Part 16 - Fakta Baru

34 11 19
                                    

"Assalamualaikum" ucap seorang pria berseragam sekolah di depan pintu rumah berwarna abu-abu, rumah Jessy.

"Waalaikumsalam" sahut Rendy, papa Jessy.

"Eh, kamu, Rey. Apa kabar? Ayo masuk." kata Rendy sambil mengajak pria itu menuju meja makan. Pria yang pagi-pagi sudah mengetuk rumah Jessy ialah Reynand. Reynand mendatangi Jessy karena memang dia akan ikut sarapan di rumah Jessy. Sejak semalam Jessy uring-uringan setelah kejadian labrak melabrak kemarin. Jessy membalas pesan Reynand singkat dengan alasan malas berhubungan sama Pia.

"Baik, Pa. Papa sendiri kapan pulangnya?" tanya Reynand.

"Kemarin malem baru aja nyampe. Ayo duduk makan dulu. Sam nggak ikut kesini?" tanya Rendy.

"Enggak, Pa. Sam udah berangkat dari jam 6 tadi. Dia kan OSIS jadi harus prepare perlengkapan buat class meeting." jelas Reynand.

"Pagi, Pa, Ma." sapa Jessy saat menuruni tangga. Jessy kaget melihat Reynand yang sudah nangkring di salah satu kursi makannya. Akan tetapi Jessy enggan menyapa Reynand karena masih kesal dengannya akibat kejadian kemarin. Sebenarnya di sini Reynand tidak salah, yang salah ialah Pia, pacarnya. Akan tetapi, semakin Jessy ingat kalau Pia adalah pacar Reynand, semakin kesal perasaannya.

Gue nggak bisa bohong kalo gue enggak cemburu. Tapi di sini posisinya gue nggak ada hak buat cemburu sama mereka. -batin Jessy sambil tersenyum simpul menahan sesak di hatinya.

"Kok Reynand nggak disapa, Jess?" tanya Amora sambil menyendokkan nasi goreng di piring Rendy dan Reynand saat Jessy duduk di sebelah Reynand.

"Iya, Ma. Dikira Reynand makhluk tak kasat mata apa ya?" jawab Reynand biasa saja, pura-pura tidak terjadi apa-apa di antara mereka kemarin.

"Elo emang makhluk astral. Baru nyadar ya?" jawab Jessy sambil melirik ke arah Reynand yang saat ini memandang Jessy.

"Mana ada makhluk astral ganteng begini?" tanya Reynand sambil ngaca pada logo ponselnya, melon digigit.

"Ganteng dari mana? Muka kayak alien dibilang ganteng." jawab Jessy. Jessy sudah jengah melihat kadar kepedean Reynand yang di atas rata-rata ini. Berbeda saat Jin BTS mengatakan bahwa dirinya WWH, world wide handsome, Jessy langsung menyetujuinya tanpa berfikir dua kali.

"Udah-udah. Pagi-pagi udah berantem. Dimakan itu nasi goreng buatan mama, keburu dingin nanti." kata Rendy memotong perdebatan mereka berdua. Kemudian mereka sarapan dengan tenang.

"Yuk, Rey, berangkat." ajak Jessy pada Reynand setelah selesai mencuci piringnya.

"Ayo, Jess. Pa, Ma, Reynand sama Jessy berangkat dulu ya. Assalamualaikum." pamit Reynand.

"Waalaikumsalam, hati-hati" jawab Rendy dan Amora. Hari ini Rendy, Papa Jessy, tidak berangkat ke kantor dan memilih memantau perusahaannya dari rumah. Rendy ini adalah CEO perusahaan properti dan hotel.

****

Reynand POV

Saat ini gue dan Jessy berangkat ke sekolah naik mobil gue. Sam udah berangkat duluan tadi pagi karena tugasnya sebagai wakil ketua OSIS yang mengharuskannya untuk memastikan semua hal berkaitan classmeeting hari ini sudah lengkap dan sesuai rencana.

"Emang nggak papa elo jemput gue gini?" tanya Jessy ke gue dengan ekspresi penasaran tingkat maksimal.

"Enggak. Emang kenapa kalo gue jemput elo? Biasanya emang gini kan?" heran gue. Alasan Jessy bertanya kayak gitu mungkin karena dia malas berhubungan dengan Pia, mantan gue yang barbar itu.

"Ya kan elo udah ada Pia. Emang dia nggak marah kalo nggak dijemput? Males gue kalo habis ini harus berurusan sama dia." jawab Jessy.

Kan bener tebakan gue, dia males berhubungan sama Pia. Andai Jessy tau kalau dari awal gue emang nggak ada rasa apapun sama Pia, jadi ya gue nggak terlalu ambil pusing ketika Pia cemburu bahkan gampang buat gue untuk mutusin hubungan ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Complicated FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang