Part 15 - 10.000 hours

39 24 32
                                    

"Psst. Rey... Reynand..." teriak Jessy sejak beberapa menit yang lalu, tapi sosok Reynand yang dipanggil tak kunjung keluar.

"Ish, kemana sih itu anak?" kesal Jessy sambil mencoba menelfon Reynand.

"Dichat juga ngga diread, ditelfon nggak diangkat. Maunya apa sih itu anak. Tadi katanya ngajak latihan di balkon." kata Jessy.

"Reynand...." panggil Jessy yang ke sekian kalinya, tapi tetap tidak ada sahutan.

"Astaga, gua telfon Bang Elean aja apa ya?" kata Jessy.

Tut... Tut...

"Halo" jawab Elean.

"Eh, halo, Bang." sapa Jessy.

"Kenapa, Jess? Tumben lo nelfon gue." tanya Elean.

"Reynand ada, Bang? Tadi ngajak latihan di balkon tapi gue panggil nggak nyaut, udah gue chat sama telfon juga no respon." kesal Jessy.

"Lah. Dia barusan pamit mau ke taman. Gue kira latihan bareng elo di taman gitu." jawab Elean.

"Ha? Taman, Bang?" tanya Jessy.

"Iya. Elo yang lupa kali, jangan-jangan tadi janjian di taman. Biasanya kan elo suka pikun." ejek Elean.

"Lah, masa gue yang salah denger tadi, Bang?" bingung Jessy sambil menyambar cardigannya dan keluar rumah dengan buru-buru.

"Ya mana gue tau. Kan kuping elo bukan kuping gue." heran Elean.

"Iya deh, Bang. Makasih infonya, gue susulin Rey ke taman dulu, siapa tau gue yang salah denger. Assalamualaikum." kata Jessy.

"Waalaikumsalam. Hati-hati." jawab Elean.

Setibanya di taman, Jessy menemukan siluet dua orang yang sedang duduk di bangku taman. Mereka terlihat bahagia sambil memakan jagung bakar.

"Lah. Itu bukannya Rey? Dia lagi sama siapa?" tanya Jessy pada dirinya sendiri sambil berjalan mengendap-endap mendekati dua orang tersebut. Belum mencapai dua langkah, Jessy dikagetkan dengan notifikasi instagram Rey yang sedang mengupload sebuah foto.

"Jadi itu Rey sama Pia? Mereka udah jadian" kaget Jessy. Rey barusan mengupload fotonya dengan Pia yang sedang memakan jangung bakar.
Akan tetapi Jessy tidak fokus pada jagung bakar seperti banyak komenan di postingan itu, Jessy justru fokus pada mereka yang memakai baju couple bertuliskan "He is mine" dan "She is mine".

Bagai disambar petir, Jessy merasakan sesak yang menggerogoti hatinya dengan teramat dalam untuk kesekian kalinya saat melihat orang yang ia cintai bahagia bersama perempuan lain. Hal ini memang bukan kali pertama Jessy melihat Rey jadian dengan perempuan lain, akan tetapi rasa sakit yang Jessy rasakan selalu ada saat ia melihat Rey berpacaran dengan siapapun perempuan itu.

Jessy tidak sanggup melihat adegan mesra di depannya dan memilih meninggalkan mereka berdua. Jessy tidak mungkin pulang ke rumahnya dengan kondisi hancur seperti ini. Kemudian ia berbelok ke indomiret untuk membeli air putih dingin berharap minuman itu dapat sedikit mengurangi rasa sesak di hatinya.

****

"Rey, gimana udah siap duetnya?" tanya Andre ketika Reynand menjejakkan kakinya di kelas XI MIPA 1.

"Aduh. Jessy belom berangkat ya?" tanya Reynand sambil mencari Jessy di seluruh penjuru kelasnya.

"Udah kok tadi. Dia cuma naroh tas trus langsung keluar sama Ergi." jawab Andre.

Pagi-pagi udah pacaran aja. Lupa kali ya kalo mau duet. Kok gue jadi kesel, nggak boleh. Gue nggak ada hak apapun buat ngelarang Jessy berduaan sama pacarnya -batin Reynand sambil menggelengkan kepala.

Complicated FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang