Yang aku inginkan adalah kesunyian dan ketenangan. Tapi, mengapa disaat aku mulai merasa tenang, Tuhan malah menghadirkan sosok yang selalu mengusik kehidupanku.
••••
HAPPY READING🖤
••••
KRING! KRING!
Bel berbunyi, pertanda jam istirahat telah tiba. Semua murid di masing-masing kelas kini berhamburan keluar menuju kantin. Tapi, hari ini tampak berbeda. Hanya sedikit murid di kelas XI IPA 2 yang beranjak keluar kelas. Selebihnya, mereka menghampiri teman baru mereka. Ya, siapa lagi kalau bukan Lisda.
BRAK!
Lisda yang tengah merapikan alat tulisnya di dalam tas langsung terpelonjak kaget. Tidak hanya Lisda, tapi seluruh murid yang ada di dalam kelas. Lisda menoleh, mencari tahu siapa pelakunya. Lisda menatap orang itu, orang yang sudah menggebrak mejanya. Gadis itu menaikkan sebelah alisnya.
Orang yang menggebrak meja tadi menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Hehe, maaf. Nggak sengaja." Orang itu mengangkat kedua jarinya berbentuk V. "Kenalin, gue Bara Prahaja, bisa dipanggil Bara, bisa juga pake sayang," ujar Bara dengan lantang.
Sontak saja murid yang lain bersorak. "Huuu."
"Gaya lu ketinggian, Bar," ujar salah satu cowok yang berdiri di belakang Bara.
"Udah, Lis. Nggak usah ditanggepin omongannya si monyet ini," sahut cewek yang duduk di depan Lisda.
"Mending ngaca dulu, lo, Bar," sahut cewek lainnya.
Bara hanya cengengesan menanggapi sorakan teman-temannya. Sudah biasa baginya. Bara memang terkenal dengan sifatnya yang kocak, kepedean, tapi asik. Tidak heran jika ia memiliki banyak teman.
Tetapi tidak dengan Lisda. Gadis itu bahkan merasa risih dengan tempat yang riuh itu. Ia memang beda dengan yang lain.
"Lis, kenalin, gue Hesti. Ini sahabat gue, Mira dan Arin," tutur salah satu gadis di dekat Lisda ramah. Lisda hanya menanggapi dengan sebuah anggukan.
"Mau ke kantin bareng kita, nggak?" tanya Mira yang langsung di angguki Arin, tanda membenarkan.
Lisda menggeleng. "Kalian duluan aja."
Lisda mengambil satu buku paket lalu bangkit dari duduknya kemudian berjalan menembus kerumunan yang ada di mejanya.
"Dih, cuek banget sih," kata Arin yang menatap kepergian Lisda.
"Rin, nggak boleh gitu. Mungkin karena dia belum terbiasa aja sama kita-kita, makanya ngirit ngomong." Bijak Mira.
••••
Di kelas XI IPS 1 terdapat 3 cowok yang sedang duduk santai di pojokan.
"Woy, ke kantin, yuk. Gue udah laper nih," ujar seorang cowok pada ke dua temannya itu. Namanya, Raka.
"Kuy. Cacing di perut gue juga udah teriak-teriak dari tadi," sahut cowok yang satunya lagi. Namanya, Kenzi, atau panggil saja Ken.
Raka menyenggol lengan Ken yang berada didekatnya. "Noh, liat. Si Arga bengong aja dari tadi. Kira-kira tuh anak kenapa, ya?" tanya Raka yang hanya mendapati gelengan kepala dari Ken.
Pasalnya, tidak biasanya Arga seperti ini. Ken pun berinisiatif untuk bertanya pada cowok itu.
BRAK!
Ken menggebrak meja yang membuat cowok itu terpelonjak kaget.
"An**ng," umpat Arga. Emosinya langsung terpancing. "Lo ngapain gebrak meja? Mau bikin gue jantungan?" tanya Arga murka.
Ken dan Raka saling menatap. Baru kali ini mereka melihat Arga marah karena masalah sepele. Sepertinya sahabatnya itu lagi ada masalah.
"Weh, slow dong. Sorry, sengaja." Kekeh Ken.
"Lagian lo dari tadi kenapa bengong? Mikirin apa sih? Mau tawuran? Dimana? Kenapa nggak bilang? Har ...." ucapan Raka terpotong.
"BACOT." Arga bangkit dari duduknya, berjalan keluar kelas.
"Woy, lo mau kemana?" teriak Ken yang tidak diperdulikan oleh Arga.
Kini Arga berjalan di koridor. Mood nya benar-benar hancur. Tujuannya saat ini adalah ke tempat biasa, dimana ia bisa menenangkan fikirannya di sana.
••••
Gadis itu berjalan sendiri di koridor. Alasan Lisda tidak ikut ke kantin, karena ia tahu, sekarang kantin penuh dengan manusia yang kelaparan. Ia akan jajan setelah suasana di kantin sedikit sepi. Sekarang lebih baik ia mencari tempat dimana ia bisa menyendiri.
Langkah kakinya membawanya ke sebuah tempat yang cukup tenang. Tempat ini indah, tapi kenapa tidak ada orang yang berkunjung di sini, pikirnya. Ia melihat sebuah pohon besar yang rindang, terdapat juga kursi di depannya. Gadis itu berjalan kemudian menduduki kursi itu lalu membuka bukunya. Di sini sangat tenang. Ini yang ia suka, kesunyian.
Tanpa ia sadari, ternyata ada sosok lain di sini. Tidak, sosok itu bukan hantu. Tapi, manusia.
"ARGH." Suara itu berasal dari balik pohon.
Lisda yang baru saja mendengar suara itu, diam saja lalu kembali membaca bukunya. Mungkin ia sedang berhalusinasi, pikirnya. Lagian, dari tadi ia tidak melihat siapa-siapa di sini. Ah, sudahlah. Lupakan saja.
"BANG**T." Lagi-lagi suara itu kembali muncul.
Tunggu, sepertinya ini bukan halusinasi dari Lisda. Suara nya benar-benar nyata. Tapi, siapa dia? Dia sungguh menghancurkan ketenangan Lisda.
Lisda berniat mencari tahu siapa yang menimbulkan suara itu. Ia bangkit dari duduknya dan perlahan berjalan menuju balik pohon yang besar itu. Beberapa langkah lagi, gadis itu akan tahu, siapa pemilik suara itu. Tapi ....
"Aaaa."
Gadis itu menutup telinganya. Tidak, bukan dia yang berteriak. Tapi, sosok yang menimbulkan suara tadi.
"Lo siapa? Ngapain disini?" tanya orang itu menutupi bagian tubuhnya dengan tangan. "Lo mau ngapa-ngapain gu ...." ucapan nya terpotong.
Gadis itu mengernyit. "Dasar cowok gila." gumamnya.
Cowok itu menatap Lisda dengan teliti. Mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut. Sepertinya ia pernah melihat gadis ini, tapi dimana? Pikirnya.
Gadis itu membalikkan tubuhnya, berniat untuk pergi dari tempat itu. Tapi, belum sempat ia melangkah, cowok tadi kembali bersuara.
"Tunggu, lo cewek yang ada di Mall kemarin, kan?"
Lisda berbalik, menatap cowok aneh di hadapannya itu. Ia mengernyit bingung.
"Lo cewek yang udah nabrak gue sampe hp gue pecah." Cowok itu melangkah mendekati Lisda.
"Gara-gara lo, hp gue jadi rusak dan nggak bisa nyala lagi. Gara-gara lo, gue jadi kehilangan file berharga yang ada di hp gue. Gara-gara lo, gue jadi gagal ngejalanin misi gue. Dan gara-gara lo, gue semakin sulit ngedapetin apa yang gue cari. Perjuangan gue selama ini berakhir sia-sia dan ITU SEMUA GARA-GARA LO."
••••
Hallo:)
Semoga suka, ya🙂
Maaf, kalau ada kesalahan🙏Salam sayang🖤
ElmaThna
KAMU SEDANG MEMBACA
GALIS [ON GOING]
Teen Fiction•••• Ini cerita tentang seorang gadis yang menyukai kesunyian seperti gelapnya malam dan menginginkan ketenangan seperti air yang tidak disentuh. Tapi, takdir tidak mengijinkan ia untuk merasakan itu semua. Takdir malah mendatangkan orang-orang yan...