CHAPTER 3

10 4 10
                                    

Maaf banget baru update sekarang 🙏🙏🙏

Happy reading gaess 💞

****

Akhir pekan kali ini benar-benar kesempatan emas bagi Kirana dan para sahabatnya. Pasalnya mereka dapat kumpul lengkap di sebuah kafe dekat perumahan tempat mereka tinggal, biasanya ada saja satu atau dua orang yang tidak bisa ikut, atau mungkin semua sibuk.

Banyak hal yang mereka bicarakan, mulai dari hal remeh sampai hal serius seperti soal asmara—emang berat ya soal asmara?. Menertawakan hal-hal konyol atau yang receh sekalipun. Tapi yang namanya kaum milenial, generasi Z, pasti sebentar-sebentar main ponsel.

Kirana menelisik satu-satu temannya itu. Mulai dari Aya yang terlihat jelas semburat merah dipipinya, senyum malu-malu Arra yang begitu kentara, dan terakhir orang yang duduk di sampingnya ini terlihat berbeda dari Aya dan Arra. Kirana mengintip sedikit apa yang dilakukan Resa.

Ternyata lagi stalking. Kirana mengaduk gelas minumannya tak selera.

Aya yang peka akan kelakuan Kirana, meletakkan ponselnya. “Lo kenapa dah? Keknya ngenes banget?”

Helaan napas Kirana seakan menjadi jawaban dari pertanyaan Aya.

“Bilang aja nggak ada yang chat lo,” tebak Arra yang seratus persen akurat.

“Haaaa...” Kirana hanya menelungkupkan kepalanya di atas meja.

Resa terkekeh. “Chat lah. Apa perlu gue kasih nomornya?” Gadis itu menyodorkan ponselnya yang tertera nomor dan nama Haikal di sana.

Gadis berkucir satu itu menggeleng. “Percuma kalo nyimpen tapi nggak disimpen balik.”

Sebenarnya Kirana ingin menyimpan ini sendiri, tentang dirinya yang menyukai Haikal begitu lama. Namun, karena kecerobohannya akhirnya lenyap sudah rahasia itu.

Saat dulu menjelang kenaikan kelas 11, Kirana sempat men-stalk Instagram Haikal, hal itu kepergok oleh Arra dan Aya saat mereka jaga di UKS. Kecerobohoannya kembali terulang saat dirinya diam-diam memandang foto Haikal yang dia ambil dari medsos Haikal, dan bodohnya Resa ada tepat di sampingnya saat menunggu bus datang. Memergoki dirinya yang senyum-senyum sambil memandang foto Haikal. Dari situ lah semuanya terungkap.

Sorak-sorai ketiganya bergemuruh mendengar jawaban Kirana. Kirana hanya mendengus dan memasukkan kentang goreng ke mulutnya. Tiba-tiba Kirana bangkit dari duduknya. “Eh, gue ke toilet bentar.”

Setelah Kirana pergi, ketiganya justru cekikikan. Arra memberi kode pada Resa dengan matanya ke arah ponsel Kirana yang tidak terkunci. Dasar Kirana ceroboh!

Resa yang paham langsung mengutak-atik ponsel Kirana. Tumben penyakit tidak pekanya ini tidak kambuh, tapi baguslah. Tawa Aya dan Arra tak kunjung reda, mereka terus melihat apa yang dilakukan Resa.

Resa membuka grup alumni SMP di WhatsApp Kirana, menyocokkan nomor seseorang dengan nomor diponselnya.

“Bener nih.” Resa menaik-turunkan alisnya dan dibalas tos ketiganya. Jari Resa bermain lincah di ponsel Kirana

Kirana : Hai

+62 8xxx xxxx xxxx : Siapa?

Kirana : Kirana Amelia, dari SMK seberang. Save back ^.^

Tawa Resa semakin menjadi-jadi. Aya dan Arra juga demikian. Dari aplikasi WhatsApp, Resa berpindah ke Instagram. Jari lemas Resa meng-klik tombol follow pada akun Instagram Haikal, lalu membuka Direct Messange.

H A L T ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang