Bab III (PERTEMUAN)

25 2 0
                                        

Aku tidak tahu apa yang menyebutku. Tapi sejak malam itu, suara itu tak berhenti menggema dalam diriku—bukan hanya di kepala, tapi jauh di dalam jiwa.

Di telapak tanganku, bekas luka itu terus berdenyut. Bukan luka biasa. Itu berbentuk naga. Kecil, samar, tapi nyata. Aku mencoba menyembunyikannya dari Chloe, tapi dia selalu tahu kapan aku sedang menyembunyikan sesuatu.

Setiap hari, aku merasakan tarikan tak terlihat. Seperti benang tak kelihatan yang ingin membawaku pergi ke tempat tertentu. Dan tempat itu... ada di puncak gunung itu.

Chloe menatapku dengan matanya yang biru jernih. Dia belum tahu semuanya. Aku belum siap memberitahunya.

"Apa kamu baik-baik saja?" tanyanya pelan saat kami duduk di bawah pohon tua di belakang rumah Thorne.

Aku mengangguk. "Hanya mimpi buruk lagi."

Dia diam sejenak, lalu menyandarkan kepalanya di bahuku. "Kalau kamu punya rahasia, kamu bisa cerita kok. Aku akan tetap percaya pada kamu."

Aku menatap langit. Langit biru yang terlalu bersih. Terlalu tenang. Tapi di dalam diriku, badai bergolak.

Dua tahun berlalu. Aku kini berusia tujuh tahun. Dunia ini berbeda dari yang kukenal. Di sini, sihir bukan dongeng. Ia adalah perjanjian antara manusia dan entitas yang hidup di balik tirai waktu .

Eldira Veyra adalah salah satu dari Tujuh Penjaga Cahaya Pudar — penyihir legendaris yang jarang muncul di hadapan manusia biasa. Ia mengajariku dasar-dasar sihir, tapi aku kesulitan. Aku belum memiliki pintu jiwa yang bisa membuka hubungan dengan spirit .

Spirit tidak datang begitu saja padaku. Ia seperti enggan menyentuh jiwa yang sudah rusak.

Sementara itu, Chloe berkembang pesat. Di usianya yang keenam, ia sudah membuka dua pintu jiwa secara alami. Eldira bilang itu sangat langka. Tapi Chloe bukan hanya berbakat. Ia juga baik. Selalu berusaha membantuku ketika aku gagal.

Thorne melatihku dalam seni pedang dan kekuatan tubuh. Ia bilang Jejak Jiwa yang aku miliki unik. Berbeda dari ksatria biasa. Tapi ia tidak menjelaskan kenapa.

Ia hanya berkata,

"Ada jiwa yang lahir dengan api. Ada yang harus mencuri api itu. Tapi kamu... kamu adalah jiwa yang dibawa oleh api itu sendiri."

Aku tidak mengerti. Tapi kata-katanya membuatku gelisah.

Suatu malam, suara itu kembali.

Aku bangun dengan napas tersengal. Tubuhku basah oleh keringat. Simbol naga di tanganku panas. Seperti membakar.

Chloe terbangun karena aku bergerak gelisah. "Grey? Kamu mimpi apa?"

Aku menatapnya. "Bukan mimpi. Suara itu... dia nyata."

Chloe mengerutkan kening. "Suara apa?"

Aku tidak menjawab. Aku turun dari tempat tidur, perlahan membuka jendela, dan melompat keluar. Aku tahu Chloe akan mengikutiku. Dia selalu mengikutiku.

Kami berjalan diam-diam melalui hutan, menuju kaki gunung. Udara malam dingin menusuk kulit. Angin berbisik seperti orang tua yang marah.

"Grey... aku takut," bisik Chloe, menggenggam ujung bajuku erat.

Aku menepuk tangannya. "Jangan takut. Aku di sini."

Kami sampai di kaki gunung. Di sana, sebuah celah batu membuka jalan ke dalam gua yang gelap dan sunyi. Aku bisa merasakan sesuatu di dalam sana. Sesuatu yang menunggu.

Chloe menyalakan bola cahaya kecil di telapak tangannya. "Ini tempat apa?"

Aku tidak menjawab. Kaki ini bergerak sendiri. Seperti digerakkan oleh kekuatan lain.

Kami masuk.

Di dalam, udara dingin menusuk tulang. Dinding gua dipenuhi ukiran kuno. Simbol-simbol yang tidak aku mengerti, tapi membuat dadaku berdebar.

Kami menemukan sebuah pintu besar. Aku dorong. Pintu itu terbuka dengan suara berderak.

Di dalamnya, ruangan besar. Di tengahnya, sebuah altar batu. Di atasnya, sebuah telur.

Chloe mendekatiku. "Telur...?"

Aku tidak menjawab. Jantungku berdetak keras. Aku tahu ini bukan telur biasa.

Lalu, suara itu kembali.

"Akhirnya... kau datang."

Itu bukan suara manusia. Itu suara yang tidak memiliki waktu. Yang sudah ada sebelum waktu.

Aku melihat ke sekeliling. Tidak ada siapa-siapa.

Tapi aku tahu. Aku tidak sendirian.

Dan aku tahu, aku baru saja memasuki sesuatu yang tidak bisa kutinggalkan.

GreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang