Gema namanya,seorang lelaki yang sedari kecil tidak pernah bahagia.Apa dunia terlalu kejam? atau mungkin Gema memang tidak pernah mencoba menikmati hidupnya.Jarum-jarum tajam yang sedari awal memang tidak pernah diusik olehnya,kini dengan tega menusuk bagian-bagian tersembunyi pada tubuh Gema.
Gema Nanta Aksara nama keren nan menawan yang diberikan oleh kedua orang tuanya,Iya orang tua Gema lah yang memberikan nama itu kepada dirinya,tapi mengapa Gema seakan tidak percaya kalau orang tuanya lah yang memberikan nama tersebut.Gema berpikir bukan mereka yang memberikan nama melainkan kakeknya.
Apa hanya nama yang mampu diberikan oleh sepasang kekasih yang memiliki satu anak itu? mengapa Gema tak diberikan kasih sayang juga? seperti anak-anak bahagia lainnya.Lantas dimana sekarang dua orang yang disebut ayah dan ibu itu? mengapa mereka tak pernah menampakkan dirinya kepada Gema? Apa mereka memang nyata atau mungkin hanya omong kosong belaka?
Gema sudah mulai muak dengan bualan kakek yang mengatakan. "Sabar ya Gema,mereka sedang sibuk bekerja." Rasanya Gema ingin muntah saja,setiap pagi Gema selalu menanyakan ayah dan ibunya,namun hanya jawaban itu yang keluar dari mulut kakek.Hingga Gema berpikir mungkin sudah saatnya ia tak menanyakan hal itu lagi pada kakek,dan tidak makin menambah dosa kakek karna selalu berbohong pada dirinya.
Yang Gema lakukan hanyalah duduk berdiam diri dan mulai berbicara pada diri sendiri,menangis dan mengadu pada diri sendiri.Namun satu hal yang tak dilakukan olehnya,sekalipun Gema tidak pernah tertawa,dirinya sendiri melarangnya untuk tertawa,padahal dirinya yg lain sangat ingin mendengar tawa dari mulut Gema.
Setiap hari Gema bertengkar dengan dirinya sendiri,hal yang diributkan olehnya selalu hal yang sama,antara bolehkah ia tertawa atau tidak.Gema berharap ada seseorang yang mampu mengeluarkan dirinya dari kebingungan yang sekarang sedang menganggu pikirannya.
Seiring berjalannya waktu Gema semakin beranjak remaja dan orang yang kabarnya tengah bekerja tidak pernah menampakkan wajahnya pada Gema.Gema sudah tidak mengambil pusing hal itu.Toh Gema mempunyai seseorang yang selalu menjaganya walaupun setiap hari orang itu selalu membohongi Gema.Gema hanya punya kakek.Tanpa kakek,Gema tak tau lagi harus apa.Setiap hari Gema selalu dihantui oleh kematian sang kakek,ketakukan akan kehilangan orang yang sangat dicintainya itu semakin menjadi-jadi saja.
Di Sekolah,Gema tidak mempunyai siapa-siapa ia mengurung diri,menutup dirinya untuk orang lain.Gema tidak punya semangat sedikitpun untuk bergaul,ia masih dibuat bingung oleh dirinya sendiri,dirinyalah yang melarang Gema untuk tidak bergaul dengan siapapun juga dan seperti biasa dirinya yang lain bertolak belakang dan menginginkan Gema memiliki teman.
Kebingungan demi kebingungan sangat membuat Gema kelelahan hingga akhirnya ia tak mempunyai waktu untuk menyusun masa depannya sendiri.Sebenarnya apa yang diinginkannya? gema seperti ditengah kegelapan dan berjalan sedikit demi sedikit menuju lorong kehancuran.Disana berdiri diri Gema yang lain,yang seolah-olah memanggilnya untuk masuk kedalam lorong tersebut.
Jarak antara dirinya dengan lorong tersebut sudah semakin dekat.Ia seakan ditarik oleh magnet kuat kedalam lorong itu.Sekarang yang Gema butuhkan hanyalah seseorang yang mampu menjadi kutub berbeda dari magnet yang menariknya.Namun siapa yang menjadi magnet itu? memangnya ada yang perduli pada dirinya,bahkan dirinya sendiripun tak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Tertawa (Revisi ✔)
Teen FictionAdakah tempat khusus untuk tertawa? Itulah yang selalu diminta oleh Gema.Walau keujung dunia sekalipun.