebelah nya.

Mengerjapkan kedua matanya sebelum turun dari kasur dan melangkah keluar kamar. "Masak.. ada bahan apa ya" Renjun membuka kulkas di dapur kecil milik Donghyuck.

"Masak telor aja ya.."

Helaan nafas keluar dari mulut Renjun. Kedua tangannya mulai bekerja untuk membuat scramble egg.

Dada nya sesak mulai memikirkan apa yang Jeno lakukan sekarang mungkin pria itu masih tertidur, ah ia merindukan Jeno. Tidak ada lagi sosok pria tampan yang baik hati di sisinya. That bastard traitor.

Rasanya Renjun ingin menangis sekarang.
︎︎
︎︎
︎︎
Indra penciuman nya menyium bau makanan yang sedap. Lantas Donghyuck bangun dari tidurnya. Siapa yang memasak? ah ya Renjun sedang menginap disini. Ia duduk terlebih dahulu di sofa tersebut, sehabis itu berjalan menuju dapur.

Terlihat punggung kecil Renjun dari belakang yang sedang memasak. Tangannya terus bekerja.

Hendak ingin memanggilnya, Donghyuck mendengar isakan pelan dari Renjun. Tentu saja ia terkejut dan langsung merengkuh tubuh mungil Renjun. refleks karena Donghyuck terlalu baik atau..?

Renjun sedikit tersentak saat Donghyuck memeluk nya tiba tiba. Biasanya ia akan merasa tidak nyaman dan menjauh dari orang yang memeluk nya, tapi saat Donghyuck memeluk nya dengan erat seperti ini, badan saling menempel, saling menyalurkan kehangatan, pelukannya sangat nyaman.




"Kau tak apa?"

"I'm okay, hanya terlalu banyak pikiran saja"

"Itu berarti kau tidak okay"

Renjun tersenyum miris. Tentu saja ia tidak baik baik saja. Ia terus memikirkan Jeno, Jeno, dan Jeno lagi.

Saat Renjun sedang masak tadi, ia terus berpikir kalau, 2 hari yang lalu adalah hari terakhir ia membuat sarapan untuk mantan suaminya itu dan juga mendapatkan kecupan singkat pada kening nya dari Jeno.

Tapi kalau di pikir-pikir, kecupan yang penuh cinta itu palsu? berarti hanya akting. Jeno tidak mencintainya lagi.

"Hey, kau bisa menceritakan nya pada ku.. aku bukan orang yang pintar menasehati tapi mungkin kalau kau butuh tempat senderan baru.. ada aku" ucap Donghyuck pada Renjun, menatap pria cantik itu dengan banyak makna.

"Terima kasih.. ah aku banyak berhutang budi pada mu" Renjun tersenyum tipis.

"Tidak usah seperti itu, aku hanya merasa kau membutuhkan nya"

"Ya sepertinya gitu.. Oh ya! aku akan membangunkan Jisung, silahkan kau makan terlebih dahulu" Kata Renjun, sebelum beranjak dari meja makan.

"Terima kasih atas makanannya!" seru Donghyuck.


Renjun menepuk pelan badan kecil Jisung, sesekali mengecup wajah gembil Jisung dan membisik "Waktu nya bangun Jisungie kesayangannya mama". Terdengar gumaman tidak jelas dari anak nya itu.

Ia menghela nafas pelan setelah itu langsung menggendong Jisung dan kembali ke meja nakan, Donghyuck sedang memakan makanan yang Renjun buat sambil memainkan smartphonenya itu.

Jisung di dudukan di sofa yang dekat dengan meja makan, anak itu sudah bangun saat Renjun menggendongnya.

"Jisung lapar?" tanya Renjun, tangannya menggenggam tangan kecil Jisung sesekali memainkan jari kecil dan gendut itu.

face me instead - hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang