9. Mengobrak-abrik Ig 🎈

45 10 0
                                    

Katanya kan usaha bakal membuahkan hasil. Lah gue usaha yang membuah usaha, kan capek coy.

_Islania Cut Putro_

Jam dinding kamar kos Nia sudah menunjukkan pukul 23.11 tapi tak membuat Nia kantuk. Nia masih saja fokus memperhatikan ponselnya dengan sesekali berdecak sendiri.

Anyelir yang sedang berbaring di samping Nia menjadi bergedik sendiri, takut tiba-tiba sahabatnya dirasuki Syaiton karena sedari tadi Nia berdecak kesal sendiri dengan ponselnya. Anyelir yang memasang mode was-was langsung menyambar bantal di sampingnya dan melemparkannya ke arah Nia.

Puk

Tepat sasaran bantal itu tepat mendarat di kepala Nia. Nia mengambil brutal bantal dan menatap tajam ke arah Anyelir yang sedang menyegir.

"ANYE—"

"Shutt, malam!" peringat Anyelir yang membuat Nia bungkam dan kembali menggerutu.

"Lo sih, sakit muka gue nih," kesal Nia dengan menggembungkan pipinya karena kesal.

"Salah lo sendiri. Udah kaya orang gila," jawab Anyelir enteng dan kembali merebahkan tubuhnya.

"Enak aja! Lo yang gila." Nia melempar bantal yang berada di tangannya dan sayang lemparannya tidak mendarat tepat karena sudah di tangkap oleh Anyelir.

"Kalo bukan gila, apa namanya? Marah-marah sendiri, gerutu sendiri, decak sendiri. Bukan gila namanya itu?" sungut Anyelir juga ikut kesal.

Nia berdecak dan kembali menatap ponselnya dan memperlihatkan kepada Anyelir.

"Lo liat, gue hampir stres nyari Ig dia doang." Nia memperlihatkan akun Ig yang bernama Rian yang tentunya tidak sedikit.

Anyelir menepuk jidatnya sendiri, ternyata itu yang membuat Nia seperti orang gila? Anyelir rasa Nia benar-benar akan gila jika terus begini.

"Lo gila ya? Lo kira Rian itu satu?" saskras Anyelir kesal.

"Iya gue tau, gue tau manusia nama Rian bukan satu. Tapi kan gue gak tau nama panjang dia," jawab Nia lemah dan ikut merebahkan tubuhnya.

"Nia, gue tau rasa yang lo alamin sekarang. Dan sebagai sahabat lo gue bilang ini, gak baik mengejar seseorang tapi alangkah baiknya kalo lo kejar cinta Allah, buat apa lo kejar dia mati-matian tapi Allah gak takdirin lo sama dia. Mending lo sekarang tidur berdoa untuk kedua orang tua lo dan bahagiain orang tua dulu.

Gue gak masalah lo suka sama lawan jenis, itu artinya kan lo normal. Lo juga boleh berusaha buat dapetin dia, tapi masih dalam wajar. Ngerti? Buka gini lo obrak-abrik Ig. Terus seandainya lo Nemu Ig dia, mau ngapain? Lo follow? Bakal di follback gak? Ig aja gak di follback apalagi perasaan kan, ya? Daripada lo habisin waktu yang bakal terbuang sia-sia. Lebih baik lo berdoa sekarang, minta yang terbaik. Udah itu lebih terjamin karena kita minta kepada sang kuasa." Setelah mengucapkan itu Anyelir menatap Nia tulus.

Dirinya menasehati bukan karena apa, dirinya sendiri sudah mengalami sakit karena salah berharap. Anyelir hanya tidak mau jika Nia juga harus merasakan sakit sepertinya.

Nia mencerna semua perkataan Anyelir dan menundukkan kepalanya, seketika akal sehatnya kembali.

"Thanks Nyir. Bener kata lo mending gue tikung di sepertiga malam," jawab Nia kembali tertawa.

Almet Biru Story (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang