Power 33

16.9K 2.7K 488
                                    

Haechan merogoh kantongnya dan menemukan surat yang tadi diberikan Jungwoo padanya.

"Aku keluar dulu" Haechan meninggalkan teman-temannya. Kakinya melangkah menuju taman belakang rumah. Mendudukkan dirinya di salah satu bangku di sana.

Haechan membuka surat dari Jungwoo.

Hai, Haechan!
Maaf kalau kau menganggapku pengecut karena hanya berani menulis surat.

Aku ingin minta maaf karena pernah egois. Aku, mengambil Lucas darimu.

Haechan, aku bukan berasal dari keluarga bahagia. Ayahku seorang pemabuk, dan ia membunuh ibuku saat aku bahkan belum bisa mengucap kata mama.

Sejak kecil, hanya Lucas yang ingin berteman denganku, tidak menganggapku remeh seperti yang lainnya. Sialnya, aku malah jatuh cinta padanya.

Haechan, kau ingat saat kita bertemu di supermarket dulu? Saat aku bilang aku ingin membeli jajanan untuk Lucas, warnamu langsung berubah. Sejak itu, aku tau kau mencintai Lucas.

Aku pikir, aku bisa menjadi egois saat Lucas menyatakan perasaannya padaku. Pria bodoh itu hanya tidak tau perasaannya sendiri. Aku dan kau sama-sama punya tempat khusus di hatinya. Aku sebagai seorang saudara rapuh yang harus dilindungi, dan kau, sebagai sosok yang ia cintai.

Ia pikir, perasaan yang dirasakannya padaku, adalah rasa cinta. Dan aku menggunakan kesempatan itu untuk menghabiskan waktu dengannya.

Tapi, waktu itu, saat kami tidak sengaja menabrakmu, aku melihat warnamu tidak lagi sama seperti saat dulu kau melihat Lucas. Kau cemburu. Sejak itu, rasa egois ini berlahan menghilang. Aku tidak bisa bahagia di atas rasa sakit orang lain. Maafkan aku, Haechan.

Aku dan Lucas sudah berakhir. Aku sadar, kau yang menggenggam hatinya seutuhnya. Kumohon, jaga hatinya dengan baik. Jangan sakiti dia.

Haechan, minggu depan aku akan pindah sekolah. Jangan beritahu Lucas!

Aku ingin bertemu untuk yang terakhir kalinya denganmu.

Kalau kau mau, akhir minggu kita bisa pergi bersama. Temui aku minggu sore.

Sekali lagi,

Maaf.

Jungwoo



"Halo? Ada apa, Chanyeol?" Kai menjawab panggilan dari Chanyeol di depan teman-temannya. Kai membeku mendengar balasan Chanyeol di seberang sana. Ponselnya jatuh, tapi Kai tidak mempedulikannya.

"Kai, ada apa?" Kyungsoo menepuk bahu Kai, berusaha menyadarkan suaminya.

"Baekhyun" lirih Kai. "Dia sudah tiada"

Semua membeku mendengarnya. Pria manis dengan kekuatan cahaya itu sudah tiada?

Tanpa mereka sadari, Renjun yang awalnya ingin ke toilet, mendengar percakapan mereka. Pria mungil itu terdiam di ujung tangga.

Niat awalnya yang ingin ke toilet mendadak hilang. Pria mungil itu berlari kembali ke kamar. Membanting pintu lalu menutup wajah dengan bantal.

"Renjun? Ada apa?" Jeno menyentuh bahu Renjun.

"Hiks"

Mark mencoba membaca pikiran Renjun, tapi tidak berhasil. Pria mungil itu tidak dalam emosi yang stabil dan tanpa sadar memblokir kekuatan yang masuk ke dalam tubuhnya. Pria beralis camar itu memutuskan untuk turun ke bawah.

Power | Noren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang